Penggunaan Antibiotik pada Ibu Hamil dan Pentingnya Pencegahan Resistensi Antimikroba


Proses penyembuhan suatu penyakit erat kaitannya dengan obat, dan tidak dipungkiri antimikroba menjadi salah satu pilihan obat yang digunakan masyarakat secara luas, karena dipercaya selalu memberikan efek kesembuhan. Salah satu kelompok masyarakat tersebut adalah ibu hamil. Perlu kita ketahui bahwa ibu hamil mengalami perubahan fisiologis dalam tubuhnya, perubahan ini menyebabkan peningkatan laju filtrasi glomerulus, volume total tubuh, dan curah jantung. Sistem kekebalan tubuh juga mengalami perubahan, sehingga lebih mudah terjangkit penyakit. Beberapa penyakit yang sering muncul pada masa kehamilan antara lain anemia, infeksi saluran kemih, hipertensi, diabetes melitus gestasional, infeksi saluran pernapasan, dan bahkan infeksi serius lainnya yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin dalam kandungannya.

Selama kehamilan, janin mendapatkan oksigen dan nutrisi melalui organ yang disebut plasenta. Di situasi tertentu, plasenta dapat membantu melindungi janin dari infeksi ketika berada di dalam rahim. Jika ibu hamil terserang infeksi, plasenta akanmembantu melindungi janin dari infeksi tersebut. Salah satu contoh kondisi pada ibu hamil yang tidak memerlukan penggunaan antimikroba adalah ketika ibu hamil mengalami flu biasa atau kondisi ringan lainnya. Ibu hamil dapat melakukan perawatan diri seperti: mandi dengan air hangat, menggunakan uap air panas pada hidung yang tersumbat ketika flu, penggunaan semprotan hidung dan berkumur dengan larutan yang mengandung garam non yodium (WebMD, 2021). Selain itu diperlukan tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi dengan mencuci tangan secara teratur, menyiapkan makanan secara higienis, dan menghindari kontak dekat dengan orang sakit (WHO, 2020).

Namun ada kalanya ibu hamil juga membutuhkan terapi atau pengobatan karena jika infeksi tidak diobati dapat menyebabkan persalinan dini, kematian bayi baru lahir, atau masalah pada organ bayi. Salah satu terapi yang digunakan adalah pemberian antimikroba. Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi (WHO,2020).. Akan tetapi tidak semua antimikroba aman untuk ibu hamil dan janinnya, karena beberapa antimikroba dapat melewati sawar darah plasenta dan mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan (WebMD, 2021). Maka ketika ibu hamil mengonsumsi antimikroba, harus diperhitungkan rasio resiko manfaat bagi kesehatan ibu dan janin dikandungannya dengan cara penyesuaian dosis dan monitoring serta pengkajian yang tepat (Brandon, 2015).

Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan ketika pemberian antimikroba pada ibu hamil, antara lain: menghindari penggunaan antimikroba pada trimester pertama, pengecekan laboratorium untuk mengonfirmasi jenis infeksi mikroba, pemberian dosis antimikroba sekecil mungkin, pemberian antimikroba dalam waktu singkat dan efektif, serta penggunaan hanya satu jenis antimikroba (WebMD, 2021). Menurut reviewpenggunaan antimikroba pada ibu hamil oleh Brandon (2015), rata-rata 1 dari 4 ibu hamil akan diresepkan antimikroba. Beberapa jenis antimikroba yang aman untuk masa kehamilah antara lain: penisilin, ampisilin, klindamisin, metronidazole (untuk trimester 2 dan 3), dan eritromisin. Sedangkan, beberapa jenis antimikroba yang tidak aman selama masa kehamilan antara lain: tetrasiklin, sulfonamida, fluorokuinolon, streptomisin, kanamisin, dan aminoglikosida (WebMD, 2021).

Beberapa contoh resiko yang ditimbulkan dari penggunaan antimikroba selama masa kehamilan antara lain gangguanperkembangan tulang dan menghitamkan gigi bayi yang sedang berkembang yang disebabkan oleh penggunaan antimikroba golongan tetrasiklin. Tetrasiklin tidak dianjurkan untuk digunakan setelah minggu kelima masa kehamilan. Contoh lainnya yaitu antimikroba golongan sulfonamida dapat menimbulkan gangguan pada jantung, bibir sumbing, dan penyakit kuning. Sulfonamida umumnya dihindari selama trimester pertama kehamilan dan menjelang waktu persalinan (Mayo Clinic, 2021).

Penggunaan antimikroba yang tidak tepat pada ibu hamil dapat membahayakan janin serta berkontribusi pada terjadinya resistensi antimikroba. Hal ini dikarenakan penggunaan antimikroba terkadang dihentikan ketika sudah mulai merasa lebih baik atau sembuh.  Akan tetapi pengobatan sampai selesai diperlukan untuk membunuh mikroba penyebab penyakit.Kegagalan pengobatan antimikroba yang tidak sampai selesai dapat mengakibatkan meningkatnya penyebaran sifat resisten antimikroba khususnya mikroba yang berbahaya, Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan antimikroba sampai habis (WebMD, 2021).

Menurut WHO 2020, resistensi antimikroba merupakan salah satu ancaman terbesar dan mendesak bagi dunia kesehatan saat ini karena dapat berdampak pada peningkatan lama tinggal pasien rawat inap, biaya pengobatan, dan berujung pada peningkatan kematian bagi siapapun pada semua rentang usiadan di mana pun. Resistensi antimikroba terjadi secara alamiah, tetapi penggunaan antimikroba yang salah dapat mempercepat proses resistensi tersebut.

Resistensi mikroba terjadi karena mikroba telah berubah dalam beberapa cara sehingga bakteri tidak dapat dieradikasi oleh antimikroba. Setiap mikroba yang mampu bertahan dari pengobatan antimikroba dapat berkembang biak dan meneruskan sifat resistennya. Sehingga ketika mikroba yang sudah resisten tersebut menginfeksi, infeksi menjadi sulit untuk diobati. Oleh sebab itulah ketepatan penggunaan antimikroba menjadi penting karena mempengaruhi seberapa cepat dan sejauh mana resistensi terjadi (Mayo Clinic, 2021).

Dengan adanya resistensi antimikroba, beberapa obat yang dulunya merupakan lini pertama pengobatan suatu infeksi, sekarang menjadi kurang efektif atau tidak bekerja sama sekali. Sehingga dipilihlah terapi lini kedua bahkan lini ketiga untuk pengobatan. Ketika antimikroba tidak lagi berpengaruh pada jenis mikroba tertentu, mikroba tersebut dikatakan resisten antimikroba (Mayo Clinic, 2020).

Pencegahan resistensi antimikroba merupakan tanggungjawab dari seluruh pihak, sehingga perlu adanya upaya bersama dalam pengendalian antimikroba. Dokter dapat berperan dalam penegakan diagnosa pasien dan peresepan antimikroba. Apoteker dapat berperan dalam skrining peresepan antimikroba, seperti pengecekkan administratif resep, dari kelengkapan identitas dokter dan pasien, pengecekkan dosis antimikroba yang rasional, penyampaian informasi yang jelas dan lengkap kepada pasien terkait cara minum obat, aturan minum obat, edukasi pemakaian antimikroba sampai habis. Selain itu apoteker juga bertanggung jawab dalam pemantauan dan evaluasi pemakaian antimikroba. Di samping itu, apoteker dan dokter dapat berkolaborasi dan bersinergi untuk menentukan pilihan terapi antimikroba yang tepat berdasarkan diagnosa dari dokter. Penegakan peraturan perundang-undangan sepertiPeraturan Menteri Kesehatan RI nomer 2406 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik juga perlu diterapkan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Tak lupa, masyarakat juga memiliki peran yang tidak kalah penting dalam pengendalian antimikroba. Masyarakat harus berperan aktif untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan lengkap terkait antimikroba yang didapatkan. Hal yang terpenting adalah perubahan mindset bahwa tidak semua penyakit akan sembuh hanya dengan antimikroba.

Oleh karena itu marilah kita dukung optimalisasi penggunaan antimikroba dan peningkatan kesadaran serta pemahaman akan dampak resistensi antimikroba. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran resistensi antimikroba antara lain, penggunaanantimikroba yang hanya berdasarkan peresepan dari dokter, tidak menggunakan antimikroba jika memang tidak diperlukan, serta mengikuti saran petugas kesehatan saat menggunakan antimikroba misalnya tepat waktu dan durasi pengobatan. Antimikroba tidak diperbolehkan untuk dibagi kepada orang lain ataupun menggunakan antimikroba sisa dari orang lain. Mari kita berlaku bijak dalam setiap penggunaan antimikroba.

Oleh :

Apt. Cornelia Melinda, S.Farm, Apt. Margaretha Wulan K, S.Farm, Apt. Dias Rosari L, S.Farm

Sumber:

Brandon, et al, 2015, A Review of Antibiotics Use in Pregnancy, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26598097/

WHO, 2020, Antibiotic Resistance, https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/antibioticresistance

WebMD, 2021, Is It Save to Take Antibiotics While Pregnant,https://www.webmd.com/baby/safe-to-take-antibiotics-while-pregnant#1

Mayo Clinic, 2020, Antibiotics: Are You Misusing Them,https://www.mayoclinic.org/healthylifestyle/consumer-health/in-depth/antibiotics/art-20045720?pg=2

Mayo Clinic, 2021, Is It Safe to Take Antibiotic DuringPregnancy, https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/antibiotics-and-pregnancy/faq-20058542.

Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 2406 tahun 2011.

 

Info Pelayanan :
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 1 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Senin – Minggu, pk 07.00 – 20.00 WIB

Kehujanan Tapi Tidak Sakit? Inilah 3 Tips Yang Harus Dilakukan

Musim hujan telah tiba, kadang saat pulang kerja, hujan datang, terkadang tak bisa menghindari guyuran hujan dan kita kehujanan sampai di rumah.  Sebagian orang masih percaya bahwa hujan membuat orang sakit. Sesungguhnya bukan hujan atau basah yang membuat kita sakit, tapi kedinginan yang lama (hipotermi) akibat hujan atau basah yang membuat daya tahan tubuh kita drops dan mudah jatuh  sakit. Apalagi tubuh kita tidak fit sebelumnya (punya riwayat makan tak teratur, kurang tidur /istirahat dan kurang gerak /olahraga, terlebih pikiran sedang stress).

Kedinginan dan air hujan yang bercampur dengan debu /kotoran, membuat kita mudah menderita influenza dan infeksi saluran pernafasan atas, sakit pencernaan (diare) dan sakit kulit, belum jika terjadi genangan air sampai dengan banjir, seperti demam berdarah, leptospirosis, kolera, thypoid, dll.

 

Inilah 3 Tips/cara yang harus dilakukan setelah kehujanan:

  1. Segera mandi yang bersih dengan air hangat dari rambut kepala sampai dengan ujung jari tangan dan kaki dan Keringkan tubuh
  2. Kehangatan tubuh tetap dijaga dengan cara sebagai berikut:
  • Memakai pakaian panjang yang hangat, syall leher, topi, jika perlu tambah kaos kaki dan tangan serta memakai selimut jika diperlukan
  • Makan dan minuman yang hangat serta cukup banyak seperti susu, teh, jahe, dll atau makan yang berkuah dengan soup hangat seperti soto, bakso, rawon dll
  • Usahakan streching untuk membuat otot bergerak dan sirkulasi hangat
  • Hindari kipas angin langsung, Air condition atau makan minuman yang dingin seperti es dan air e3. Kalau diperlukan berikan vaksinansi influenza  1 tahun / sekali bagi yang belum vaksin dan pemberian ekstra vitamin C dan D baik tablet atau injeksi

Memang seperti kata pepatah, lebih baik sedia payung (jas hujan) sebelum hujan, merencanakan dan mengantisipasi kejadiaan yang tak terduga agar semakin sehat dan tak mudah sakit.

Apa beda antara kehujanan dan hujan-hujan.

Anak : “Bu, tadi saya kehujanan di jalan”

Ibu    : “Nak, apakah saat mulai hujan, kamu menepi di jalan dan memakai payung atau jas hujan?”

Anak : “Tidak, Bu, tanggung di jalan, hampir sampai di rumah”

Ibu    :  “Kalau begitu itu bukan kehujanan tapi hujan-hujan”

“Cepat mandi, keringkan tubuh, makan minum yang hangat, dan minum vitamin, ya nak “

Anak  : “ Terima kasih, bu”

 

Artikel ini ditulis oleh: dr. Tandean Arif Wibowo, MPH

(Dokter Umum – Medical Check Up – Home Care  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan Dosen Pembimbing di STIKES RS Panti Rapih)

 

Info Pelayanan :
Klinik Medical Check Up Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 1 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Senin – Sabtu, pk 07.00 – 14.00 WIB
Hari Minggu atau tanggal merah tutup
WA : 08112945893

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store

 

Rating untuk artikel/halaman ini : [mr_rating_result]

Kesehatan Anak Paska Pandemi COVID-19

Selama dua dekade terakhir, epidemiologi kesehatan anak global telah berubah secara signifikan, termasuk dalam kesejahteraan anak. Ketika semua negara berusaha membangun kembali saat pulih dari ganasnya pandemi COVID-19, diperlukan evolusi substansial dalam berbagai program, untuk memenuhi kebutuhan kesehatan anak yang berubah. Apa yang harus berubah?

Pola kematian dan penyakit pada masa anak berubah secara dramatis. Tren menunjukkan bahwa kematian yang dapat dicegah sekarang tertinggi pada periode bayi baru lahir. Namun demikian, sebnarnya pneumonia, diare dan malaria yang diperparah oleh malnutrisi, masih juga terus berdampak besar pada anak balita. Ini terutama terjadi di antara populasi yang paling terpinggirkan di wilayah Afrika sub-Sahara, di mana populasi anak justru diperkirakan akan tumbuh dalam beberapa dekade mendatang.

Di beberapa negara kematian pada remaja (15-19 tahun) justru meningkat karena kecelakaan lalu lintas di jalan raya, kekerasan fisik, dan melukai diri sendiri. Peningkatan jumlah anak dan remaja yang masih bertahan hidup, banyak yang dipengaruhi oleh kejadian cedera, gangguan perkembangan, penyakit tidak menular dan kesehatan mental yang buruk. Kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan remaja dengan cepat meningkat, sehingga banyak negara menghadapi beban ganda malnutrisi, baik berupa kekurangan maupun kelebihan gizi.

Tantangan ini cenderung diperparah oleh pergeseran demografis. Peningkatan jumlah anak yang tinggal di pusat kota pada tahun-tahun mendatang, membatasi kesempatan untuk mendapatkan udara bersih dan beraktivitas fisik, sehingga menyebabkan tekanan serius pada berbagai fasilitas layanan kesehatan di daerah, apabila tanpa intervensi khusus. Kesehatan dan kesejahteraan anak dan remaja harus menjadi pusat upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030. Dunia perlu mengubah orientasi program untuk mencapai SDG (reframing child and adolescent health for the SDG era).

Negara hanya dapat berkembang dan makmur jika negara berinvestasi untuk anak dan remaja, dan mengoptimalkan dukungan dalam momen penting pembentukan kesehatan anak di masa depan, dengan menggunakan apa yang disebut pendekatan alur kehidupan (lifecourse approach). Dengan pemikiran ini, meningkatkan kesehatan anak tidak boleh lagi hanya dianggap semata-mata sebagai masalah sektor kesehatan. Kebijakan, layanan, dan edukasi harus ditempatkan sebagai bagian dari solusi oleh pemerintah dan masyarakat, untuk mendorong agenda kesehatan anak dan remaja global, regional dan nasional.

Hampir satu tahun setelah COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi, peningkatan luar biasa terlihat pada pembalikan risiko kelangsungan hidup anak dan remaja. Kerangka Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang diadopsi pada tahun 2015, memang telah mencakup pendekatan holistik untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja, tetap masih relevan setelah pandemi COVID-19 berakhir, tetapi perlu penajaman fokus.

Kerangka kerja tersebut dahulu disusun berdasarkan tren tingkat makro, sehingga saat ini membutuhkan perubahan besar dalam paradigma tentang kesehatan anak dan remaja. Hal ini memerlukan peralihan dari fokus (shift in thinking) yang sebelumnya hanya tentang kelangsungan hidup anak di bawah 5 tahun, menjadi keterkaitan kesehatan ibu, bayi baru lahir, anak dan remaja, dengan pemahaman tentang bagaimana alur kehidupan manusia, tidak hanya pada masa dini, tetapi harus berlanjut sepanjang kehidupan anak hingga dewasa.

Perubahan demografi dan beban penyakit telah memaksa setiap negara harus memperkuat sistem kesehatannya, agar lebih responsif terhadap perubahan kebutuhan anak dan remaja. WHO dan UNICEF telah memulai upaya untuk mengarahkan kembali strategi kesehatan anak, mengalihkan perhatian ke perspektif alur kehidupan (life course perspective), dan menjauh dari fokus eksklusif sebelumnya, yaitu hanya terkait kelangsungan hidup bayi dan anak di bawah 5 tahun.

Prinsip pemrograman ulang (redesign) kesehatan anak, berupa program kesehatan anak dan remaja, serta implementasi kebijakannya yang harus mengikuti pendekatan alur kehidupan (life course perspective), yang didasarkan pada data tentang epidemiologi penyakit terbaru. Pemrograman ulang ini termasuk memastikan layanan kesehatan prakonsepsi yang baik, layanan kesehatan ibu hamil, serta intervensi medis yang berkualitas tinggi untuk anak sampai remaja, yang berusia 0 hingga 19 tahun.

Program baru harus berdasarkan hak dan adil (rights based and equitable), sehingga intervensi dan layanan medis penting harus disediakan untuk semua anak, di mana pun mereka tinggal. Selain itu, program harus mencakup layanan terpadu yang berpusat pada keluarga, anak, dan remaja, dalam bentuk mempromosikan kesehatan, pertumbuhan, dan kesejahteraan. Implementasinya meliputi pembentukan ketahanan atau imunitas, mencegah pajanan terhadap penyakit dan komplikasi selanjutnya, dan meminimalkan kerentanan atau faktor risiko sakit, dengan mempertimbangkan kebutuhan personal anak dan remaja.

Masyarakat dan keluarga harus diberdayakan untuk berpartisipasi dalam perancangan kebijakan pada anak dan remaja, untuk penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas, paska pandemi COVID-19.

Sudahkah Anda terlibat membantu?

Artikel ini ditulis oleh:

DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A

(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

 

Sumber: https://dokterwikan.com/\

Info Pelayanan :
Klinik Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store

3 Tips Agar Anak 6-12 Tahun Siap Vaksin COVID-19

Anak usia 6-12 tahun perlu di suntik vaksin COVID-19, di samping memberikan kekebalan terhadap diri anak juga melindungi  penularan pada orang dewasa yang rentan dan orang lanjut usia yang belum atau tidak bisa di vaksin COVID-19. Rencana pemerintah akan mengadakan vaksinasi  untuk anak di awal tahun 2022. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dari pemberian vaksin Covid-19 pada anak. Dan juga masih ada waktu mempersiapkan diri beberapa hari atau bulan ke depan.  Maka diharapkan keluarga atau orang tua mengetahui 3 Tips ini, yaitu:

  1. Menjaga kondisi fisik dan psikis anak agar selalu sehat

Buatlah kebiasaan dan disiplin yang baik,  dengan cara;

  • Anak mendapatkan makan minum yang sehat dan bergizi seimbang
  • Mengatur pola istirahat /tidur dan aktivitas gerak /olah raga yang baik
  • Mengajak rileks dan bergembira bersama keluarga di rumah
  • Mengajar kebersihan diri (mandi, cuci tangan, memotong kuku, rambut) dan kebersihan lingkungan – menjaga tempat tetap bersih (membuang sampah pada tempatnya, menyapu dan membersihkan kamar masing-masing)
  • Memberikan pengetahuan dan pemahaman versi anak, tentang apa itu penyakit COVID-19 bagi anak dan keluarga dan teman teman sekolahnya

 

  1. Mengobati dan mengendalikan sakit, agar cepat sembuh, stabil dan tidak kambuh

Beberapa anak mungkin kurang beruntung, karena sampai hari ini masih dalam perawatan karena sakitnya, dan mungkin juga memerlukan waktu pengobatan yang lebih panjang.

Buatlah kebiasaan dan dsiplin yang baik, dengan cara;

  • Tataplah, peluklah dan sapalah, serta monitoring kesehatannya setiap hari
  • Lakukan pemeriksaan rutin (kontrol teratur) dan deteksi dini saat tidak kambuh
  • Konsultasikan keluhan yang semakin bertambah dan keluhan baru yang muncul dan mengganggu ke dokter keluarga atau dokter spesialis anak yang memberi obat rutin

 

  1. Lengkapi pemberian vaksin dasar dahulu, juga boosternya, dan berikan vaksin pendamping untuk menjaga stamina tubuh anak menjadi lebih kuat, di samping mencegah penyakit oleh vaksin tersebut  dan nanti saat akan divaksin COVID-19, anak tak dalam keadaan sakit

Catatan :

Vaksin pendamping ( vaksin influenza, pneumonia, thypoid, dengue, dll)

Beri jarak 28 hari  sebelum disuntik dengan vaksin COVID-19

 

2 November 2021, IDAI ( Ikatan Dokter Anak Indonesia) sudah mengeluarkan rekomendasi pemberian vaksin Covid-19 pada usia 6 tahun ke atas. Mari kita dukung dan sukseskan pemberian vaksin Covid-19 pada anak agar anak kita terlindungi, keluarga terlindungi, teman sekolah dan masyarakat sekolah terlindungi, masyarakat dan negara menjadi lebih sehat.

 

 

Artikel ini ditulis oleh:

dr. Tandean Arif Wibowo, MPH

(Dokter Umum – Medical Check Up – Home Care  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan Dosen Pembimbing di STIKES RS Panti Rapih)

 

Next : CARA DAN ALUR VAKSIN COVID-19 ANAK  DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH

 

Info Pelayanan :
Klinik Medical Check Up Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 1 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Senin – Sabtu, pk 07.00 – 14.00 WIB
Hari Minggu atau tanggal merah tutup
WA : 08112945893

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store

 

Cara Agar Tetap Sehat di Musim Hujan, Inilah 5 Tips Menjaga Stamina Tubuh

Musim hujan telah tiba, hampir selalu ada di sepanjang hari di akhir-akhir ini, bisa pagi, siang dan malam. Hujan memberikan kesejukan pada saat terik, tetapi hujan yang sering, acapkali membuat tubuh kita kehilangan stamina. Kita mudah menjadi flu karena kedinginan akibat air hujan yang membasahi tubuh kita, tubuh kita sensitif terhadap perubahan suhu.

Inilah beberapa penyakit yang sering ditimbulkan oleh air hujan

  1. Flu atau influenza (batuk, pilek disertai pusing atau panas)
  2. Gangguan pencernaan (kembung, mual, mulas, muntah dan diare)
  3. Demam berdarah (nyamuk aedes aegypti suka berkembang di genangan air hujan)
  4. Penyakit kulit (genangan air di tanah, memyebabkan infeksi kulit terutama di kaki)
  5. Leptospirosis (bercampurnya kotoran sapi, kuda terutama tikus dengan genangan air)
  6. Demam Thypoid dan Hepatitis (sanitasi dan kontaminasi dengan air hujan yang tak bersih)
  7. Asma Bronchiale  (tercetus oleh alergi dingin dan lendir batuk yang banyak)

Apalagi jika ditambah dengan keadaan banjir, air tergenang dalam waktu yang cukup lama, akan lebih banyak penyakit yang muncul.

5 tips yang perlu dicermati adalah :

  1.  Jaga tubuh agar tetap hangat dan tidak basah /dingin
  • Membawa payung atau jas hujan, juga pakaian pengganti saat perkiraan cuaca atau langit tampak mendung, saat akan keluar dari rumah
  • Buatlah tubuh tetap hangat, dengan meminum air hangat seperti, teh, susu, coklat, wedang uwuh, jahe, sekoteng, dan lain-lain, jika perlu makan makanan yang mengandung kuah /soup yang hangat
  • Gunakan pakaian rangkap /jaket, syal leher atau selimut, penutup kepala ataupun kaos kaki untuk membuat tubuh tetap hangat
  • Matikan AC atau  kipas angin jika tak diperlukan dan jendela ditutup ventilasinya
  • Oleskan dengan kream atau balsem penghangat pada dada, perut, punggung atau tubuh yang kedinginan, bisa juga dengan memberikan kompres hangat dari bantalan air atau listrik
  1.  Konsumsi makanan yang bersih, sehat, bergizi dan seimbang
  • Makanlah makanan yang kaya nutrisi seperti banyak serat dan vitamin
  • Minumlah cairan yang cukup, biasanya hawa dingin membuat malas minum
  • Mencuci bahan makanan dengan benar, terutama jika basah kena air hujan
  • Hindari jajan sembarangan di warung yang mempunyai sanitasi yang tak bersih karena bercampur dengan air hujan
  1.  Olah raga dan istirahat teratur
  • Luangkan waktu untuk tetap olah raga rutin, minimal streching agar tubuh tetap hangat, sirkulasi darah dan otot tetap terjaga. Jika hujan bisa dilakukan di dalam rumah
  • Tidur atau istirahat yang cukup akan membuat tubuh cepat recovery dari pekerjaan di awal hari sehingga esok hari tubuh menjadi lebih segar dan bugar
  1.  Jaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Segeralah mandi jika habis basah kuyup terkena air hujan. Mandilah yang bersih dengan air hangat
  • Seringlah cuci tangan dengan baik dan benar dengan sabun dan air mengalir. Lakukan sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah ke toilet dan setelah memegang alat /bahan /benda yang dipegang bersama-sama
  • Lakukan gerakan 3M rutin dengan Menguras dan Menutup bak air serta Menimbun barang bekas atau benda yang memungkinkan menampung genangan air agar tidak dipakai untuk berkembang biak nyamuk, jaga agar kaki kita tidak menginjak genangan air di rumah
  1.  Perkuat imunitas dengan penambahan suplemen vitamin serta vaksin
  • Jika diperlukan untuk menjaga dan menambah stamina, dapat dilakukan pemberian tambahan vitamin C tablet atau pemberian suntikan vitamin C berkala. Harapannya tubuh tetap fit dan sistem imun lebih meningkat sehingga tidak mudah sakit
  • Pemberian vaksin influenza perlu dipikirkan juga, jika tubuh mudah rentan terhadap influenza. Vaksin ini bisa diberikan pada anak-anak sampai orang tua

Rumah Sakit Panti Rapih melayani pemberian suntikan vitamin C dan pemberian Vaksin Influenza di Klinik Vaksinasi COVID atau di klinik Medical Check Up. Hubungi 0274 514845 ext 1125.

Artikel ini ditulis oleh:

dr. Tandean Arif Wibowo, MPH

(Dokter Umum – Medical Check Up – Home Care  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan Dosen Pembimbing di STIKES RS Panti Rapih)

Info Pelayanan :
Klinik Medical Check Up Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 1 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Senin – Sabtu, pk 07.00 – 14.00 WIB
Hari Minggu atau tanggal merah tutup
WA : 08112945893

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store

Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi

1. Apa masalah kesehatan mental terbanyak yang dikeluhkan saat pandemi?

Gangguan Cemas, Depresi dan Trauma

2. Kapan kita musti aware terhadap kesehatan mental?

Kesadaran tentang kesehatan mental sejak dari sedini mungkin. Kesehatan mental wajib dijaga oleh semua usia dari anak sampai lansia. Tiada kesehatan tanpa sehat jiwa

3. Bagaimana tips menjaga kesehatan mental dalam menghadapi pandemi?

  • Jaga kesehatan jasmani dengan kecukupan tidur, gizi seimbang, olahraga dan aktivitas fisik
  • Batasi asupan berita dan bijak memilah informasi
  • Berinteraksi dan komunikasi dengan keluarga dan sahabat
  • Melakukan relaksasi, meditasi dan berbagai kegiatan yang menyenangkan seperti hobi
  • Menghindari kebiasaan buruk seperti konsumsi rokok, alkohol atau penggunaan zat adiktif lainnya
  • Berusaha tetap berpikir positif dan bersyukur dalam menghadapi situasi saat ini.
  • Mencari bantuan pendampingan profesional kesehatan mental seperti Psikiater dan atau Psikolog

Klik link berikut: https://www.instagram.com/tv/CU1KxmVhONC/

Artikel ini ditulis oleh:

dr. Sak Liung, Sp.KJ

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiatri) Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

Info Pelayanan :
Klinik Psikiatri Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 5 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store

 

Tips Menjaga Kesehatan Pencernaan Generasi Milenial

1. Mengapa banyak pemuda/pemudi yang mengeluhkan masalah pencernaan?
Masalah pencernaan merupakan salah satu gejala yang paling sering dikeluhkan oleh para pemuda dan pemudi kita saat datang untuk periksa ke rumah sakit maupun klinik ataupun yang mungkin anda rasakan saat ini. Mulai dari mual, muntah, perut terasa kembung, diare, nyeri perut sampai susah untuk BAB atau konstipasi.
Banyak hal yang dapat menyebabkan hal tersebut mulai dari gangguan pada organ pencernaan seperti lambung karena tingkat asam lambung yang tinggi (atau biasa kita bilang dengan sakit maag) yg dapat disebabkan karena makan tidak teratur, makan terlalu pedas atau asam yang jika tidak tertangani dapat menyebabkan adanya perlukaan pada lambung atau usus, gangguan yang disebabkan oleh infeksi bakteri ataupun yang lainnya (yang disebabkan oleh kebersihan makanan atau higienitas yang kurang baik), adanya masalah pada organ di perut serta pencernaan lain yang perlu di evaluasi lebih lanjut (seperti nyeri perut hebat dibagian tertentu, susah BAB, BAB darah) yang dapat disebabkan karena adanya tumor atau lainnya, serta yang saat ini banyak dibahas juga adalah gangguan cemas atau anxiety yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan  yang pada akhirnya akan mengganggu produktivitas kita.

 

2. Hal apa yang perlu dilakukan pemuda/pemudi agar terhindar dari masalah pencernaan?
Seperti yang sudah kita bahas diatas, untuk mencegah terjadinya masalah dalam pencernaan bisa kita lakukan dengan menjaga kebersihan dengan melakukan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) , salah satu contohnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, dan memastikan makanan yang akan kita makan tersebut terjaga kebersihannya
Olahraga dan melakukan gaya hidup yang sehat, seperti makan tepat waktu, makan tidak terlalu banyak (tentunya jika kita makan terlalu banyak selain menyebabkan masalah pada pencernaan hal tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan lain dikemudian hari), menghindari makanan yang dapat menyebabkan alergi atau rasa kurang nyaman seperti terlalu pedas dan terlalu asam. Selalu berpikiran positif, dan memeriksakan dirii jika sekiranya terdapat gejala yang tidak kunjung membaik dan jika terdapat gejala seperti BAB darah, kesulitan BAB, nyeri yang tidak tertahankan pada daerah perut.

 

3. Bagaimana pemeriksaan medis yang dapat dilakukan terkait pencernaan?

Untuk menegakkan diagnosis yang tepat dan baik, diperlukan beberapa pemeriksaan terkait kondisi dan gejala yang dirasakan, maka dalam pemeriksaan inilah juga diperlukan kejujuran dari pasien untuk memberikan informasi terkait kondisi atau gejala yang dirasakan agar dokter dapat menegakkan diagnosis dan tatalaksana secara tepat. Selain dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, untuk membantu menunjang dalam penegakan diagnosis juga dapat dilakukan pemeriksaan laboraturium yang sesuai dengan kecurigaan dasar penyakitnya, seperti cek darah (untuk mengetahui apakah ada infeksi atau suatu kelainan lain), pemeriksaan Endoskopi untuk melihat langsung dibagian saluran pencernaan, atau radiologi seperi USG dan CT scan abdomen untuk melihat apakah ada kelainan dari anatomy saluran cerna.

Setelah serangkaian pemeriksaan tersebut maka akan didapatkan diagnosis dan dilakukan tatalaksana atau pengobatan dari penyakit tersebut dan semuanya itu dapat dilakukan di RS Panti Rapih lhoo.

Seperti itu serangkaian tahapan mulai keluhan dan proses tatalaksana atau pengobatannya sampai akhirnya pasien sembuh dan dapat melakukan aktivitasnya dengan baik.
Yukkk jangan takut dan periksakan diri kamu sekarang dan ceritakan segala keluh kesah kamu ke RS Panti Rapih seperti layaknya sahabat, karena RS Panti Rapih Sahabat Untuk Hidup Sehat.

Klik link berikut ini :  di https://www.instagram.com/p/CVj-Sm-Dr5e/

 

 

Artikel ini ditulis oleh:

  I Dewa Gde Rainey Chrisananta Putra

Dokter Umum Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

 

 

Info Pelayanan :
Klinik Umum Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 1 Gedung Onder De Bogen
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store

Asi Eksklusif

Hampir seluruh dunia mengakui bahwa ASI merupakan makanan yang paling tepat bagi bayi, tidak ada satu susu formula buatan manusia manapun yang sanggup menggantikan semua keunggulan ASI. Bahkan Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan UNICEF merekomendasikan ASI Eksklusif merupakan gizi terbaik dan sumber makanan utama yang paling sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan.

ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan). Jika sebagian besar bayi usia 0-6 bulan hanya diberikan ASI maka diperkirakan paling sedikit 1,2 juta nyawa anak dapat diselamatkan setiap tahunnya.

Manfaat

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa Menyusu Eksklusif selama 6 bulan terbukti memberikan risiko yang lebih kecil terhadap: berbagai penyakit infeksi (diare, infeksi saluran napas, infeksi telinga, pneumonia, infeksi saluran kemih) penyakit lainnya (obesitas, diabetes, alergi, penyakit inflamasi saluran cerna, kanker) di kemudian hari meningkatkan kekebalan tubuh memenuhi seluruh asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi makanan ‘terlengkap’ selama 6 bulan pertama kehidupannya.

Faktor-faktor pendukung keberhasilan pemberian ASI Eksklusif memiliki niat dan motivasi yang kuat untuk menyusui selama 6 bulan penuh memiliki keyakinan dan percaya diri bahwa ASI ibu sangat cukup konsultasi laktasi (kontak ASI) sedini mungkin dalam masa kehamilan, melahirkan dan menyusui pentingnya dukungan petugas kesehatan, suami dan keluarga melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) menyusui sesering mungkin tanpa dijadwal rawat gabung: Ibu dan bayi dirawat dalam 1 kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali indikasi medis. Bayi tidak diberi dot atau empeng.

 

Posisi menyusui
Ciptakan suasana yang tenang dengan posisi yang nyaman dalam proses menyusui

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Salah satu dari sepuluh langkah menuju keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
Kedekatan interaksi ibu dan bayi dalam 30 menit pertama kelahiran bayi
Sesaat setelah bayi lahir, bayi ditengkurapkan di dada ibu
Biarkan dengan kemampuan alaminya bayi akan memulai menyusu dengan merangkak di dada ibu dan menemukan sendiri payudara ibu dan mengambil minum pertama dengan kemampuan sendiri

Pelekatan yang BENAR menjadi kunci sukses menyusui Eksklusif

1. Muka bayi menengadah/melihat ibu. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
2. Perut/dada bayi menempel pada dada ibu
3. Seluruh badan bayi menghadap badan ibu, telinga, lengan dan leher bayi berada pada garis lurus. Ibu menopang bagian bahu dan belakang bayi, tidak hanya kepala

Pelekatan yang TIDAK BENAR menjadi kunci kegagalan menyusui Eksklusif

1. Hanya puting susu yang berada dimulut bayi (menyebabkan puting lecet), areola masih tampak lebih banyak di luar, dagu bayi tidak melekat ke payudara
2. Mulut bayi tidak terbuka lebar, bibir bawah terputar ke dalam
3. Sebagian besar saluran ASI masih berada di luar mulut bayi, lidah di dalam sehingga tidak dapat menekan saluran ASI untuk memerah ASI
4. Jika bayi minum dengan botol/dot, maka akan cenderung menyusu pada puting – ngempeng ( bingung puting’)

 

Info Pelayanan :
Klinik Laktasi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Senin – Sabtu, pk 08.00 – 12.00 WIB
Hari Minggu atau tanggal merah tutup

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store

Rating untuk artikel/halaman ini : [mr_rating_result]

Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan (mulai dari hidung sampai paru-paru) yang berlangsung sampai 14 hari, dan timbul dalam gejala batuk, pilek dan panas.

Penyebab ISPA

  • Tertular pasien lain
  • Kurang gizi
  • Lingkungan yang kurang sehat
  • Kurangnya daya tahan tubuh
  • Kurangnya sirkulasi udara di dalam rumah

Tanda dan Gejala

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala
  • Batuk-batuk
  • Bersin-bersin
  • Lemah, letih

Klasifikasi

1. Ringan :
– Batuk
– Pilek
– Demam

2. Sedang :
– Batuk
– Pilek
– Demam
– Sesak nafas

3. Berat :
– Batuk
– Pilek
– Tarikan dinding dada

Komplikasi

  • Bila mengenai ginjal menyebabkan infeksi ginjal
  • Bila mengenai jantung menyebabkan infeksi otot jantung
  • Bila mengenai otak menyebabkan radang selaput otak
  • Bila mengenai telinga menyebabkan infeksi pada telinga

Pencegahan

  • Menjauhkan anak dari penderita batuk
  • Memberikan makanan bergizi setiap hari
  • Jagalah kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan anak

 

Info Pelayanan :
Klinik Paru Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 6 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store

Rating untuk artikel/halaman ini : [mr_rating_result]

Nephrolithiasis (Batu Ginjal)

Merupakan suatu kondisi terbentuknya batu di ginjal. Batu tersebut terbentuk oleh karena tingginya kandungan mineral dan garam di urin. Batu ginjal bermula dari batu kecil dan dapat membesar seiring berjalannya waktu dengan faktor resiko yang ada. Batu ginjal dapat menetap di ginjal, tetapi dapat turun melalui ureter hingga ke kandung kemih dan dapat ikut keluar bersama urin melalui uretra. Tetapi beberapa kondisi yang menyebabkan gejala pada pasien adalah pada batu yang menyumbat saluran urin dan menghambat aliran urin. Batu yang paling banyak ditemui adalah batu kalsium (80%).

Penyebab Batu Ginjal

Volume urin sedikit –> penanda kurangnya air dalam tubuh adalah urin sedikit serta berwarna keruh dan pekat.

Pola makan –> konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi dapat meningkatkan resiko pembentukan batu. Konsumsi tinggi protein hewani juga dapat meningkatkan pembentukan kalsium oksalat dan asam urat sehingga mempermudah pembentukan batu.

Obesitas –> meningkatkan keasaman darah sehingga meningkatkan resiko pembentukan batu.

Gejala

  • Kondisi medis tertentu –> kelainan pada kelenjar paratiroid dapat menyebabkan peningkatan kalsium darah dan urin
  • Nyeri tajam pada daerah punggung belakang dan pinggang samping.
  • Nyeri hilang timbul
  • Perasaan ingin berkemih meningkat
  • Sensasi perih atau tidak nyaman saat berkemih
  • Warna urin menjadi pekat, kadang merah karena adanya kandungan darah

Medikasi

Terapi pada batu ginjal bervariasi tergantung dari jenis batu dan tingkat keparahan dari gejala yang dikeluhkan oleh pasien. Terapi dapat berupa obat-obatan, dan juga terapi pembedahan. Terapi obat-obat ditujukan untuk meredakan nyeri dan merelaksasi otot-otot saluran kemih.

Terapi bedah diindikasikan bila batu gagal dibuang oleh tubuh, batu terlalu besar untuk melewati saluran kencing, batu mempengaruhi kinerja ginjal.

Pencegahan

  • Minum cukup air agar air dalam tubuh tercukupi sehingga meminimalkan terjadinya pembentukan batu
  • Kurangi garam dalam masakan. Mengurangi garam dapat mengurangi kadar dalam kalsium di urin sehingga dapat mengurangi terjadinya pembentukan batu
  • Kurangi mengkonsumsi daging, dengan mengurangi konsumsi daging maka akan mengurangi pembentukan asam oksalat dan cystine sehingga risiko pembentuk batu menurun
  • Mengkonsumsi sejumlah kalsium yang disarankan dokter/ahli gizi

 

Info Pelayanan :
Klinik Bedah Urologi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)