Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Dari data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003, terdapat sekitar 29,1 juta penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun menderita DM, dan pada tahun 2030 diperkirakan jumlah penderita DM sebesar 41,9 juta orang.
Diabetes Melitus Tipe 2 (DMTipe 2) adalah bentuk diabetes yang paling sering ditemui, terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif (resistensi insulin) atau tidak memproduksi cukup insulin untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal.Insulin adalah hormon yang diperlukan untuk membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dari darah. DM tipe 2 biasanya berkembang pada usia yang lebih tua, namun, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan signifikan prevalensi DM tipe 2 pada individu usia muda, termasuk anak-anak dan remaja. Peningkatan kasus DM tipe 2 di kalangan usia muda sangat berkaitan dengan perubahan gaya hidup, pola makan yang buruk, serta kurangnya aktivitas fisik. Hal ini menjadi perhatian besar karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan jangka panjang jika tidak terkontrol dengan baik.
Faktor RisikoDM Tipe 2 pada usia muda antara lain:
- Obesitas
Salah satu faktor risiko utama untuk DM Tipe 2 adalah obesitas. Lemak tubuh yang berlebih, terutama obesitas sentral, dapat menyebabkan resistensi insulin, dimana sel-sel tubuh tidak dapat merespon insulin dengan baik.
- Pola Makan yang Tidak Sehat
Diet tinggi gula, makanan cepat saji, dan karbohidrat olahan yang banyak dikonsumsi oleh anak muda dapat berkontribusi pada penambahan berat badan dan gangguan metabolisme glukosa.
- Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang kurang aktif, termasuk banyak duduk dan kurangnya olahraga, dapat menyebabkan obesitas dan penurunan sensitivitas insulin.
- Faktor Genetik
Riwayat keluarga yang mengidap DM Tipe 2 juga meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit ini. Jika orangtua atau saudara dekat memiliki diabetes tipe 2, kemungkinan terkena diabetes pada usia muda meningkat.
Beberapa kelompok etnis, seperti orang Asia, Hispanik, dan Afrika-Amerika cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita DM Tipe 2.
- Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik merupakan sekelompok kondisi medis yang terjadi bersamaan, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung,stroke danDM. Yang termasuk sindrom metabolik adalah Obesitas sentral, kenaikan trigliserida, kolesterol HDL rendah, hipertensi, dan kadar gula darah puasa terganggu. Meskipun sering terkait dengan usia lanjut, sindrom ini kini mulai ditemukan pada remaja dan anak-anak.
- Stres dan Faktor Psikologis
Stres yang berkepanjangan dapat memengaruhihormon yang berperan dalam pengaturan gula darah, seperti kortisol. Selain itu, masalah psikologis seperti depresi dapat berhubungan dengan kebiasaan makan yang buruk dan pola hidup yang tidak sehat.
Gejala Diabetes Tipe 2 pada Usia Muda
DM Tipe 2 sering kali berkembang secara perlahan, dan banyak individu yang mungkin tidak merasakan gejala-gejala yang jelas. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
- Sering merasa haus dan lapar
- Sering buang air kecil
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Penglihatan kabur
- Mudah lelah
- Luka atau infeksi yang sulit sembuh
- Kaki atau tangan yang terasa kesemutan atau mati rasa
Pencegahan dan pengelolaan DM Tipe 2 pada Usia Muda
Diabetes tipe 2 pada usia muda dapat dicegah atau dikelola dengan menerapkan perubahan gaya hidup sehat. Berikut beberapa langkah penting untuk mencegah atau mengelola DM Tipe 2:
- Penurunan Berat Badan
Pada individu yang obesitas, penurunan berat badan yang sehat dengan kombinasi diet sehat dan olahraga dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan membantu menjaga gula darah stabil.
- Perbaikan Pola Makan
Menerapkan pola makan sehat dengan lebih banyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian serta batasi konsumsi gula, makanan tinggi lemak jenuh, dan makanan olahan. Mengatur porsi makan dan memilih makanan dengan indeks glikemik rendah juga bermanfaat.
- Aktivitas Fisik
Melakukan olahraga teratur, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang, setidaknya 30 menit per hari dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu tubuh memanfaatkan glukosa lebih efisien.
- Pengelolaan Stres
Mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti meditasi, yoga, pernapasan dalam  atau berkegiatan yang menyenangkan, dapat membantu mencegah gangguan metabolisme.
- Pemeriksaan Rutin
Pada individu yang berisiko tinggi, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi DM Tipe 2 pada tahap awal.
- Pendidikan Kesehatan
Pemberian pendidikan tentang pentingnya gaya hidup sehat kepada remaja dan orangtua sangat penting untuk pencegahan dan pengelolaan DM tipe 2 di usia muda.
7, Terapi medikamentosa (obat antidiabetik dan insulin)
Dampak Jangka Panjang DM Tipe 2 pada Usia Muda
DM Tipe 2 yang tidak terkontrol dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, seperti:
- Masalah Kardiovaskular (penyakit jantung dan stroke)
- Kerusakan pada ginjal (nefropati)
- Kerusakan Saraf (Neuropati)
- Gangguan penglihatan (retinopati)
- Masalah Kulit dan Penyembuhan Luka
Karena DM Tipe 2 cenderung berkembang perlahan dan bisa tidak terdeteksi pada tahap awal, sangat penting untuk melakukan upaya pencegahan dengan gaya hidup sehat sejak dini.
Artikel ditulis oleh :
dr. Maheswara Wisnubhuana, Sp. PD
(Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Panti Rapih Yogyakarta)
Info Selanjutnya :
Klinik Penyakit Dalam
Lantai 5, Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta
Pendaftaran 24 jam :
Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)