Pengapuran sendi atau osteoartritis adalah suatu penyakit di mana tulang rawan sendi menipis. Tulang rawan berfungsi melapisi ujung tulang pembentuk sendi, sehingga sendi dapat bergerak bebas tanpa rasa nyeri. Fungsi tulang rawan sendi dapat diibaratkan seperti fungsi ban yang melapisi velg kendaraan sehingga mobil dapat bergerak bebas tanpa hambatan. Sama seperti ban mobil yang akan menipis karena aus akibat bergesekan dengan jalan, demikian juga tulang rawan sendi akan aus dan menipis karena saling bergesekan setiap kali sendi bergerak.
Tulang rawan yang normal berwarna putih kekuningan mengkilap, dengan permukaan yang halus dan rata (Gambar 1). Sementara tulang rawan yang rusak dan menipis akibat pengapuran sendi tampak berwarna kuning pucat kusam dengan permukaan yang kasar atau bahkan hilang sama sekali (Gambar 2).
Apabila tulang rawan sendi rusak dan menipis, ujung tulang pembentuk sendi akan saling bertemu dan bergesekan langsung tanpa pelapis tulang rawan, sehingga gerakan sendi menjadi terbatas (kaku) dan menimbulkan rasa nyeri. Seringkali juga terdengar suara “krek-krek” pada saat sendi digerakkan. Penyebab Penyebab penipisan tulang rawan pada pengapuran sendi tidak diketahui secara pasti dan dianggap sebagai bagian dari proses penuaan sama seperti proses penuaan pada bagian tubuh lainnya. Setiap orang tua akan mengalami pengapuran sendi dengan derajat yang berbeda-beda.
Selain sebagai bagian dari proses penuaan, pengapuran sendi dipandang sebagai akibat dari beberapa faktor resiko sebagai berikut:
- wanita berusia lebih dari 45 tahun;
- kelebihan berat badan;
- aktifitas fisik yang berlebihan, seperti para olahragawan dan pekerja kasar;
- menderita penyakit rematik;
- menderita kelemahan otot paha; atau
- pernah mengalami patah tulang di sekitar sendi yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat.
Gejala-Gejala Pengapuran sendi dapat mengenai hampir semua sendi pada tubuh manusia, yaitu sendi di daerah tulang belakang, bahu, siku, jari-jari tangan dan kaki, pinggul, lutut, serta pergelangan tangan dan kaki. Namun demikian, penyakit ini paling sering menyerang sendi lutut dan pinggul karena kedua sendi tersebut merupakan sendi yang paling banyak menerima beban dari aktivitas harian manusia.
Gejala pengapuran sendi stadium dini biasanya berupa nyeri dan kekakuan sendi setelah lama tidak bergerak, seperti setelah bangun tidur di pagi hari atau setelah duduk dalam waktu yang lama. Sendi lutut juga terasa sakit
jika digunakan beraktivitas, seperti berjalan, naik-turun tangga, atau berjongkok. Sering terdengar bunyi “krek-krek” pada saat sendi lutut digerakkan.
Pada stadium yang lebih berat, rasa sakit tidak hanya dirasakan ketika beraktivitas, tetapi juga pada saat beristirahat. Tidur penderita juga seringkali terganggu akibat rasa sakit pada persendian. Pada stadium lanjut, selain rasa sakit yang semakin hebat, sendi lutut menjadi kaku (sehingga penderita tidak mampu berjongkok) dan lutut menjadi bengkok seperti huruf O atau huruf X (Gambar 3). Pada foto Rontgen, celah sendi lutut yang mengalami pengapuran sendi tampak lebih sempit dibanding celah sendi yang normal (Gambar 4).
Derajad penyempitan celah sendi pada foto Rontgen inilah yang digunakan untuk menentukan berat ringannya (stadium) pengapuran sendi. Ada 4 stadium pengapuran sendi, yaitu stadium 1 dan 2 dikategorikan sebagai pengapuran sendi ringan, sementara stadium 3 dan 4 sebagai pengapuran sendi berat (Gambar 5).
Pada stadium 1, celah sendi masih normal lebar, tetapi ada rasa nyeri pada sendi lutut. Celah sendi pada stadium 2 lebih sempit dibanding normal. Sementara pada stadium 3, celah sendi sangat sempit dan pada stadium 4, celah sendi menutup; keadaan ini disebabkan karena lapisan tulang rawan yang melapisi ujung tulang dan “mengisi” celah sendi telah hilang sama sekali. Pengobatan Pengobatan untuk pengapuran sendi berbeda-beda tergantung stadiumnya. Tujuan pengobatan pengapuran sendi adalah: (1) menghilangkan nyeri, (2) memperbaiki lingkup gerak sendi yang kaku, (3) meningkatkan kualitas hidup sehingga penderita dapat hidup bebas dari nyeri, dan (4) mencegah pengapuran sendi derajad ringan (stadium 1 dan 2) berlanjut semakin berat menjadi stadium 3 dan 4.
Untuk mencapai tujuan tersebut, tersedia berbagai bentuk pengobatan tergantung pada stadium pengapuran sendi.
Pengobatan untuk pengapuran sendi derajad ringan (yaitu stadium 1 dan 2) terdiri atas (1) menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan; (2) latihan untuk menguatkan otot paha dan pinggul serta untuk menjaga kebugaran tubuh, seperti berenang dan naik sepeda; (3) obat anti-radang dan anti-nyeri, (4) suplemen yang mengandung glukosamin dan kondroitin sulfat untuk menumbuhkan tulang rawan, serta (5) obat nutrisi sendi yang mengandung asam hialuronat dan yang perlu disuntikkan ke dalam sendi. Orang awam sering menyebut obat yang terakhir tersebut sebagai penambah ”oli pelumas sendi”. Suntikan obat pelumas sendi hanya bermanfaat untuk pengapuran sendi ringan (stadium 1 dan 2). Untuk pengapuran sendi berat (stadium 3 dan 4) obat tersebut tidak bermanfaat karena tulang rawan sendi pada umumnya tidak hanya menipis, tetapi telah hilang sama sekali sehingga tidak ada lagi tulang rawan yang tersisa untuk dilumasi lagi. Cukup banyak pasien yang kecewa telah mendapat suntikan obat pelumas sendi, tetapi tidak sembuh. Banyak diantaranya mendapat suntikan 5 sampai 10 kali pada kedua lututnya, tetapi tetap terasa nyeri. Hal ini disebabkan karena mereka telah mengalami pengapuran sendi stadium 3 atau 4 sehingga obat pelumas sendi sama sekali tidak bermanfaat.
Oleh karena itu, bentuk pengobatan non-operasi tersebut di atas biasanya hanya bermanfaat untuk pengapuran sendi ringan (stadium 1 dan 2) dan tidak memberikan hasil yang memuaskan untuk derajad yang berat. Untuk pengapuran sendi berat (yaitu, stadium 3 dan 4), pilihan pengobatan terbaik yang tersedia adalah operasi penggantian
sendi.
Ingin mengetahui informasi seputar tulang dan sendi, kunjungi Klinik Orthopaedi dan Traumatologi RS Panti Rapih Yogyakarta.
Ditulis oleh :
dr. Bambang Kisworo, Sp.OT
Spesialis Orthopaedi & Traumatologi, Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Informasi Pelayanan :Â
Klinik Orthopedi (Bedah Tulang)
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta
Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)
![]() |
![]() |