Kiat Memantau Tumbuh Kembang Buah Hati

Betapa bahagianya bila kita menjadi orang tua, yang memiliki buah hati yang sehat, ceria dan berprestasi. Tentulah tidak mudah menjaganya dan membuat buah hati kita seperti itu. Setiap orang tua ditemani oleh dokter anak selalu mengusahakan agar anak-anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi genetiknya. Potensi genetik seorang anak masih bisa dikembangkan. Jika potensi genetik tersebut sudah sesuai dengan usia tumbuh-kembangnya, hal itu sudah sangat bagus. Usaha kita untuk memberikan stimulasi pada anak supaya tetap tumbuh dan berkembang juga memiliki peran yang penting. Namun kita juga tidak boleh berharap secara berlebihan pada buah hati kita, supaya anak tersebut tetap bisa menikmati masa kecilnya.

Apakah yang disebut pertumbuhan?
Pertumbuhan terjadi karena bertambahnya jumlah dan ukuran sel, sehingga terjadi penambahan tinggi dan berat anak. Semua ada ukuran normalnya. Bisa dilihat pada kurva BB (berat badan) dan kurva TB (tinggi badan) untuk mengetahui normal dan tidaknya ukuran BB dan TB anak. Contoh sederhana kurva ini banyak dicantumkan di KMS. Kurva lingkar kepala penting untuk mengetahui apakah kepala bayi itu macrocefal / lebih besar daripada ukuran normal, mesocefal / normal ataupun microcefali/lebih kecil daripada ukuran normal, yang semua itu punya nilai klinis.

Apakah itu perkembangan?
Perkembangan adalah suatu keadaan yang tidak ada ukurannya seperti BB atau TB, tapi bisa dinilai dengan milestone yaitu, ā€œkepandaian tertentu di usia tertentuā€. Dalam perkembangannya, bayi akan mencapai kepandaian tertentu. Meskipun tidak sama pada semua bayi, umumnya pada suatu rentang usia, bayi-bayi akan mencapai milestone tertentu. Sebagai orang tua, sebagai dokter anak harus selalu berorientasi tumbuh kembang yang optimal dalam mengelola, merawat, mendidik anak-anak. Menjadi tugas para orang tua untuk mengusahakannya. Maka para orang tua harus selalu mengikuti tiap perkembangan dan pertumbuhan buah hatinya, disela-sela kesibukannya.

Tips mudah untuk ibu dalam mendampingi buah hati supaya tumbuh kembang optimal:
1. Menimbang BB anak tiap bulan
2. Bawa KMS selalu
3. Tanyakan mengenai laju pertumbuhannya pada dokter yang menangani
4. Mintalah penilaian pada umur-umur kunci milestone pada dokter yang menangani
5. Berikan imunisasi sesuai dengan rekomendasi IDAI
6. Berobat di saat sakit, jangan lupa tanyakan mengenai kegawatan apa yang dapat terjadi pada penyakit seperti yang diderita anak saat ini. Bagaimana mewaspadai terjadinya hal tersebut, sekaligus cara mengatasi atau mencegahnya

Di Rumah Sakit Panti Rapih terdapat layanan untuk anak yaitu, Klinik Anak Sehat dan Klinik Anak Sakit dalam mendampingi para orang tua mengoptimalkan buah hati.

Artikel ini ditulis oleh:
dr. Anastasia Ratnaningsih, Sp.A.
(Dokter Spesialis AnakĀ Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Klinik Tumbuh Kembang
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Apakah Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) Itu?

ESWL merupakan teknologi canggih penatalaksanaan batu saluran kemih. ESWL merupakan prosedur yang non-invasif, sehingga banyak digunakan dan bersifat relatif lebih aman. Efek pemecahan batu memberikan hasil yang efektif pada 80-86% kasus batu simple. ESWL bekerja melalui transmisi energi ke batu melalui jaringan hingga batu dihancurleburkan sehingga fragmen-fragmen batu dapat keluar spontan bersamaan dengan kencing.

Kriteria Batu yang dapat dilakukan dengan ESWL

  • Batu ginjal simple dengan stone burden <2 cm. Batu yang berukuran lebih dari 2 cm kurang ideal untuk ESWL karena klirens turun dari 90% untuk batu 1 cm menjadi 63%, sehingga ESWL perlu diulangi. Angka risiko mengalami kolik juga lebih besar pad ESWL batu ginjal yang berukuran lebih dari 2 cm.
  • Batu ureter dengan diameter <1 cm. Pada batu ureter 1/3 bagian atas, dapat dilakukan manipulasi pendorongan batu ke ginjal dan selanjutnya di lakukan ESWL. Bilamana manipulasi ini gagal, dilakukan ESWL in situ. ESWL in situ dapat dipertimbangkan jika penderita menginginkan anestesi yang minimal dan mau menerima tindakan ESWL ulang bila mana masih ada sisa batu.

Faktor-Faktor Penyebab Batu Ginjal
– Obesitas. Obesitas akan mengurangi daya transmisi energi ke batu, sehingga mengurangi daya fragmentasi batu
– Kelainan pembekuan darah (bila belum dikoreksi)
– Obstruksi saluran kemih di sebelah distal (bawah) batu
– Infeksi saluran kemih yang aktif atau sepsis
– Kehamilan
– Aneurisma aorta atau arteri renalis
– Batu cystine atau brushite (kontraindikasi relatif)

Persiapan Pasien Sebelum dilakukan Tindakan ESWL
Pasien ESWL dengan batu relatif kecil tidak perlu rawat inap.

Apakah dengan “ditembak” dengan ESWL akan Terasa Sakit?
Sebelum tindakan akan diberikan obat pengurang rasa sakit. Umumnya selama tindakan akan merasa sedikit sakit. Tindakan penembakan batu kurang lebih sekitar 30 menit.

Apakah Gejala Batu Ginjal?
Batu ginjal tidak selalu menimbulkan rasa sakit kecuali batu yang masuk ke saluran ureter bisa menimbulkan sakit pinggang yang sangat hebat dan sering disertai mual, muntah, dan perut terasa kembung. Kadang-kadangĀ  dalam air seni terdapat darah dan kencing terasa sakit. Ada juga penderita batu ginjal yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Link terkait :
https://pantirapih.or.id/rspr/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswl/

https://pantirapih.or.id/rspr/operasi-pengangkatan-batu-ginjal-minim-sayatan-dengan-metode-pcnl-percutaneous-nephrolithotomy-di-rs-panti-rapih/

Informasi Pelayanan :
Klinik Bedah Urologi
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

Operasi Pengangkatan Batu Ginjal Minim Sayatan dengan Metode PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy) di RS Panti Rapih

Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) adalah operasi batu ginjal dengan sayatan kecil untuk mengangkat batu ginjal yang berukuran lebih dari 2 cm atau tidak bisa diatasi dengan metode ESWL maupun sistoskopi dan ureteroskopi.

Prosedur ini juga dilakukan jika batu ginjal sudah menyebabkan terjadinya infeksi pada ginjal atau nyeri parah yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.

PCNL menggunakan alat yang disebut nefroskop yaitu, instrumen berupa selang berkamera di ujungnya. Alat ini dimasukkan langsung ke ginjal melalui sayatan kecil yang dibuat oleh dokter di punggung pasien.

Prosedur PCNL dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
– Nephrolithotomy yaitu, mengangkat dan mengeluarkan batu dalam kondisi utuh.
– Nephrolithotripsy yaitu, memecahkan batu menggunakan laser atau gelombang suara, kemudian batu ginjal didorong keluar menggunakan mesin.

Setelah operasi, penderita perlu menjalani rawat inap di rumah sakit selama setidaknya 1–2 hari.

Informasi Pelayanan :
Klinik Bedah Urologi
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Bersahabat dengan Diabetes Mellitus dengan Pengaturan Makan yang Tepat

Saat ini masyarakat sudah sering mendengar tentang penyakit Diabetes Melitus (DM) yang memang prevalensinya di Indonesia mulai meningkat.

Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang akibat dari peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan. Di Indonesia penyandang DM tipe I sangat jarang. Kasus DM tipe 1 mempunyai latar belakang berupa kurangnya insulin secara absolut akibat proses autoimun. Lain halnya dengan DM tipe 2 yang meliputi lebih 90% dari semua populasi diabetes. Pada tipe ini umumnya mempunyai latar belakang kelainan berupa resistensi insulin.

Banyak pasien yang telah terdiagnosis diabetes tidak mengetahui apa yang harus dilakukan agar diabetes ini terkelola dengan baik dan kualitas hidup tetap terjaga. Yang banyak terjadi adalah pasien hanya mengandalkan sepenuhnya pada obat berkhasiat hipoglikemik, tanpa memperhatikan pilar lain yang juga berpengaruh
pada pengelolaan DM. Menurut konsensus PERKENI (Perhimpunan Endokrinologi Indonesia) tahun 2006, penanganan diabetes terdiri dari 4 pilar utama yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, obat berkhasiat hipoglikemi, dan penyuluhan/edukasi.

Bagaimana merencanakan makan bagi diabetisi (penderita diabetes mellitus)?
Untuk merencanakan makan pada diabetisi, pasien dapat berkonsultasi gizi dengan ahli gizi yang mereka temui. Ahli Gizi akan memandu pasien mengatur makanan sesuai dengan kebutuhan gizi masing-masing individu. Sebelum merencanakan makan bagi diabetisi, pasien harus mengetahui tujuan dari perencanaan makan pada diabetisi. Tujuan dari perencanaan makan ini adalah mengendalikan atau mengatur kadar gula darah dan lipida darah pada kondisi normal sehingga dapat menghindari atau mengurangi resiko terjadinya komplikasi kronis, mendapatkan dan mempertahankan berat badan normal/ideal, dan mengusahakan status gizi yang baik. Ada 3 prinsip dalam merencanakan makan pada diabetisi yang biasa disebut prinsip tepat 3J yaitu, tepat Jadwal, tepat Jumlah, dan tepat Jenis.

1. Tepat Jadwal
Jadwal makan harus teratur yang terdiri dari 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan / cemilan dengan interval/ jarak waktu sekitar 3 jam. Jadwal makan ini
dapat bersifat fleksibel disesuaikan dengan kebiasaan pasien sehari-harinya.

2. Tepat Jumlah
Jumlah makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan energi masing-masing.

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan energi adalah :
1) Jenis kelamin
Kebutuhan kalori basal untuk wanita adalah 25 kcal/kg BBI (berat badan ideal) dan untuk pria 30 kcal/kg BBI.
2) Umur
Ada penurunan kebutuhan kalori dari kalori basal sesuai umur,
yaitu umur 40-59 tahun dikurangi 5%, 60-69 tahun dikurangi 10%, dan ≄ 70 tahun dikurangi 20% dari kalori basal.
3) Aktivitas fisik atau pekerjaan
Ada penambahan kebutuhan kalori dari kalori basal sesuai jenis aktivitas, yaitu :
• Keadaan istirahat, ditambah 10%
• Aktivitas ringan seperti pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga, ditambah 20%
• Aktivitas sedang seperti pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang tidak sedang perang, ditambah 30%
• Aktivitas berat seperti petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, ditambah 40%
• Sangat berat seperti tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan ditambah 50%
4) Kehamilan/menyusui
• Awal kehamilan ditambah 150 kcal/hari
• Pada trimester II dan III ditambah 350kcal/hari
• Menyusui ditambah 550 kcal/hari
5) Adanya komplikasi yang menyebabkan kenaikan suhu seperti demam memerlukan tambahan kalori sebesar 13% untuk setiap kenaikan suhu 1 derajat celsius.
6) Berat badan
Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambahan sekitar 20-30%. Untuk komposisi zat gizi dibagi menjadi 45-65 % dari karbohidrat, 10-20 % dari protein, dan 20-25% dari lemak.

3. Tepat Jenis
1) Jenis makanan yang dihindari adalah gula murni/sederhana seperti gula pasir (sukrosa), gula merah, gula aren, gula batu. Hindari juga makanan dan minuman yang dibuat dengan gula murni seperti selai, manisan, cake/bolu, wajik, sirup, susu kental manis, minuman mengandung gula. Sebagai pengganti gula murni dapat digunakan gula pengganti yang mengandung aspartam atau sukralose, tetapi penggunaannya tidak berlebihan.
Penggunaan gula murni sedikit dalam bumbu diperbolehkan yaitu tidak boleh lebih dari 5% energi.
2) Jenis makanan yang dibatasi seperti makanan pokok bisa bervariasi seperti nasi (lebih baik nasi beras tumbuk atau nasi beras merah karena kandungan serat tinggi), havermut, jagung rebus, roti gandum/bekatul, kentang, mie. Sumber karbohidrat ini dikonsumsi sesuai kebutuhan.
3) Pilih jenis cemilan atau selingan yang rendah kalori dan tinggi serat seperti cincau, camcau, agar-agar, puding, rumput laut, pisang rebus.
4) Sertakan rebusan sayuran dalam makanan seperti rebusan buncis, pare, labu siam atau sayur bening seperti terong, gambas/ oyong, karena tinggi serat larut airnya.
5) Pilih buah dan sayur yang mengandung air dan banyak serat seperti apel dan pear dengan kulitnya, jeruk dengan ampasnya, belimbing, melon, semangka (bagian putih dekat kulit disertakan, timun dan tomat.
6) Batasi asupan lemak dan kolesterol dengan membiasakan membuang lemak atau gajih pada daging sebelum dimasak. Gunakan minyak goreng dalam jumlah
terbatas dengan cara menghindari kebiasaan menggoreng makanan dengan minyak banyak tetapi biasakan memasak dengan cara menumis, memepes, mengukus,
merebus, dan memanggang. Setelah mengetahui prinsip 3 J tersebut, seorang diabetisi akan mudah menjalani diet DM. Tentu saja diabetisi masih harus rutin kontrol atau konsultasi gizi ulang mengenai diet yang sudah dijalankan. Melalui konsultasi gizi ini pasien dapat menjelaskan apa yang sudah dijalani dalam pengaturan diet ini, masalah apa yang timbul dalam menjalani diet ini, dan keberhasilan setelah menjalankan diet apakah sudah sesuai dengan tujuan dietnya. Ahli gizi akan mengevaluasi dan mendiskusikan kembali dengan pasien langkah atau komitmen selanjutnya agar masalah teratasi dan tujuan diet tercapai. Dengan pengaturan makan yang tepat, diabetisi akan lebih bersahabat dengan diabetesnya.

 

Artikel ini ditulis oleh:

E.Widi Risnawati, SST.
(Ahli Gizi RS Panti Rapih Yogyakarta)

Info Pelayanan :
Klinik Gizi RS Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Memahami Kejang pada Anak

Kejang Demam merupakan bentuk kejang akut, yang sering dijumpai. Kejang demam terjadi pada 2 – 4 % anak usia 6 bulan – 5 tahun. Kejadian kejang ini sering menakutkan bagi orang tua. Sebenarnya dalam 25 tahun terakhir diketahui bahwa kejang demam tidaklah menakutkan. Kejang Demam tidak berhubungan dengan adanya kerusakan otak dan hanya sebagian kecil saja yang akan berkembang menjadi epilepsi.

Kejang Demam adalah kejang yang disebabkan oleh kenaikan suhu tubuh minimal 37,8 derajat Celcius atau lebih dari 38,4 derajat Celcius tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit pada anak berusia 6 bulan – 5 tahun, dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya. Kejang demam diklasifikasikan sebagai Kejang Demam Kompleks bila bersifat fokal, berlangsung lama (>10 – 15 menit), atau berulang (> 1 kali serangan selama 24 jam demam). Sebaliknya Kejang Demam Sederhana adalah kejang yang berlangsung satu kali, singkat, dan bersifat umum. Anak dapat saja normal atau mempunyai kelainan neurologis. Anak biasanya berusia antara 6 bulan sampai 3 tahun dan paling sering pada usia 18 bulan. Bila kejang demam berlangsung terus sampai diatas usia 6 tahun atau pernah mengalami kejang tanpa demam maka dapat diklasifikasikan sebagai epilepsi.

Penyebab demam tersering pada anak-anak adalah infeksi saluran pernafasan, radang telinga, diare, infeksi saluran kemih, dll. Penyebab kejang demam tidak diketahui, faktor genetik memegang peranan penting. Menurut Berg et all, 24% anak yang menderita kejang demam, di keluarga dekatnya juga ada yang menderita kejang demam dan hanya 20% yang di keluarga dekatnya tidak menderita kejang demam.

Apakah kejang demam mempengaruhi kognitif ? Anak yang mengalami kejang demam jarang yang mengalami gangguan intelek dan belajar. IQ pada 42 anak dengan kejang demam tidak berbeda dengan saudara kandungnya (Ellenberg & Nelson). Tetapi kejang demam lama mengakibatkan IQ lebih rendah, dan kasus retardasi mental kali lebih sering terjadi bila diikuti kejang tanpa demam.

Faktor risiko berulangnya kejang demam, adalah (1) riwayat kejang dalam keluarga; (2) usia kurang dari 18 bulan; (3) temperatur tubuh saat kejang, dimana makin rendah temperatur saat kejang makin sering berulang; dan (4) lamanya kejang sebelum kejang.

Adapun faktor risiko terjadinya Epilepsi dikemudian hari adalah (1) sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologis atau perkembangan; (2) adanya riwayat kejang tanpa demam (epilepsi) pada orang tua atau saudara kandung; (3) kejang berlangsung > 15 menit atau fokal.

Pada umumnya kejang akan berlangsung singkat, kurang dari 5 menit, dan berhenti sendiri. Pengobatan saat kejang adalah suntikan diazepam intravena atau diazepam per rectal. Oleh karena demam merupakan pencetus terjadinya kejang, maka pencegahan kenaikan suhu tubuh adalah pendekatan yang utama. Pengobatan yang dianjurkan saat ini adalah pemberian antipiretik dan diazepam oral atau diazepam rectal pada saat demam diatas 38,5 derajat Celcius.

Pengobatan jangka panjang telah ditinggalkan akan tetapi pengobatan jangka panjang dapat dipertimbangkan pada keadaan pasien dengan kelainan neurologis yang menetap, kejang fokal, kejang demam sering berulang, atau tinggal jauh dari fasilitas kesehatan. Obat yang digunakan adalah fenobarbital atau asam valproat.

Serangan kejang sangat menakutkan bagi orangtua pasien, oleh karenanya edukasi dan dukungan empati yang cukup pada orang tua sangatlah diperlukan. Orang tua sebaiknya mengenali pada suhu berapa anak mulai kejang, menyediakan termometer pengukur suhu badan, obat penurun panas, dan obat penghenti kejang. Tindakan pada saat anak kejang perlu dipahami pada anak dan keluarga.

Kapan anak dibawa ke rumah sakit? Ketika kejang berlangsung lebih dari 10 menit, kejang fokal, kejang berulang dalam 24 jam, demam tinggi lebih dari 39 derajat Celcius, jenis kejang lain dari biasanya, atau setelah kejang berhenti anak menjadi tidak sadar.

Tips atasi kejang demam untuk orang tua, meliputi:
1. Segera beri penurun panas pada anak yang demam
2. Suhu tubuh normal adalah 36-37 derajat C
3. Dinyatakan demam apabila suhu melalui termometer ketika >37,2 derajat C, melalui mulut/telinga >37,8 derajat C dan melalui anus >38 derajat C
4. Kompres dengan air hangat
5. Jangan diselimuti dengan selimut yang tebal
6. Bila terjadi kejang jangan panik, segera longgarkan pakaiannya, buang semua yang menghambat saluran napas, miringkan posisi tubuh anak agar tidak tersedak,Ā  berikan obat antikejang yang disarankan dokter bila anak pernah riwayat kejang

Bila terjadi gangguan pada anak Anda segera konsultasi ke dokter Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

IGD Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Telepon : 0274 – 552118

Ada Apa dengan Cinta Tuberkulosis (TBC)?

MemperingatiĀ  Hari Tuberkulosis Sedunia setiap tanggal 24 Maret, saat dr Robert Koch mengumumkan Mycobacterium tuberculosis sebagai bakteri penyebab Tuberculosis

 

KENali dan penCegahANnya,

Semakin mengenali, memahami suatu penyakit dan bertindak mencegah suatu penyakit. Kita akan semakin mencintai tubuh kita dan disiplin merawat agar tetap sehat fisik dan bugar dalam beraktivitas dipekerjaan atau didalam keluarga.

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, terutama di saluran pernafasan paru-paru (TB Paru), tapi juga dapat di organ lainĀ  (TB ekstra paru) seperti usus, tulang, otak, sumsum tulang belakang atau di kelenjar. Penularannya melalui udara atau droplet (percikan cairan air ludah, bersin, batuk, berteriak yang mengandung bakteri) dan juga kontak benda disekitar pasien aktif yang terpercik droplet.

Gejala awal : (jika timbul gejala di bawah ini, segera konsultasi dengan dokter)

  1. Batuk terus menerus lebih dari 2 minggu
  2. Berkeringat terutama malam hari
  3. Demam hilang timbul lebih dari 3 minggu
  4. Nafsu makan berkurang dan berat badan semakin menurun drastis
  5. Gangguan pernafasan (nyeri dada dan sesak) dan pembesaran kelenjar getah bening
  6. Spesifik, jika batuk disertai darah
  7. Biasanya dengan pemberian obat batuk dan antibiotika lain oleh dokter tidak berkurang

Pencegahannya
Edukasi pendidikan (literasi) dan penyuluhan kesehatan untuk tetap hidup sehat dan bersih, deteksi dini dan vaksinasiĀ  serta pengobatan dini sebelum terlambat

Deteksi dini
Lakukan pemeriksaan Medical Check Up rutin pada saat sehat dan awal timbul gejala sakit

Pemeriksaan Medical Check Up untuk penyakit Tuberculosis :

– Pemeriksaan screening oleh dokterĀ  terutama Berat Badan, Tinggi badan
– Pemeriksaan tes kulit Mantoux atau tuberculin skin test
– Pemeriksaan darah rutin dan LED
– Pemeriksaan darah sero / imunologi Anti TB
– Pemeriksaan dahak BTA sputum atau kultur sputum TB
– Pemeriksaan dahak Gene Expert
– Pemeriksaan foto Rontgen Dada atau CT scan
– Pemeriksaan PCR TB dengan bahan Liquor Cerebro Spinal
– Pemeriksaan CitologiĀ  TB – Patologi Anatomi

Disamping anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain (laboratorium, radiologi, mikrobiologi, patologi anatomi) untuk menyingkirkan gejala yang mirip dengan Tuberkulosis, sehingga dapat diberikan pengobatan awal yang optimal.

Lakukan Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) segera pada saat masih bayi sampai usia 1 bulan.

Pencegahannya
Edukasi pendidikan dan penyuluhan kesehatan untuk tetap hidup sehat dan bersih, deteksi dini dan vaksinasi serta pengobatan dini sebelum terlambat.

Pencegahan secara umum,
–Ā  Tetap hidup sehat dengan gizi seimbang, aktivitas olah raga dan istirahat cukup
–Ā  Kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya (sirkulasi udara dan sinar matahari)
–Ā  Tetap laksanakan Protokol Kesehatan COVID-19 secara disiplin (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak)
–Ā  Etika batuk / bersin yang benar serta buang tisu penutup di tempatnya
–Ā  Tidak membuang dahak atau meludah di sembarang tempat
–Ā  Batasi kontak dengan pasien TB terutama kelompok rentan (anak, ibu hamil, lansia, dll)

Kisah selanjutnya dengan cinta dan menjaga serta merawat tubuh kita,Ā  kita akan semakin tetap sehat dan bugar serta mampu memutus rantai penularan Tuberkulosis di masyarakat.

Link terkait :
https://pantirapih.or.id/rspr/tbc-kebal-obat-mdr/

Artikel ini ditulis oleh:

dr. Tandean Arif Wibowo, MPH

(Dokter Umum – Medical Check Up – Home CareĀ Ā Rumah Sakit Panti Rapih YogyakartaĀ dan Dosen Pembimbing Manajemen Bencana STIKes Panti Rapih)

 

Medical Check Up RS Panti Rapih Yogyakarta
Senin – Sabtu pukul 07.00-14.00. Hari Minggu & Tgl Merah Tutup
Lantai 2 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Telepon : 0274-563333 ext 1125
WA : 08112945893

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

TBC Kebal Obat (MDR)

TB dan TB Kebal Obat (MDR)

1. TB (Tuberkulosis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberkulosis). Kuman ini bisa menyerang tubuh manusia terutama paru-paru. TB bukanlah penyakit turunan
2. TB MDR (Tuberkulosis Multidrug resistant) adalah TB yang disebabkan oleh kuman TB yang terlah berevolusi dan kebal terhadap obat-obatan

Gejala TB MDR

Gejala TB MDR sama dengan gejala TB biasa, namun kuman penyebabnya sudah kebal obat.
Batuk berdahak lebih dari 2 minggu, gejala lainnya:
1. Demam
2. Batuk darah
3. Nyeri di dada
4. Berkeringat di malam hari tanpa beraktivitas
5. Nafsu makan menurun
6. Berat badan menurun

“TB MDR bisa disembuhkan jika minum obat teratur sampai Tuntas”

Apa yang terjadi jika berhenti minum obat anti TB sebelum waktunya?

Kuman dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga pengobatan akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis obatnya berbeda. Kuman yang kebal obat dapat ditularkan kepada orang lain di sekitar penderita.

Bagaimana orang bisa sakit TB MDR?
1. Pengobatan TB biasa yang tidak tuntas
2. Tertular dari pasien TB MDR

Bagaimana mencegah TB?
1. Minumlah obat teratur, setelah 2 minggu minum obat, maka kuman tidak akan menularkan ke orang lain
2. Pasien TB harus menutup mulutnya sewaktu batuk dan bersin
3. Tidak membuang dahak disembarang tempat, tapi dibuang pada tempat khusus dan tertutup
4. Rumah tinggal harus mempunyai ventilasi udara yang baik agar sirkulasi udara lancar

Pencegahan Penularan TB MDR
1. Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau sapu tangan ketika batuk atau bersin, kemudian buanglah tisu di tempat sampah tertutup
2. Jangan membuang ludah dan dahak disembarang tempat
3. Gunakan air dan sabun untuk mencuci tangan Anda kemudian keringkan
4. Ketika kontak dengan orang lain, gunakan masker

Pengobatan TB MDR
1. Pengobatan diberikan pada orang yang terbukti TB MDR
2. Pengobatan diberikan di Sarana Pelayanan Kesehatan yang ditunjuk selama 18 – 24

Menelan Obat Harus Diawasi Petugas Kesehatan Setiap Hari
Efek samping dari Obat, meliputi:
1. Mual dan muntah
2. Pusing / sakit kepala
3. Diare
4. Nyeri otot dan tulang
5. Hilang napsu makan
6. Kesemutan sampai rasa terbakar di kaki
7. Warna kemerahan pada air seni

Bila Anda pasien TB, berobatlah sampai tuntas sesuai dengan anjuran dari Petugas Kesehatan. Bila Anda di diagnosis TB MDR, mulailah pengobatan dengan segera di Sarana Pelayanan khusus yang ditunjuk. Pengobatan TB MDR sampai tuntas adalah upaya yang paling baik bagi pasien untuk sembuh.

Klinik Paru Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 6 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Menjadi Lansia Sehat & Mandiri di Klinik Golden Care

Keberadaan lanjut usia (lansia) memegang peranan penting bagi pembangunan Indonesia. Hal ini mengingat bahwa salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup maka menyebabkan jumlah penduduk lansia semakin besar. Penduduk lansia sebagai modal pemerintah untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta menuntaskan target dan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia mengemukakan bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah penduduk lansia tahun 2013 sebesar 13,56% dari keseluruhan penduduk (BPS, 2013). Pemerintah mencatat Yogyakarta merupakan kota yang memiliki jumlah penduduk lanjut usia (lansia) tertinggi di Indonesia. Dari total penduduk di kota pelajar tersebut, diperkirakan, lansia mencapai 13,4 persen pada 2015, meningkat 14,7 persen (2020), dan 19,5 persen (2030). Besarnya jumlah penduduk lansia di Daerah Istimewa Yogyakarta perlu menjadi perhatian tersendiri, mengingat di satu sisi semakin meningkatnya penduduk lansia berarti kualitas hidup semakin baik seiring semakin baiknya akses untuk mendapatkan fasilitas kesehatan sehingga usia harapan hidup meningkat.

Berbagai upaya harus dipersiapkan oleh lansia sendiri maupun keluarganya agar ke depan lansia tetap sehat, aktif, mandiri, dan produktif. Kesiapan lansia untuk tetap peduli pada masa depan dapat dilihat dari 5 (lima) dimensi yaitu, dimensi fisik, psikologis, mental spiritual, sosial kemasyarakatan, dan pengembangan potensi. Keluarga memiliki peranan penting dalam membina kesiapan lansia untuk tetap peduli masa depan, harapannya agar terwujud kualitas keluarga yang sejahtera lahir dan batin. Rumah Sakit Panti Rapih sebagai rumah sakit yang terus berinovasi juga merasa perlu adanya pelayanan kesehatan terpadu yang secara khusus berorientasi kepada pasien-pasien lanjut usia. Menurut survey di RS 7,9% pasien RS Panti Rapih adalah pasien lansia.

Peningkatan populasi lansia ini juga berimbas pada pembentukan kebijakan Permenkes nomor 79 tahun 2014 untuk menyelenggarakan pelayanan geriatri terpadu di Rumah Sakit yang diberi nama Klinik Golden Care. Klinik ini didesain dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin yang bertujuan :

  1. Meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan dan keselamatan pasien lanjut usia di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
  2. Rumah Sakit memiliki regulasi pelayanan untuk lanjut usia secara terpadu sesuai dengan tingkat pelayanan lanjut usia tingkat sempurna
  3. Rumah Sakit Panti Rapih mampu menyediakan layanan lanjut usia terpadu dengan pendekatan multi disiplin yang bekerja sama secara interdisiplin
  4. Rumah Sakit Panti Rapih memberikan pelayanan secara bersahabat dengan lanjut usia di rawat jalan, rawat inap dan dimasyarakat
  5. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kepada lanjut usia secara terpadu

Golden Care diperuntukkan bagi sahabat sehat lansia. Golden Care menawarkan rangkaian pelayanan yang terpadu sebagai solusi bagi setiap gaya hidup lansia baik bagi lansia yang memiliki gaya hidup aktif dan dinamis, hingga yang memerlukan dukungan lebih. Golden Care didukung dengan ragam fasilitas yang lengkap untuk lansia.

Layanan Golden Care:

  • Pelayanan Spesialis Geriatri
  • Pelayanan Spesialis Rehabilitasi Medik
  • Pelayanan Spesialis Saraf
  • Pelayanan Psikiater
  • Pelayanan Ahli Gizi
  • Pelayanan Farmasi
  • Perawat
  • Pendampingan Sosial Spiritual
  • Laboratorium
  • Berkebun
  • Tempat istirahat
  • Rekreasi Bersama (Karaoke)
  • Perpustakaan
  • Makan & snack

Dari layanan tersebut di atas, dikemas menjadi dua layanan pokok yaitu, Day Care Lansia & Medical Check Up Lansia.

Link terkait:
https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-geriatri/

Informasi Pelayanan :
Klinik Golden Care & Home Care
Lantai 1 Gedung Lukas RS Panti Rapih Yogyakarta
0274-563333 ext 292
WA : 08112869710

ASI dan COVID-19

Menyusui (breastfeeding) adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak. Namun, hampir 2 dari 3 bayi tidak disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama yang direkomendasikan WHO dan UNICEF, cakupan yang belum membaik dalam 2 dekade terakhir, apalagi saat ini ada pandemi COVID-19.

ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi. Aman, bersih dan mengandung antibodi yang membantu melindungi dari banyak penyakit infeksi yang umum pada anak. ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupannya, dan ASI terus menyediakan hingga setengah atau lebih kebutuhan nutrisi anak selama paruh kedua tahun pertama, dan hingga sepertiga selama tahun kedua kehidupan.

Anak yang disusui secara eksklusif memiliki hasil lebih baik dalam tes kecerdasan, lebih kecil kemungkinannya untuk kelebihan berat badan atau obesitas,Ā dan kurang rentan terhadap diabetes di kemudian hari. Ibu yang menyusui secara eksklusif juga memiliki penurunan risiko kanker payudara dan ovarium.Ā Menyusui juga meningkatkan kesehatan ibu, meskipun ibu dan bayi tinggal di komunitas dengan zona merah laju penularan COVID-19.

Setelah melahirkan,Ā bayi sebaiknya tetap harus langsung ditaruh di dada ibu, agar terjadi kontak ā€˜skin-to-skin’ dan disusui secara dini, meskipun ibunya dipastikan atau diduga mengidap COVID-19. Perlekatan kulit-ke-kulit bayi dengan ibu segera setelah lahir dan berkelanjutan, termasuk perawatan metode kanguru, meningkatkan pengendalian suhu tubuh bayi baru lahir. Hal ini juga dikaitkan dengan peningkatan kelangsungan hidup pada bayi baru lahir, juga mampu mengurangi angka kematianĀ bayi.Ā Lebih banyak manfaat yang diperoleh dari proses kontak kulit-ke-kulit ibu dan bayi baru lahir, dibandingkan risiko buruknya. Selain itu, proses menyusui juga lebih besar manfaatnya daripada potensi risiko penularan COVID-19.

Ibu yang telah terkonfirmasi atau terduga COVID-19 seharusnya tetap dapat menyusui,Ā jika ingin melakukannya. Ibu harus menerapkan protokol kesehatan ketat. SeringĀ mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol,Ā terutama sebelum menyentuh bayi. Juga mengenakan masker medis selama kontak dengan bayi, termasuk saat menyusui. Menerapkan etika bersin atau batuk ke arah tisu, kemudian tisu segera dibuang dengan benar dan cuci tangan kembali. Bersihkan dan disinfeksi permukaan benda yang telah disentuh ibu secara rutin.Ā Penting untuk mengganti masker medis segera setelah menjadi lembab dan segera membuangnya. Masker tidak boleh digunakan kembali atau disentuh di bagian depan.

Jika seorang ibu yang dikonfirmasi atau diduga mengidap COVID-19 tidak memiliki masker medis, ibu tetap harus menyusui. Ibu dengan gejala terinfeksi COVID-19 memang disarankan untuk memakai masker medis, tetapi meskipun tidak memungkinkan, menyusui tetap harus dilanjutkan. Ibu harus mengikuti tindakan pencegahan infeksi lainnya, seperti mencuci tangan, membersihkan permukaanĀ benda yang disentuh, dan etika bersin atau batuk ke tisu.Ā Masker non-medis, misalnya masker buatan sendiri atau masker kain,Ā memang belum diteliti aspek keamanannya. Namun demikian, saat ini tidak mungkin untuk membuat rekomendasi untuk atau menentang penggunaannya.

Jika seorang ibuĀ tidak sehat untuk menyusui bayinyaĀ karena terinfeksi COVID-19 atau komplikasi lain, ibu tetapĀ harus didukung untuk memberikan ASI dengan aman kepada bayinya dengan cara yang memungkinkan, tersedia, dan dapat diterima oleh ibu. Dukungan ini dapat mencakupĀ pemberian ASI perah (ASIP) dan donor ASI.Ā Jika pemberian ASIP atau ASI donor tidak memungkinkan, maka pertimbangkan ditetekkan atau ā€˜wet nursing’, yaitu bayi ditetekkan padaĀ ibuĀ lain yang sedang menyusui bayinya. Kalau tidak memungkinkan juga, pilihan terakhir adalah pemberian susu formula bayi,Ā dengan prosedur awal memastikan bahwa hal itu layak, disiapkan dengan benar, aman dan berkelanjutan.

Setelah terpapar COVID-19, seorang ibu dapat mulai menyusui ketika ibu sudah merasa cukup sehat untuk melakukannya. Tidak ada interval waktu yang pasti, untuk menunggu setelah dikonfirmasi atau diduga COVID-19. Tidak ada bukti bahwa menyusui mengubah perjalanan klinis COVID-19 pada seorang ibu. Petugas kesehatan atau konselor menyusui harus mendukung ibu untuk menjalani program relaktasi, atau kembali memberikan ASI eksklusif.

Pada ibu yang terkonfirmasi atau dicurigai COVID-19, tetap lebih aman untuk meneteki dibandingkan memberikan susu formula pada bayinya.Ā Selalu ada risiko yang terkait dengan pemberian susu formula kepada bayi baru lahir dan bayi di semua situasi. Risiko medis yang terkait dengan pemberian susu formula bayi,Ā meningkat setiap kali kondisi di rumah dan masyarakat terganggu, seperti berkurangnya akses ke layanan medisĀ jika bayi menjadi tidak sehat, berkurangnya akses ke air bersih danĀ atau akses ke pasokan susu formula tidak terjamin, terjangkau dan berkelanjutan.

IbuĀ yang sedang menyusui bayi dapat menerima vaksin COVID-19 saat tersedia.Ā Tidak satu pun dari vaksin yang saat ini disetujui menggunakan virus hidup, jadi tidak ada risiko menularkan virus ke bayi melalui ASI.Ā Justru ada beberapa bukti bahwa, setelah vaksinasi antibodi ibu ditemukan dalam ASI, yang dapat membantu melindungi bayi dari COVID-19.

 

Sumber:Ā https://dokterwikan.com/

 

 

Artikel ini ditulis oleh:

DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A

(Dokter Spesialis AnakĀ Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Klinik Tumbuh Kembang
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

Hampir semua orang pernah mengalami nyeri tulang belakang (back pain), baik di leher, punggung maupun pinggang. Nyeri tulang belakang dapat merupakan gejala awal Hernia Nukleus Pulposus atau saraf terjepit. Hal ini pastilah sangat menganggu, bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman atau sakit, tapi juga menghambat produktivitas di kehidupan sehari-hari.

 

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau biasa dikenal masyarakat sebagai “saraf terjepit” adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran cakram tulang rawan penyekat antar badan ruas tulang belakang (annulus fibrosus) beserta nukleus pulposus di dalam cakram bergeser keluar dan langsung menekan saraf (radik spinalis). HNP dapat terjadi pada seluruh ruas tulang belakang kita mulai dari tulang leher, dada (jarang) sampai tulang pinggang (cervical, thorakal, lumbal). HNP paling sering terjadi di daerah punggung bawah atau pinggang yang disebut HNP lumbalis (90%), mengenai diskus invertebralis L5-S1 dan L4-L5. HNP di daerah punggung atas sampai leher jarang terjadi hanya sekitar 8% dari seluruh kasus HNP.

Gejala Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

Gejala HNP berbeda-beda tergantung lokasinya dan berat ringannya penjepitan. HNP di daerah leher menimbulkan gejala berupa nyeri saat leher digerakkan, nyeri leher atau di sekitar tulang belikat, dan nyeri yang menjalar ke arah bahu, lengan atas, lengan bawah dan jari-jari. Selain nyeri, juga dapat ditemukan rasa kesemutan dan tebal di daerah yang kurang lebih sama dengan rasa nyeri tersebut. Rasa nyeri pada HNP dapat bertambah dengan batuk, bersin atau mengejan. Pada HNP yang berat dapat dijumpai kelumpuhan anggota gerak. Gejala awal yang dirasakan kelemahan dalam menggenggam, selanjutnya kesulitan dalam mengangkat lengan misalnya mengancingkan baju atau saat menyisir rambut.

HNP di daerah punggung bawah atau pinggang, gejalanya menyerupai HNP leher. Rasa nyeri terasa di daerah pinggang, pantat dan menjalar ke arah betis dan kaki. Seringkali juga terasa sensasi kesemutan dan tebal pada salah satu atau kedua tungkai bawah. Seperti halnya pada HNP leher gejala HNP pinggang juga diperberat dengan batuk, bersin atau mengejan. Pada keadaan yang lebih berat rasa nyeri ini akan diperberat dengan berjalan atau duduk lama. HNP lumbal / pinggang juga dapat mengalami kelumpuhan.

Penyebab Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

Penyebabnya HNP cukup beragam dan sangat dekat dengan kehidupan keseharian kita. Sebagai contoh cara tidur atau cara duduk yang salah. Berbagai faktor pekerjaan juga berisiko terjadinya HNP. Faktor pekerjaan yang berisiko terjadinya HNP adalah banyak duduk atau berdiri yang terlalu lama (posisi tubuh kerja statik), tubuh terpapar getaran seperti mengemudi (truk), mengoperasikan alat bergetar, sering mengangkat atau menarik beban berat, banyak membungkuk dan berputar. HNP pada umumnya terjadi pada usia lanjut, dan diduga disebabkan oleh suatu proses degenerasi. Walaupun demukian, pada kelompok usia muda trauma pada tulang vertebra dapat menjadi penyebab. Trauma yang terjadi dapat berupa trauma tunggal yang berat maupun akumulasi dari trauma yang berulang-ulang. Pada trauma tunggal, bila ditanyakan kepada pasien rasa nyeri yang dirasakan, biasanya pasien tahu dengan pasti, misalnya saat pasien sedang mencabut ketela pohon, mendorong mobil, mengangkat benda (berat), terpeleset, jatuh terduduk dan sebagainya. Jadi pada keadaan tersebut, terjadinya HNP dapat tanpa disertai trauma sebelumnya.

Diagnosis

Pada dasarnya metode terbaik pemeriksaan penunjang untuk diagnosis HNP dengan melakukan pemeriksaan MRI tulang belakang. MRI tulang belakang dapat menilai medulla spinalis dan radik spinalis, diskus intervertebralis dan ligament. Pemeriksaan lain yang bermanfaat untuk diagnosis HNP dan mengevaluasi kelemahan otot adalah dengan pemeriksaan electrodiagnostic studies (EMG).

Penatalaksanaan Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

Terapi konservatif dianjurkan menjadi pilihan pada penanganan HNP, sedangkan terapi operatif menjadi pilihan terakhir.

Konservatif

a. Tirah baring
Merupakan cara yang paling lazim dianjurkan pada pasien HNP dan berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan tekanan intradiskal

b. Medikamentosa / Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan dapat berupa analgetik dan NSAID, muscle relaxant (pelemas otot), opioid, kortikosteroid oral, analgetik adjuvan

c. Terapi Fisik / Fisioterapi
Berupa fisioterapi, penggunaan ortose / korset, latihan dan modifikasi gaya hidup

Injeksi

Injeksi epidural atau selective nerve root block dapat mengurangi proses inflamasi pada nyeri yang berat dan sangat efektif bila dikombinasikan denganĀ program fisioterapi/ rehabilitasi.

Terapi operatif / bedah
Tindakan operasi bedah untuk HNP antara lain laminektomi dan disektomi. Kandidat untuk dilakukannya operasi adalah pasien dengan nyeri hebat yang menetap 2-3 bulan setelah on set yang setelah dilakukan terapi konservatif tidak ada perubahan, terjadi kelemahan anggota gerak.

Artikel ditulis oleh:

dr. Michael Agus Prasetyo, Sp.S, M.Si.Med

Klinik Saraf
Lantai 5 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus – RS Panti Rapih
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

Rating untuk artikel/halaman ini : [mr_rating_result]