4 Upaya Mencegah Kanker Serviks Pada Perempuan No ratings yet.

HABIS VAKSINASI TERBITLAH PEREMPUAN SEHAT DAN TANGGUH

Memperingati Hari Kartini setiap tanggal 21 April, perjuangan untuk semua perempuan mempunyai bagian yang sama dalam membangun bumi tercinta.

Setiap perempuan adalah unik, berbeda  dengan seorang laki-laki, terutama dalam organ reproduksinya, bagaimana seorang perempuan mempunyai organ rahim untuk mengandung seorang bayi selama kurang lebih 9 bulan dan melahirkannya. Seorang perempuan dengan tangguh menjaga agar rahimnya tetap sehat supaya bisa memberikan kebahagiaan selalu dalam keluarga, suami dan calon bayi generasi penerus yang akan datang.

Setiap perempuan dari berbagai usia punya resiko untuk terkena kanker rahim (terutama kanker servik – Ca cerviks) terlebih jika sudah mulai dewasa dan menikah atau melakukan hubungan suami-istri. Oleh karena itu, perlu upaya pencegahan agar rahim selalu sehat.

Upaya yang perlu dilakukan adalah:

1. Medical Check Up pada semua perempuan secara reguler.
2. Screening dini atau pemeriksaan dini jika tak ada keluhan dengan pemeriksaan Pap Smear rutin, metode tes LBC – Liquid Base Cytologi atau metode tes IVA – Inspeksi Visual Asam asetat pada perempuan yang telah menikah atau sudah mempunyai anak.
3. Deteksi dini atau pemeriksaan dini jika ada keluhan yang berkaitan dengan organ reproduksi seperti gatal, lecet, luka, keluar cairan yang tak seperti biasanya; nanah atau darah atau timbul bau yang tidak nyaman serta ada timbul benjolan, dapat dengan dokter umum atau dokter spesialis.
4. Vaksinasi dengan vaksin HPV – Human Papilloma Virus. Virus HPV ini menginfeksi pada membran mukosa dan sel epithel kulit sehingga bisa memicu terjadinya kanker. Pada area kulit kelamin dapat timbul kutil kelamin atau kanker di area rahim, vagina, anus dan penis (pada laki-laki).

IDAI 2020 merekomendasikan vaksinasi HPV pada,

  • Anak perempuan umur 9 – 14 tahun, sebanyak 2 kali dengan rentang jadwal 6 hingga 15 bulan, atau pada saat program BIAS Bulan Imunisasi Anak Sekolah saat kelas 5 dan 6 SD
  • Anak umur 15 tahun ke atas, sebanyak 3 kali dengan rentang jadwal 0, 1, 6 bulan (vaksin bivalent) atau  0, 2, 6 bulan (vaksin quadrivalent)


PAPDI
merekomendasikan vaksinasi HPV pada,

  • Perempuan dewasa, sebanyak 3 kali dengan rentang jadwal 0, 1 atau 2, 6 bulan (vaksin bivalent / vaksin quadrivalent)

Kanker serviks merupakan momok bagi seorang perempuan, tetapi kanker serviks ini dapat dicegah dan disembuhkan selama terdeteksi dini dan dilakukan terapi pengobatan dini yang efektif.

Strategi global WHO untuk tahun 2030 tentang eliminasi kanker serviks adalah agar di setiap negara termasuk Indonesia: semua anak perempuan di bawah 15 tahun sudah tercakup vaksinansi HPV sebesar 90%, 70% perempuan usia dewasa telah dilakukan screening dan 90% perempuan terdiagnosa dilakukan perawatan yang dini dan efektif.

Jika ini terjadi maka akan banyak perempuan Indonesia yang sehat dan tangguh, semakin bermartabat dalam keluarga dan semakin hebat dalam mengisi dan menyempurnakan pembangunan negara tercinta, jauh dari kesakitan dan kematian karena kanker rahim.

Selamat Hari Kartini Bagi Perempuan Indonesia.

Baca juga link terkait:
https://pantirapih.or.id/rspr/medical-check-up/
https://pantirapih.or.id/rspr/?s=hpv

Artikel ini ditulis oleh: dr. Tandean Arif Wibowo, MPH

(Dokter Umum – Medical Check Up – Home Care  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Manajemen Bencana STIKes Panti Rapih)

🏥 Kunjungi Medical Check Up RS Panti Rapih Yogyakarta
Senin – Sabtu pukul 07.00-14.00. Hari Minggu & Tgl Merah Tutup
Lantai 2 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Mohon dapat memberikan rating

Pelayanan Geriatrik di RS Panti Rapih No ratings yet.

Geriatri adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan pada usia lanjut. Menurut UU RI no 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia menyebutkan bahwa individu usia lanjut adalah seseorang yang berumur  ≥ 60 tahun.

Pada usia lanjut disamping mempunyai berbagai penyakit degeneratif juga dampak proses menua semakin nyata pada tingkat organ, sistem, dan status fungsional. Pelayanan geriatrik meliputi 2 hal yaitu, pelayanan kesehatan (medical services) dan pelayanan aspek sosial (social services). Tujuan pelayanan geriatrik meliputi memperpanjang kehidupan (quantity of life) mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup (quality of life), dan mengantar pasien pada akhir kehidupan yang bermartabat (death in dignity).

Karakteristik Pasien Geriatrik
Pasien usia lanjut tidak sama dengan pasien geriatrik. Multipatologik (penyakit kronik multipel) yang kadang tumpang tindih dengan kondisi akut, polifarmasi yang berakibat kondisi medik kompleks, gejala penyakit tidak spesifik, hubungan perbaikan parameter klinik dengan perbaikan status fungsional yang tidak linier, mutlak perlu rehabilitasi mental dan fisik, terkadang ada masalah etiko–legal seperti kondisi setting limit, edukasi berita buruk (bad news), edukasi prognosis pasien. Kesemua ciri diatas adalah karakteristik pasien geriatrik.

Paradigma Pelayanan Geriatrik
Ada beberapa aspek penting yang disebut sebagai paradigma pelayanan geriatrik yaitu:
â—Ź Multidisiplin dengan pendekatan interdisiplin
â—Ź Setting priority artinya prioritas masalah dari kondisi klinik kompleks yang mengancam jiwa (life treatning), mengancam status fungsional (potential morbidity), dan pilihan pasien
â—Ź Lebih memperhatikan kualitas hidup dari pada kuantitas hidup
â—Ź Perawatan lanjutan dan berkesinambungan
● Elaborasi masalah etiko–legal

Aplikasi Klinik Praktis
Dalam pelayanan geriatrik di Rumah Sakit, aplikasi klinik dari aspek praktisnya adalah:
â—Ź Perlu kerjasama dengan disiplin lain dalam mengatasi problem klinik atau geriatrician melakukan pendekatan multidimensi sehingga tujuan (goals) perawatan geriatrik yang rasional
â—Ź Perlu dikembangkan jenis pelayanan lain seperti day car, homecare, chronic care, disamping jenis pelayanan konvensional yang sudah ada seperti poli klinik, rawat inap, dan intensive care
● Dalam beberapa kesempatan perlu adanya diskusi medika – etiko – legal untuk menyelesaikan problem yang kompleks misalnya: informasi penyakit kanker
dan lain-lain, kondisi setting limit, pemahaman dan penguatan keluarga dalam perawatan di rumah
● Perlu perkumpulan pasien lansia yang rutin tiap bulan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dalam rangka edukasi dan mengisi waktu luang

Baca juga link terkait:
https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-geriatri/
https://pantirapih.or.id/rspr/telemedicine/

Artikel ini ditulis oleh: dr. Ida I Dewa Putu Pramantara Setiabudi, Sp.PD.,K.Ger

🏥 Kunjungi Klinik Golden Care RS Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 1 Gedung Lukas
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
📲 Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-563333 ext 292

Mohon dapat memberikan rating

Tips Aman dan Sehat Merayakan Liburan saat Lebaran No ratings yet.

Meskipun angka COVID-19 di bulan-bulan terakhir ini mulai menurun dibandingkan angka kejadian di tahun lalu. Tetap waspada dan hati-hati akan lebih baik, untuk mengurangi risiko penularan terhadap diri kita, keluarga atau komunitas di sekitar kita

AMAN

  1. Mengetahui aturan /regulasi /himbauan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, Satgas Covid-19 atau Dinas Kesehatan setempat tentang aturan saat liburan di saat tahun baru (setiap daerah mungkin akan berbeda regulasinya, disesuaikan kondisi daerahnya)
  2. Cari dan pelajari, aturan / himbauan tentang COVID -19 yang digunakan di tempat destinasi Anda tuju, baik tempat wisata, tempat kuliner atau tempat belanja atau tempat berkumpul pilihan Anda
  3. Siapkan dokumen identitas diri, dan juga aplikasi PelindungLindungi diri anda yang minimal berisi bahwa anda sudah divaksinasi lengkap dan booster, lebih praktis jika diprint di atas kertas untuk mempermudah jika di minta atau ketika pemeriksaan
  4. Membawa cadangan masker dan handsanitizer saat berpergian keluar rumah
  5. Persiapkan surat bukti Swab antigen atau Swab PCR yang masih berlaku, sekiranya diminta sebagai persyaratan perjalanan atau persyaratan kunjungan.
  6. Bekali dengan no telp pelayanan kesehatan terdekat / klinik / rumah sakit dengan tempat yang dikunjungi / tempat mudik / pulang kampung dan maps / peta wilayah setempat atau no HP /WA dokter keluarga untuk konsultasi pada saat ada masalah kesehatan
  7. Membawa kantong obat pertolongan pertama atau kantong obat pribadiyang harus selalu diminum

Tips,  jika datang ke tempat liburan / wisata atau ke pusat perbelanjaan / mall

  1. Pastikan bahwa tempat aman (lebih baik ditempat terbuka, ventilasi yang baik), mematuhi aturan pemerintah dan satuan tugas COVID-19 setempat dan protokol kesehatan
  2. Wajib memakai masker
  3. Jaga jarak aman 1-2 meter dengan pengunjung lain
  4. Cari tahu lokasi tempat untuk mencuci tangan atau kamar mandi / toilet, saat anda memasuki dan keluar dari tempat tersebut, untuk mencuci tangan sekiranya menggunakan alat bersamaan dengan pengunjung lain. Jika memungkinkan membawa handsanitizer sendiri untuk sering-sering cuci tangan
  5. Hindari menggunakan alat makan bersama seperti sendok prasmanan, tempat minum yang diambil bersama-sama, sebaiknya menggunakan piring, sendok dan gelas yang sekali dipakai atau porsi makan minum yang sendiri-sendiri, berjarak makan 1-2 meter di saat membuka mulut bersamaan tanpa masker atau membawa bekal makanan dan peralatan makan dari rumah

Jika merasa tidak fit atau merasa badan sakit dan belum divaksin yang pertama, sebaiknya tinggal di rumah saja. Demikian juga untuk anak-anak di bawah 12 tahun untuk menghindari risiko penularan. Buatlah agenda acara kebersamaan di rumah dengan membuat hiburan bersama keluarga di rumah. Tujuannya agar liburan Lebaran sebelum dan sesudah liburan Anda, pasangan dan keluarga tetap Aman dan Sehat.

SEHAT

  1. Pastikan bahwa Anda dan keluarga sudah divaksin Covid-19 lengkap (vaksin 1 dan vaksin 2) dan lebih baik jika sudah dibooster (vaksin ke 3)
  2. Patuhi protokol kesehatan dengan benar 3 M, memakai masker setiap bertemu dengan tamu atau orang lain yang berkunjung atau dikunjungi tamu/ orang lain yang belum tahu pasti status vaksinnya. Gunakan masker ganda / dobel untuk berkunjung di daerah atau tempat yang dirasa berpotensi risiko Covid-19 besar. Sebaiknya hindari area yang berkumpul banyaknya orang, dalam waktu yang lama, jarak berdekatan dan di ruangan dengan ventilasi yang minim. Sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer
  3. Segera mandi, membersihkan diri dan membersihkan dengan antiseptik peralatan yang mungkin di bawa. Gantilah pakaian, rendam dan dicuci dengan air sabun dan buanglah masker ditempat yang aman dan tertutup, yang sebelumnya sudah dipotong atau dirusak
  4. Tetap selalu jaga stamina dan imunitas tubuh yang baik, makan-minum yang sehat dan bergizi seimbang, istirahat dan tidur yang cukup. Olahraga dan aktivitas yang rutin dan membuat bugar. Jika diperlukan silakan minum vitamin terutama vitamin C dan vitamin D
  5.  Jika tetap di rumah, bersama membuat acara hiburan sukacita bersama keluarga dan pasangan anda. Jangan lupa berdoa dan bersyukur atas apa yang telah diperoleh sampai hari ini

Selamat berlibur, semoga kita selalu Aman dan Sehat setelah Lebaran.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 2022. Mohon maaf lahir batin.  Semoga di Lebaran ini, kita semua diberikan kesehatan, kebahagiaan, dan berlimpah rezeki. Selalu sehat, sukses dan bahagia.

Artikel ini ditulis oleh: dr. Tandean Arif Wibowo, MPH

(Dokter Umum – Medical Check Up – Home Care  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Manajemen Bencana STIKes Panti Rapih)

🏥 Kunjungi Medical Check Up RS Panti Rapih Yogyakarta
Senin – Sabtu pukul 07.00-14.00. Hari Minggu & Tgl Merah Tutup
Lantai 2 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

📲 Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-563333 ext 1135

Mohon dapat memberikan rating

Nyeri Pinggang No ratings yet.

Nyeri pinggang adalah gejala yang sering dirasakan namun sering pula diremehkan. Padahal nyeri pinggang dapat menjadi pertanda awal adanya suatu penyakit yang serius. Nyeri pinggang seringkali berhubungan dengan penyakit pada saluran kemih, diantaranya adalah batu saluran kemih, sumbatan pada saluran kemih bagian atas, dan infeksi ginjal (Pielonefritis). Selain itu, penyakit saluran cerna (gangguan usus, kandung empedu, pankreas), penyakit kandungan (kehamilan ektopik, kista ovarium yang terpuntir) dan penyakit saraf juga dapat memberikan gejala nyeri pinggang. Risiko seseorang mengalami BSK sepanjang hidupnya adalah sekitar 5-10%, dimana kejadian pada laki-laki lebih tinggi dari wanita (3:1). Beberapa faktor yang diketahui meningkatkan kejadian terbentuknya BSK antara lain riwayat keluarga dengan BSK, riwayat hipertensi, penyakit hiperparatiroid, penyakit asam urat, adanya kelainan anatomi yang menyebabkan gangguan aliran urin, bekerja di tempat yang panas, minum yang kurang dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Deskripsi Kolik Ureter
Keluhan tersering dari BSK adalah nyeri kolik. Nyeri kolik adalah nyeri mendadak yang bersifat tajam, terasa melilit, hilang timbul, tidak berkurang dengan perubahan posisi, serta kadang disertai mual dan muntah. Nyeri kolik seringkali dirasakan sebagai rasa sakit yang berat, sehingga mengganggu aktivitas dan kualitas hidup dari penderitanya. Nyeri kolik yang diakibatkan sumbatan pada ureter cenderung bersifat hilang timbul, sedangkan nyeri yang diakibatkan pelebaran dari kapsul ginjal dapat bersifat terus-menerus. Lokasi nyeri tergantung dari organ yang terlibat. Nyeri kolik ginjal umumnya terlokalisasi di pinggang. Nyeri kolik ureter dapat menjalar dari pinggang hingga ke perut bawah. Jika lokasi batu terletak pada ureter bagian bawah, nyeri dapat menjalar sampai ke lipat paha. Selain keluhan nyeri pinggang, gejala BSK dapat berupa nyeri saat buang air kecil (BAK), sulit BAK, dan BAK berdarah. Jika terjadi komplikasi seperti infeksi, dapat timbul demam.

Pemeriksaan/Evaluasi
Nyeri pinggang/kolik ureter merupakan salah satu manifestasi klinis yang penting batu ginjal atau batu ureter. Pemeriksaan yang umumnya dilakukan pada pasien dengan kecurigaan BSK adalah pemeriksaan darah (darah lengkap dan fungsi ginjal), urin (urinalisis), dan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan radiologi memegang peranan penting untuk mengkonfirmasi adanya BSK, ukuran batu, jumlah batu dan lokasinya. Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan adalah foto polos abdomen (BNO) + ultrasonografi (USG), intravenous pyelography (IVP), atau CT-Scan.
Pemeriksaan IVP biasanya menunjukkan dimana batu berada, dan apakah batu kemungkinan tersangkut dan menyebabkan obstruksi. Hal ini dikecualikan untuk batu yang terbuat dari asam urat dan cystine. Batu yang terbuat dari asam urat bersifat radiolusen, dan tidak terlihat pada foto rontgen polos, tetapi dapat menunjukkan acoustic shadow pada ultrasonografi dan terlihat pada CT scan.

Penanganan Kolik Ureter
1. Penanganan Simptomatik
Tujuan pengobatan simptomatik adalah:
a. Menghilangkan rasa nyeri
b. Menghilangkan spasme otot polos
Pada pengobatan simptomatik dapat diberikan
a. Analgetik yang kuat, bilamana perlu morfin atau petidin. Bahaya morfin: adiksi; bahaya petidin: adiksi dan ileus paralitik
b. NSAIDs/spasmolitik. Bahaya spasmolitik: ileus paralitik

2. Penanganan kausal/penyebab
Dalam tulisan ini kausal dibatasi untuk batu saluran kemih. Terapi BSK secara umum terbagi menjadi dua, konservatif dan intervensi aktif. Pilihan cara penanganan BSK tergantung dari beberapa faktor, antara lain lokasi batu, ukuran batu, dan adanya komplikasi seperti gagal ginjal atau infeksi

a. Terapi Konservatif
Ukuran dan lokasi batu merupakan faktor penting untuk menentukan besarnya kemungkinan batu keluar secara spontan. Sebagian besar batu dengan ukuran kurang dari 5 mm memiliki kemungkinan untuk keluar dari saluran kemih secara spontan. Pada pasien yang diharapkan batu dapat keluar secara spontan, terapi konservatif dapat dicoba sebelum melakukan intervensi aktif. Prinsip terapi konservatif adalah mengusahakan batu keluar secara spontan.
Terapi konservatif yang dianjurkan untuk pasien dengan BSK meliputi :
(1) anjuran minum yang cukup hingga produksi urin 2 liter/hari,
(2) pemberian obat anti nyeri (untuk mengatasi nyeri kolik), dan
(3) pemberian obat golongan alfa blocker (untuk memperlebar diameter ureter). Batas maksimal dilakukannya terapi konservatif adalah selama 6 minggu. Jika setelah 6 minggu batu tidak keluar secara spontan, pasien harus dirujuk untuk dilakukan intervensi aktif.

b. Intervensi Aktif
Pilihan terapi pada intervensi aktif ada beberapa macam yaitu, ESWL, URS, PCNL, dan bedah terbuka, tergantung lokasi dan ukuran batu

ESWL
Gelombang kejut dihantarkan melalui air. Berbagai tipe litotriptor menghasilkan gelombang kejut, dan gelombang ini difokuskan dengan sinar X atau skaner ultrasonografi. Gelombang kejut memecahkan batu menjadi fragmen-fragmen yang cukup kecil untuk lewat melalui ureter. Karena gelombang kejut dihantarkan
melalui air/urine, maka efisiensi ESWL juga ditentukan oleh interface yang melingkupi batu, selain densitas dan ukuran batu. Bagaimanapun batu dipecahkan, fragmen-fragmen kecil harus berjalan turun melalui ureter. Di ureter fragmen-fragmen ini dapat menyebabkan obstruksi temporer – steinstrasse – NSAIDs perlu diberikan untuk kolik ureter. Tetapi dengan asupan cairan yang banyak steinstrasse biasanya bersih dalam waktu beberapa hari. Kadang- kadang ESWL perlu diulang beberapa kali, sesuai dengan densitas batu.

PCNL
PCNL dapat dilakukan pada batu ginjal. PCNL dilakukan dengan menusuk jarum, lalu luka tusukan jarum dilebarkan hingga luka 1 cm untuk memasukkan
nefroskop dan alat pemecah batu serta fragmen batu dikeluarkan. Termasuk operasi invasif minimal dan membutuhkan waktu istirahat di rumah sakit yang lebih singkat. Komplikasi-komplikasi yang dapat timbul selama tindakan: perdarahan, perforasi, urinoma, hematom, hematuria (kencing darah), infeksi, demam, reaksi kontras media, sisa batu, batu tidak berhasil ditemukan atau tidak dapat dikeluarkan, gangguan keseimbangan elektrolit, cedera insidental organ sekitarnya dst.

Ureteroskopi
Ureteroskopi dapat dimasukkan ke dalam ureter untuk melihat interior ureter, serta memecahkan dan mengeluarkan batu kecil yang tersangkut dalam ureter. Pada tindakan ureteroskopi kadang- kadang dilakukan pemasangan DJ stent.

Operasi Terbuka
Operasi terbuka dewasa ini dicadangkan pada batu yang berukuran besar dan jumlah banyak. Jenis operasi tergantung pada ukuran, lokasi dan jumlah batu.

Baca juga link terkait:
https://pantirapih.or.id/rspr/operasi-pengangkatan-batu-ginjal-minim-sayatan-dengan-metode-pcnl-percutaneous-nephrolithotomy-di-rs-panti-rapih/
https://pantirapih.or.id/rspr/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswl/
https://pantirapih.or.id/rspr/apakah-extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswl-itu/

Ingin mengetahui informasi ini lebih lanjut dapat menghubungi:
RS Panti Rapih
Pendaftaran : (0274) 514004, 514006, 521409 (24 jam)

Mohon dapat memberikan rating

Asam Lambung Naik Saat Puasa? Ini Yang Harus Dilakukan 5/5 (1)

Maag sering kali kambuh di masa puasa. Hal ini disebabkan oleh naiknya asam lambung. Naiknya asam lambung karena kondisi perut kosong dan menahan lapar sehingga tidak ada asupan makanan atau minuman yang diolah selama kurang lebih 12 jam. Ketika asam lambung muncul, hal yang biasanya dirasakan adalah rasa perih dan nyeri di bagian perut.

 

Jika maag kambuh, berikut 5 hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya: 

1. Menghindari minuman berkafein dan bersoda

Penderita asam lambung umumnya sensitif terhadap minuman berkafein dan bersoda seperti kopi, teh, soda, dan minuman berkarbonasi lainnya. Hal ini disebabkan minuman berkafein dan bersoda dapat memicu peningkatan produksi asam dan peradangan pada lambung. Kafein juga membuat cincin pada kerongkongan rileks pada bagian bawah sehingga asam lambung dapat naik sampai ke kerongkongan, seperti pada penderita refluks asam lambung (GERD).

2. Tidak merokok

Tidak merokok di masa puasa, selain menambah pahala juga dapat menghindari penderita asam lambung mengalami peningkatan keparahan asam lambung. Apabila keparahan asam lambung meningkat, dapat memicu terjadinya GERD. Hal ini disebabkan oleh nikotin pada rokok menyebabkan sfingter menjadi rileks sehingga asam lambung berisiko naik ke kerongkongan hingga memicu GERD.

3. Menghindari  makanan berlemak, pedas, dan asam

Makanan berlemak, pedas, dan asam sering kali memicu naiknya asam lambung bagi penderitanya. Oleh sebab itu, penderita sebaiknya menghindari makanan yang berlemak seperti gorengan, jeroan, kulit, keju, susu full cream, dan makanan bersantan. Selain itu, makanan yang kecut dan pedas seperti lemon, jeruk nipis, sambal, dan makanan pedas lainnya.

4. Tidur dengan posisi tubuh bagian atas lebih tinggi

Cara mengatasi asam lambung naik saat puasa adalah memodifikasi posisi tidur. Saat penyakit asam lambung naik, tubuh bagian atas termasuk kepala perlu disangga agar posisinya lebih tinggi ketimbang kaki. Gunakan bantal atau penyangga setinggi enam atau delapan inchi untuk menopang tubuh bagian atas. Ketinggian tersebut sudah ideal. Usahakan bantal tidak hanya menyangga kepala. Tapi bisa menopang keseluruhan tubuh bagian atas agar tidak sakit leher.

5. Minum obat asam lambung

Apabila dengan cara alami dan menghindari makanan- makanan yang memicu asam lambung masih belum dapat mengatasi asam lambung, maka cara maksimal adalah mengkonsumsi obat asam lambung. Konsultasikan ke dokter spesialis Gastronomi di  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta  untuk mengetahui jenis yang paling tepat dan minim efek samping. Jika ada kekhawatiran terkait kondisi penyakit asam lambung yang mudah kambuh saat puasa, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter Gastronomi, terlebih jika kondisi kulit penderita jadi kerap pucat, berat badan turun drastis, dan tidak nafsu makan saat puasa.

Sumber: https://health.kompas.com/read/2021/04/17/042400068/8-cara-mengatasi-asam-lambung-naik-saat-puasa?page=all

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Pendaftaran: 0274 514004, 514006, 521409 (24 jam)
Atau dapat juga menggunakan Telemedicine (Konsultasi Dokter Online)

Mohon dapat memberikan rating

Atasi Stunting No ratings yet.

Stunting atau kerdil pada anak disebabkan oleh kekurangan asupan nutrisi secara kronis. Hal ini karena akses terhadap makanan bergizi seimbang belum merata, terutama pada ibu hamil. Padahal faktor utama terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi anak pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak janin sampai anak usia 2 tahun. Apa yang perlu dilakukan?

Wilayah dengan stunting tertinggi berada di kawasan tengah dan timur Indonesia seperti Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota pada 153.228 balita, angka stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per tahun dari 27,7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021. Hanya 5 provinsi yang menunjukkan kenaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa implementasi dari kebijakan pemerintah mendorong percepatan penurunan stunting di Indonesia telah memberi hasil yang cukup baik. Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia lebih baik dibandingkan Myanmar (35%), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%).

Secara individual, terdapat 6 langkah pencegahan stunting oleh seorang ibu hamil dan bayinya, yaitu pemeriksaan kehamilan secara rutin, penuhi asupan nutrisi, penambahan konsumsi zat besi, asam folat dan yodium, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, pemberian ASI dan MP-ASI sesuai usia bayi, dan kontrol tumbuh kembang bayi secara teratur. Setiap ibu perlu mendapatkan perhatian khusus melalui strategi intervensi nutrisi. Sejak seorang anak perempuan memasuki masa remaja sampai saat terjadi kehamilan, diperlukan peningkatan penggunaan makanan menu lokal seperti telur dan ikan air tawar, harus lebih ditingkatkan guna mencegah ibu terkena malnutrisi.

Kemudian setelah bayi dilahirkan, perlu adanya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam satu jam kelahiran, termasuk memberikan kolostrum (makanan pertama untuk bayi baru lahir yang keluar dari payudara ibu sebelum ASI). Pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk memastikan bahwa bayi selama enam bulan pertama kehidupannya terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Kontrol teratur tumbuh kembang bayi, adalah hal penting untuk mengenali dan mengatasi stunting sejak awal. Sebaiknya setiap bulan pada bayi 0 sampai 12 bulan, setiap 3 bulan ketika anak berusia 1 sampai 3 tahun, dan setiap 6 bulan ketika anak berusia 3 sampai 6 tahun. Selain pemantauan tumbuh kembang itu, juga dengan pemberian imunisasi dasar sesuai  jadwal dan kemudian pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) sesuai usia bayi, keduanya adalah hal penting lainnya untuk mencegah dan mengatasi stunting.

Gejala stunting yang perlu dicermati meliputi berat badan anak tidak naik, cenderung turun, atau lebih rendah dibanding anak seusianya. Tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya. Pertumbuhan tulang tertunda, perkembangan tumbuh terhambat dan anak lebih mudah terkena infeksi. Anak stunting berisiko tidak mampu mencapai potensi idealnya, termasuk dalam aspek akademik, lebih mungkin mengalami kemunduran intelektual, dan kelak akan mengidap penyakit degeneratif, seperti kanker dan diabetes. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh anak tidak terpenuhi secara maksimal, sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.

Secara komunal non individual, untuk masyarakat luas diperlukan formula program percepatan dalam penurunan stunting, dengan intervensi berbasis keluarga berisiko stunting. Fokusnya adalah penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, juga peningkatan akses air minum dan sanitasi.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Saat ini di beberapa daerah capaian prevalensi sudah dibawah 20% namun masih belum memenuhi target dari RPJMN tahun 2024 sebesar 14%. Bahkan seandainyapun sudah tercapai 14% bukan berarti Indonesia sudah bebas stunting tetapi target selanjutnya adalah menurunkan angka stunting sampai kategori rendah atau dibawah 2,5 persen. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Untuk mencapai target 14 persen, maka setiap tahunnya perlu terjadi penurunan sekitar 3 persen. Diperlukan upaya inovasi, agar terjadi penurunan sekitar 3 sampai 3,5 persen per tahun. Sehingga tercapai target 14 persen tahun 2024 sesuai dengan target Presiden berdasarkan RPJMN bisa tercapai.

Pemerintah akan memperkuat percepatan penurunan stunting melalui langkah-langkah intervensi kesehatan masyarakat melalui Puskesmas dan Posyandu, pada ibu sejak sebelum hamil sampai sesudah melahirkan. Untuk sebelum kelahiran akan dilakukan program pendistribusian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri, program tambahan asupan gizi untuk bu hamil kurang gizi kronik, melengkapi puskesmas dengan alat USG untuk mempertajam identifikasi ibu hamil. Kemudian untuk pasca kelahiran juga dilakukan program untuk mendukung pemenuhan konsumsi protein hewani balita, merevitalisasi proses rujukan balita weight faltering dan stunting ke puskesmas dari rumah sakit, serta merevitalisasi, melengkapi, mendegitalisasi alat ukur di seluruh Posyandu di Indonesia yang jumlahnya sekitar 240 ribu. Selain itu juga dilakukan revitalisasi proses rujukan balita weight faltering dan stunting ke Puskesmas dari rumah sakit, penambahan dana bantuan operasional kesehatan (BOK) Puskesmas untuk terapi gizi, perubahan aturan BPJS mengenai stunting di RS agar dapat diberikan penjaminan biaya layanan, serta peningkatan imunisasi dasar dari 12 menjadi 14 jenis imunisasi.

Sumber: https://dokterwikan.com/
Baca juga link terkait: https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-anak-terpadu/
https://pantirapih.or.id/rspr/layanan-klinik-ibu-dan-anak-rs-panti-rapih/

Artikel ini ditulis oleh: DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A
(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

🏥  Klinik Tumbuh Kembang
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
📲 Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-563333

Mohon dapat memberikan rating

Kiat Memantau Tumbuh Kembang Buah Hati No ratings yet.

Betapa bahagianya bila kita menjadi orang tua, yang memiliki buah hati yang sehat, ceria dan berprestasi. Tentulah tidak mudah menjaganya dan membuat buah hati kita seperti itu. Setiap orang tua ditemani oleh dokter anak selalu mengusahakan agar anak-anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi genetiknya. Potensi genetik seorang anak masih bisa dikembangkan. Jika potensi genetik tersebut sudah sesuai dengan usia tumbuh-kembangnya, hal itu sudah sangat bagus. Usaha kita untuk memberikan stimulasi pada anak supaya tetap tumbuh dan berkembang juga memiliki peran yang penting. Namun kita juga tidak boleh berharap secara berlebihan pada buah hati kita, supaya anak tersebut tetap bisa menikmati masa kecilnya.

Apakah yang disebut pertumbuhan?
Pertumbuhan terjadi karena bertambahnya jumlah dan ukuran sel, sehingga terjadi penambahan tinggi dan berat anak. Semua ada ukuran normalnya. Bisa dilihat pada kurva BB (berat badan) dan kurva TB (tinggi badan) untuk mengetahui normal dan tidaknya ukuran BB dan TB anak. Contoh sederhana kurva ini banyak dicantumkan di KMS. Kurva lingkar kepala penting untuk mengetahui apakah kepala bayi itu macrocefal / lebih besar daripada ukuran normal, mesocefal / normal ataupun microcefali/lebih kecil daripada ukuran normal, yang semua itu punya nilai klinis.

Apakah itu perkembangan?
Perkembangan adalah suatu keadaan yang tidak ada ukurannya seperti BB atau TB, tapi bisa dinilai dengan milestone yaitu, “kepandaian tertentu di usia tertentu”. Dalam perkembangannya, bayi akan mencapai kepandaian tertentu. Meskipun tidak sama pada semua bayi, umumnya pada suatu rentang usia, bayi-bayi akan mencapai milestone tertentu. Sebagai orang tua, sebagai dokter anak harus selalu berorientasi tumbuh kembang yang optimal dalam mengelola, merawat, mendidik anak-anak. Menjadi tugas para orang tua untuk mengusahakannya. Maka para orang tua harus selalu mengikuti tiap perkembangan dan pertumbuhan buah hatinya, disela-sela kesibukannya.

Tips mudah untuk ibu dalam mendampingi buah hati supaya tumbuh kembang optimal:
1. Menimbang BB anak tiap bulan
2. Bawa KMS selalu
3. Tanyakan mengenai laju pertumbuhannya pada dokter yang menangani
4. Mintalah penilaian pada umur-umur kunci milestone pada dokter yang menangani
5. Berikan imunisasi sesuai dengan rekomendasi IDAI
6. Berobat di saat sakit, jangan lupa tanyakan mengenai kegawatan apa yang dapat terjadi pada penyakit seperti yang diderita anak saat ini. Bagaimana mewaspadai terjadinya hal tersebut, sekaligus cara mengatasi atau mencegahnya

Di Rumah Sakit Panti Rapih terdapat layanan untuk anak yaitu, Klinik Anak Sehat dan Klinik Anak Sakit dalam mendampingi para orang tua mengoptimalkan buah hati.

Artikel ini ditulis oleh: dr. Anastasia Ratnaningsih, Sp.A.
(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)
🏥  Klinik Tumbuh Kembang
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
📲 Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-563333

Mohon dapat memberikan rating

Apakah Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) Itu? 5/5 (1)

ESWL merupakan teknologi canggih penatalaksanaan batu saluran kemih. ESWL merupakan prosedur yang non-invasif, sehingga banyak digunakan dan bersifat relatif lebih aman. Efek pemecahan batu memberikan hasil yang efektif pada 80-86% kasus batu simple. ESWL bekerja melalui transmisi energi ke batu melalui jaringan hingga batu dihancurleburkan sehingga fragmen-fragmen batu dapat keluar spontan bersamaan dengan kencing.

Kriteria Batu yang dapat dilakukan dengan ESWL

  • Batu ginjal simple dengan stone burden <2 cm. Batu yang berukuran lebih dari 2 cm kurang ideal untuk ESWL karena klirens turun dari 90% untuk batu 1 cm menjadi 63%, sehingga ESWL perlu diulangi. Angka risiko mengalami kolik juga lebih besar pad ESWL batu ginjal yang berukuran lebih dari 2 cm.
  • Batu ureter dengan diameter <1 cm. Pada batu ureter 1/3 bagian atas, dapat dilakukan manipulasi pendorongan batu ke ginjal dan selanjutnya di lakukan ESWL. Bilamana manipulasi ini gagal, dilakukan ESWL in situ. ESWL in situ dapat dipertimbangkan jika penderita menginginkan anestesi yang minimal dan mau menerima tindakan ESWL ulang bila mana masih ada sisa batu.

Faktor-Faktor Penyebab Batu Ginjal
– Obesitas. Obesitas akan mengurangi daya transmisi energi ke batu, sehingga mengurangi daya fragmentasi batu
– Kelainan pembekuan darah (bila belum dikoreksi)
– Obstruksi saluran kemih di sebelah distal (bawah) batu
– Infeksi saluran kemih yang aktif atau sepsis
– Kehamilan
– Aneurisma aorta atau arteri renalis
– Batu cystine atau brushite (kontraindikasi relatif)

Persiapan Pasien Sebelum dilakukan Tindakan ESWL
Pasien ESWL dengan batu relatif kecil tidak perlu rawat inap.

Apakah dengan “ditembak” dengan ESWL akan Terasa Sakit?
Sebelum tindakan akan diberikan obat pengurang rasa sakit. Umumnya selama tindakan akan merasa sedikit sakit. Tindakan penembakan batu kurang lebih sekitar 30 menit.

Apakah Gejala Batu Ginjal?
Batu ginjal tidak selalu menimbulkan rasa sakit kecuali batu yang masuk ke saluran ureter bisa menimbulkan sakit pinggang yang sangat hebat dan sering disertai mual, muntah, dan perut terasa kembung. Kadang-kadang  dalam air seni terdapat darah dan kencing terasa sakit. Ada juga penderita batu ginjal yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Link terkait :
https://pantirapih.or.id/rspr/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswl/

https://pantirapih.or.id/rspr/operasi-pengangkatan-batu-ginjal-minim-sayatan-dengan-metode-pcnl-percutaneous-nephrolithotomy-di-rs-panti-rapih/

Ingin mengetahui informasi ini lebih lanjut dapat menghubungi:
RS Panti Rapih
Pendaftaran : (0274) 514004, 514006, 521409 (24 jam)

Mohon dapat memberikan rating

Operasi Pengangkatan Batu Ginjal Minim Sayatan dengan Metode PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy) di RS Panti Rapih 5/5 (4)

Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) adalah operasi batu ginjal dengan sayatan kecil untuk mengangkat batu ginjal yang berukuran lebih dari 2 cm atau tidak bisa diatasi dengan metode ESWL maupun sistoskopi dan ureteroskopi.

Prosedur ini juga dilakukan jika batu ginjal sudah menyebabkan terjadinya infeksi pada ginjal atau nyeri parah yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.

PCNL menggunakan alat yang disebut nefroskop yaitu, instrumen berupa selang berkamera di ujungnya. Alat ini dimasukkan langsung ke ginjal melalui sayatan kecil yang dibuat oleh dokter di punggung pasien.

Prosedur PCNL dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
– Nephrolithotomy yaitu, mengangkat dan mengeluarkan batu dalam kondisi utuh.
– Nephrolithotripsy yaitu, memecahkan batu menggunakan laser atau gelombang suara, kemudian batu ginjal didorong keluar menggunakan mesin.

Setelah operasi, penderita perlu menjalani rawat inap di rumah sakit selama setidaknya 1–2 hari.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Klinik Urologi  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Pendaftaran: 0274 514004, 514006, 521409 (24 jam)
Atau dapat juga menggunakan Telemedicine (Konsultasi Dokter Online)

Rating untuk artikel/halaman ini : 5/5 (4)

Mohon dapat memberikan rating

Bersahabat dengan Diabetes Mellitus dengan Pengaturan Makan yang Tepat No ratings yet.

Saat ini masyarakat sudah sering mendengar tentang penyakit Diabetes Melitus (DM) yang memang prevalensinya di Indonesia mulai meningkat.

Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang akibat dari peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan. Di Indonesia penyandang DM tipe I sangat jarang. Kasus DM tipe 1 mempunyai latar belakang berupa kurangnya insulin secara absolut akibat proses autoimun. Lain halnya dengan DM tipe 2 yang meliputi lebih 90% dari semua populasi diabetes. Pada tipe ini umumnya mempunyai latar belakang kelainan berupa resistensi insulin.

Banyak pasien yang telah terdiagnosis diabetes tidak mengetahui apa yang harus dilakukan agar diabetes ini terkelola dengan baik dan kualitas hidup tetap terjaga. Yang banyak terjadi adalah pasien hanya mengandalkan sepenuhnya pada obat berkhasiat hipoglikemik, tanpa memperhatikan pilar lain yang juga berpengaruh
pada pengelolaan DM. Menurut konsensus PERKENI (Perhimpunan Endokrinologi Indonesia) tahun 2006, penanganan diabetes terdiri dari 4 pilar utama yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, obat berkhasiat hipoglikemi, dan penyuluhan/edukasi.

Bagaimana merencanakan makan bagi diabetisi (penderita diabetes mellitus)?
Untuk merencanakan makan pada diabetisi, pasien dapat berkonsultasi gizi dengan ahli gizi yang mereka temui. Ahli Gizi akan memandu pasien mengatur makanan sesuai dengan kebutuhan gizi masing-masing individu. Sebelum merencanakan makan bagi diabetisi, pasien harus mengetahui tujuan dari perencanaan makan pada diabetisi. Tujuan dari perencanaan makan ini adalah mengendalikan atau mengatur kadar gula darah dan lipida darah pada kondisi normal sehingga dapat menghindari atau mengurangi resiko terjadinya komplikasi kronis, mendapatkan dan mempertahankan berat badan normal/ideal, dan mengusahakan status gizi yang baik. Ada 3 prinsip dalam merencanakan makan pada diabetisi yang biasa disebut prinsip tepat 3J yaitu, tepat Jadwal, tepat Jumlah, dan tepat Jenis.

1. Tepat Jadwal
Jadwal makan harus teratur yang terdiri dari 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan / cemilan dengan interval/ jarak waktu sekitar 3 jam. Jadwal makan ini
dapat bersifat fleksibel disesuaikan dengan kebiasaan pasien sehari-harinya.

2. Tepat Jumlah
Jumlah makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan energi masing-masing.

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan energi adalah :
1) Jenis kelamin
Kebutuhan kalori basal untuk wanita adalah 25 kcal/kg BBI (berat badan ideal) dan untuk pria 30 kcal/kg BBI.
2) Umur
Ada penurunan kebutuhan kalori dari kalori basal sesuai umur,
yaitu umur 40-59 tahun dikurangi 5%, 60-69 tahun dikurangi 10%, dan ≥ 70 tahun dikurangi 20% dari kalori basal.
3) Aktivitas fisik atau pekerjaan
Ada penambahan kebutuhan kalori dari kalori basal sesuai jenis aktivitas, yaitu :
• Keadaan istirahat, ditambah 10%
• Aktivitas ringan seperti pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga, ditambah 20%
• Aktivitas sedang seperti pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang tidak sedang perang, ditambah 30%
• Aktivitas berat seperti petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, ditambah 40%
• Sangat berat seperti tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan ditambah 50%
4) Kehamilan/menyusui
• Awal kehamilan ditambah 150 kcal/hari
• Pada trimester II dan III ditambah 350kcal/hari
• Menyusui ditambah 550 kcal/hari
5) Adanya komplikasi yang menyebabkan kenaikan suhu seperti demam memerlukan tambahan kalori sebesar 13% untuk setiap kenaikan suhu 1 derajat celsius.
6) Berat badan
Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambahan sekitar 20-30%. Untuk komposisi zat gizi dibagi menjadi 45-65 % dari karbohidrat, 10-20 % dari protein, dan 20-25% dari lemak.

3. Tepat Jenis
1) Jenis makanan yang dihindari adalah gula murni/sederhana seperti gula pasir (sukrosa), gula merah, gula aren, gula batu. Hindari juga makanan dan minuman yang dibuat dengan gula murni seperti selai, manisan, cake/bolu, wajik, sirup, susu kental manis, minuman mengandung gula. Sebagai pengganti gula murni dapat digunakan gula pengganti yang mengandung aspartam atau sukralose, tetapi penggunaannya tidak berlebihan.
Penggunaan gula murni sedikit dalam bumbu diperbolehkan yaitu tidak boleh lebih dari 5% energi.
2) Jenis makanan yang dibatasi seperti makanan pokok bisa bervariasi seperti nasi (lebih baik nasi beras tumbuk atau nasi beras merah karena kandungan serat tinggi), havermut, jagung rebus, roti gandum/bekatul, kentang, mie. Sumber karbohidrat ini dikonsumsi sesuai kebutuhan.
3) Pilih jenis cemilan atau selingan yang rendah kalori dan tinggi serat seperti cincau, camcau, agar-agar, puding, rumput laut, pisang rebus.
4) Sertakan rebusan sayuran dalam makanan seperti rebusan buncis, pare, labu siam atau sayur bening seperti terong, gambas/ oyong, karena tinggi serat larut airnya.
5) Pilih buah dan sayur yang mengandung air dan banyak serat seperti apel dan pear dengan kulitnya, jeruk dengan ampasnya, belimbing, melon, semangka (bagian putih dekat kulit disertakan, timun dan tomat.
6) Batasi asupan lemak dan kolesterol dengan membiasakan membuang lemak atau gajih pada daging sebelum dimasak. Gunakan minyak goreng dalam jumlah
terbatas dengan cara menghindari kebiasaan menggoreng makanan dengan minyak banyak tetapi biasakan memasak dengan cara menumis, memepes, mengukus,
merebus, dan memanggang. Setelah mengetahui prinsip 3 J tersebut, seorang diabetisi akan mudah menjalani diet DM. Tentu saja diabetisi masih harus rutin kontrol atau konsultasi gizi ulang mengenai diet yang sudah dijalankan. Melalui konsultasi gizi ini pasien dapat menjelaskan apa yang sudah dijalani dalam pengaturan diet ini, masalah apa yang timbul dalam menjalani diet ini, dan keberhasilan setelah menjalankan diet apakah sudah sesuai dengan tujuan dietnya. Ahli gizi akan mengevaluasi dan mendiskusikan kembali dengan pasien langkah atau komitmen selanjutnya agar masalah teratasi dan tujuan diet tercapai. Dengan pengaturan makan yang tepat, diabetisi akan lebih bersahabat dengan diabetesnya.

 

Artikel ini ditulis oleh: E.Widi Risnawati, SST.

🏥 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

📲 Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-563333

Mohon dapat memberikan rating