Pekan Imunisasi Dunia

Sabtu, 16 April 2022 menandai dimulainya Pekan Imunisasi Dunia 2022, di tengah pandemi COVID-19 yang masih terus meningkat di beberapa wilayah. Dengan tema ‘Vaksin membawa kita lebih dekat’  (vaccines bring us closer), momentum ini menunjukkan bagaimana vaksinasi menghubungkan kita dengan banyak orang, tujuan, dan membantu meningkatkan kesehatan semua orang, dimana pun sepanjang hidup.

Pada hari tersebut juga diluncurkan rencana baru yang berani, yaitu Agenda Imunisasi 2030, yang merupakan strategi global baru yang ambisius, untuk memaksimalkan dampak penyelamatan nyawa manusia dengan vaksin. Jika dilaksanakan sepenuhnya, Agenda Imunisasi 2030 dapat mencegah lebih dari 50 juta kematian selama dekade berikutnya.
Vaksin adalah salah satu penemuan paling hebat, kuat dan transformatif dalam sejarah ilmu kedokteran. Berkat vaksin, penyakit cacar sekarang sudah ada dalam buku sejarah dan tinggal menjadi kenangan, penyakit polio telah didorong ke ambang pemberantasan, dan penyakit yang dulu ditakuti karena mematikan seperti difteri, tetanus, dan meningitis, sekarang mudah dicegah. Selain itu, jenis vaksin baru terus mampu menekan angka kejadian penyakit. Dalam 15 tahun terakhir, vaksin baru telah disetujui digunakan untuk mencegah kanker serviks, malaria dan Ebola. Dan sekarang vaksin COVID-19 yang aman dan efektif telah dikembangkan dalam sangat waktu singkat, untuk membawa kita lebih dekat dalam mengakhiri pandemi.

Pada hari Rabu, 13 April 2022 lalu Yayasan WHO meluncurkan kampanye penggalangan dana global baru yang disebut Go GiveOne, untuk memberi setiap orang kesempatan dalam memainkan peran mereka untuk membantu memvaksinasi warga dunia. Go GiveOne bertujuan untuk melibatkan 50 juta orang dalam berkontribusi, dan terbuka untuk semua orang, individu dan organisasi dari semua negara. Uang yang terkumpul akan disumbangkan ke COVAX untuk membeli vaksin COVID-19 bagi warga dunia, dimulai dari mereka yang paling membutuhkannya.

Pada saat pandemi COVID-19 ini sekitar 60 program kampanye imunisasi ditangguhkan di 50 negara. Itu berarti sekitar 228 juta anak saat ini menjadi rentan terhadap penyakit mematikan non COVID-19, yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin seperti campak, demam kuning, dan polio. Program kampanye campak adalah yang paling terpengaruh, mencapai 23 program kampanye yang ditunda, bahkan selama lebih dari satu tahun. Selain program kampanye yang ditargetkan untuk mencegah atau menanggapi pandemi COVID-19, layanan imunisasi rutin anak juga terus terganggu di lebih dari sepertiga negara pada kuartal pertama tahun 2021. Gangguan ini merupakan peningkatan yang signifikan dari tahun lalu dan kesenjangan dalam cakupan vaksinasi sudah memiliki konsekuensi serius di dunia nyata. Wabah campak yang mematikan telah terjadi di beberapa negara, termasuk Republik Demokratik Kongo, Pakistan dan Yaman. Dan risiko wabah campak meningkat di tempat lain, karena semakin banyak anak yang kehilangan vaksin yang sangat mereka butuhkan.

WHO, UNICEF, Gavi, dan mitra lainnya bekerjasama dengan berbagai negara untuk memastikan bahwa layanan imunisasi rutin harus dipulihkan dengan cepat dan aman. Namun demikian, kita tidak boleh lupa bahwa sebelum pandemi COVID-19, hampir 20 juta anak kehilangan kesempatan mendapatkan vaksin yang menyelamatkan jiwa setiap tahun. Dengan demikian kita tidak hanya harus mengembalikan layanan imunisasi kembali ke jalurnya, tetapi melakukan lebih baik dari sebelumnya.

Agenda Imunisasi 2030 adalah strategi global baru yang ambisius untuk memaksimalkan dampak penyelamatan nyawa dengan vaksin selama dekade berikutnya. Tujuannya adalah untuk mempertahankan hasil yang diperoleh dengan susah payah dalam program imunisasi, menghindari kemunduran, dan mencapai lebih banyak lagi, dengan tidak meninggalkan seorang anakpun, dalam situasi apapun atau pada tahap kehidupan apapun. Jika dilaksanakan sepenuhnya, Agenda Imunisasi 2030 dapat mencegah lebih dari 50 juta kematian selama dekade berikutnya, 75 persen di antaranya terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

Terdapat 4 hal penting yang hartus dilakukan. Pertama, meminta para pemimpin dunia, komunitas kesehatan, dan pembangunan global untuk membuat komitmen baru yang berani untuk memajukan strategi ini. Kedua, menyerukan kepada semua negara untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana nasional yang sejalan dengan Agenda Imunisasi 2030, dan meningkatkan investasi untuk membuat imunisasi dapat diakses oleh semua warga negara. Ketiga, meminta lembaga donor dan pemerintah untuk meningkatkan investasi dalam penelitian, pengembangan, dan pengiriman vaksin, yang berfokus pada kebutuhan populasi yang kurang terlayani. Dan keempat, menyerukan kepada industri vaksin dan ilmuwan untuk terus mempercepat penelitian dan pengembangan, memastikan pasokan vaksin yang terjangkau secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan global, dan menerapkan pelajaran dari pandemi COVID-19 ke penyakit menular lain.

Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap di Indonesia menjadi rendah. Untuk mengejar kekurangan cakupan tersebut pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia 2022.

Sekitar 800 ribu anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio. Berdasarkan data rutin terbaru Kementerian Kesehatan RI cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi COVID-19, dari 84,2% pada tahun 2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021.

Penurunan cakupan imunisasi rutin baru-baru ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan, dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan, yang menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi COVID-19.

Agenda Imunisasi 2030 telah dikembangkan oleh WHO, UNICEF, Gavi dan banyak mitra lainnya, dapat menutupi kekurangan dalam program layanan imunisasi rutin, mendukung pemulihan global dari pandemi COVID-19, dan memastikan tidak ada anak yang terlewat, untuk menerima kehebatan vaksin yang mampu menyelamatkan nyawa anak di sekitar kita.

Sumber: https://dokterwikan.com/

Baca juga link terkait: https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-anak-terpadu/
https://pantirapih.or.id/rspr/layanan-klinik-ibu-dan-anak-rs-panti-rapih/

Artikel ini ditulis oleh:
DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A
(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

 

Klinik Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Serba-Serbi Vaksinasi COVID-19

Apa itu Vaksin?

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu, sehingga apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut makan tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Siapa sasaran penerima Vaksinasi COVID-19?

Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia yang berusia ≥ 18 tahun dan dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, klinik rumah sakit dan /atau unit pelayanan kesehatan di kantor kesehatan pelabuhan (KKP ), Calon penerima Vaksin COVID-19 akan mendapatkan SMS-Blast untuk melakukan registrasi ulang dan memilih tempat dan waktu pelayanan vaksinasi COVID-19, pemberian vaksinasi dilakukan oleh dokter, perawat, atau bidan yang memiliki kompetensi.

Siapa yang melakukan Vaksinasi Covid-19? Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan yang memiliki kompetensi.

Siapa saja yang boleh dan tidak boleh divaksinasi COVID-19?

Vaksin diberikan hanya untuk mereka yang sehat.

Ada beberapa kriteria inidvidu atau kelompok yang tidak boleh di imunisasi Covid-19 :

  • Orang yang sedang sakit, tidak boleh menjalani vaksinasi
  • Jika sedang sakit, peserta harus sembuh terlebih dahulu sebelum divaksin. Memiliki penyakit penyerta. Orang dengan penyakit penyerta yang tidak terkontrol seperti diabetes atau hipertensi disarankan tidak menerima vaksin. Oleh karena itu, sebelum pelaksanaan vaksinasi, semua orang akan dicek kondisi tubuhnya terlebih dahulu. Mereka yang memiliki penyakit komorbid harus dalam kondisi terkontrol untuk mendapat persetujuan vaksinasi dari dokter yang merawat.
  • Tidak sesuai usia Sesuai anjuran pemerintah, orang yang mendapat vaksin COVID-19 adalah kelompok usia 18+ tahun. Artinya, mereka yang diluar kelompok tersebut seperti anak-anak, belum boleh menerima vaksin.
  • Memiliki riwayat autoimun
  • Penyintas COVID-19
  • Wanita hamil

Apakah vaksinasi COVID-19 ini wajib?

Masyarakat yang mendapatkan pemberitahuan melalui Short Message Service (SMS) Blast wajib mengikuti pelaksanaan Vaksinasi COVID-19.

Apakah manfaat dari Vaksin COVID-19?

Sebagaimana manfaat dari vaksin lainnya, Vaksin COVID-19 bermanfaat untuk memberi perlindungan tubuh agar tidak jatuh sakit akibat COVID-19 dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh dengan pemberian vaksin.

Manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak divaksin.

Apakah setelah divaksin kita pasti kebal terhadap COVID-19?

Vaksin tidak 100% membuat kita kebal dari COVID-19. Namun, akan mengurangi dampak yang ditimbulkan jika kita tertular COVID-19. Untuk itu, meskipun sudah divaksin,  masyarakat harus tetap menerapkan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas).

Apa itu KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi)?

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Misalnya demam atau nyeri pada area suntikan.

Reaksi apa yang mungkin terjadi setelah vaksinasi COVID-19?

Reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi COVID-19 hampir sama dengan vaksin yang lain.

Beberapa gejala tersebut antara lain:

  • Reaksi lokal, seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan dan reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis.
  • Reaksi sistemik seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, dan sakit kepala.
  • Reaksi lain, seperti alergi misalnya gatal-gatal, bengkak, reaksi anafilaksis, dan syncope (pingsan)

Efek samping dari vaksinasi bersifat segera dan sementara, dan pada umumnya ringan. Untuk antisipasi, di tiap sesi vaksinasi, penerima vaksinasi akan dipantau sesuai dengan vaksin yang digunakan, sebelum bisa meninggalkan lokasi vaksinasi. Selain itu, ada pencatatan barcode per vial untuk tiap penerima vaksin, sehingga penelusuran risiko dapat dilakukan.

 

Link terkait:

https://www.instagram.com/rspantirapihyogyakarta/

https://pantirapih.or.id/rspr/cara-dan-alur-pelayanan-vaksin-di-rs-panti-rapih/

Mulai 6 Juni 2021 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta melayani Vaksin Covid-19 untuk kelompok Pra Lansia, Lansia dan Kelompok Pelayan Publik Kota Yogyakarta. Bagi Sahabat Sehat Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang memenuhi ketentuan tersebut dapat melakukan Pendaftaran minimal H-1, dengan menghubungi nomor RS Panti Rapih 0274-514004, 514006 atau datang langsung ke Bagian Pendaftaran Lantai 2 Gedung Rawat Jalan Borromeus Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-563333 ext 1116 (pada hari kerja)

 

 

Materi sejenis ini pernah ditayangkan di Webinar RS Panti Rapih, Hari Rabu, 20 Januari 2021, Sosialisasi Vaksinasi COVID 19,  Alur Pemberian Vaksinasi COVID-19, narasumber dr. Levina Prima R., Sp. PD

Untuk materi edukasi vaksin covid19 dapat dibuka di channel youtube RS Panti Rapih, atau pada video berikut.

Cegah Diare

Diare adalah penyebab utama kematian pada anak balita secara global yang mencapai sekitar 525.000 anak setiap tahunnya. Di Indonesia diare merupakan penyakit endemis dan juga merupakan penyakit potensial KLB (Kejadian Luar Biasa) yang sering disertai dengan kematian. Apa yang dapat kita lakukan?

Pada tahun 2015 terjadi 18 kali KLB diare yang tersebar di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1. 213 orang dan kematian 30 orang. KLB diare sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2015, terlihat bahwa ‘Case Fatality Rate’ (CFR) masih cukup tinggi (>1%), bahkan tahun 2015 CFR diare mencapai 2,47%. Diare dapat berlangsung beberapa hari, dan dapat menyebabkan tubuh anak kehilangan air dan mineral atau garam yang diperlukan untuk bertahan hidup dan disebut dehidrasi. Di masa lalu, dehidrasi berat karena kehilangan cairan tubuh adalah penyebab utama kematian pada diare. Sekarang, penyebab lain seperti infeksi bakteri hebat atau septikemia akan menyebabkan peningkatan proporsi kematian terkait diare.

Diare didefinisikan sebagai buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari dengan tinja cair. Di negara berpenghasilan rendah, anak di bawah tiga tahun mengalami rata-rata tiga episode diare setiap tahunnya. Penyebab diare pada anak yang tersering adalah infeksi oleh bakteri, virus dan parasit, yang sebagian besar disebarkan oleh air yang terkontaminasi tinja. Infeksi lebih sering terjadi, bila sanitasi dan kebersihan lingkungan tidak memadai. Rotavirus dan bakteri Escherichia coli, adalah dua penyebab paling umum diare di negara berpenghasilan rendah. Selain infeksi, malnutrisi juga sering menyebabkan diare. Setiap episode diare berdampak menghilangkan nutrisi yang diperlukan anak untuk pertumbuhan. Akibatnya, diare merupakan penyebab utama malnutrisi, dan anak kurang gizi lebih cenderung jatuh sakit karena diare. Setiap episode diare pada gilirannya membuat malnutrisi mereka semakin parah dan diare adalah penyebab utama malnutrisi pada anak balita. Di Indonesia ditemukan sebanyak 26.518 balita gizi buruk secara nasional pada tahun 2015. Kasus gizi buruk yang dimaksud ditentukan berdasarkan perhitungan berat badan menurut tinggi badan balita Zscore < -3 standardeviasi atau balita sangat kurus. Sedangkan menurut hasil Riskesdas 2013 prevalensi gizi sangat kurus pada balita sebesar 5,3%. Jika diestimasikan terhadap jumlah balita 21.436.940 anak, maka perkiraan jumlah balita gizi buruk, sangat kurus, dan berisiko diare sebanyak sekitar 1,1 juta anak.

Langkah kunci dalam pengelolaan diare adalah lima langkah menuntaskan diare atau Lintas Diare. Pertama adalah rehidrasi dengan larutan gula garam rehidrasi oral atau oralit, berupa campuran air bersih, garam dan gula. Cairan akan diserap di usus halus anak dan segera menggantikan air dan elektrolit yang hilang selama diare. Rehidrasi mungkin diperlukan dengan cairan infus intravena, jika terjadi dehidrasi berat atau syok. Kedua adalah suplemen zinc 10-20 mg selama 10 hari yang akan mengurangi durasi episode diare sebesar 25% dan pengurangan 30% volume tinja. Ketiga adalah makanan kaya gizi, karena lingkaran setan malnutrisi dan diare dapat dipatahkan dengan terus memberi makanan kaya nutrisi, termasuk ASI, selama sebuah episode diare. Keempat adalah menghindari penggunaan antibiotika pada diare, kecuali ada indikasi medis yang kuat. Dan kelima adalah edukasi kepada orangtua anak balita dan rujukan kasus diare kepada dokter, terutama diare persisten, ada darah dalam tinja, atau ada tanda dehidrasi.

Intervensi medis untuk mencegah diare, termasuk penggunaan air minum yang aman, sanitasi yang lebih baik, dan cuci tangan memakai sabun, dapat mengurangi risiko penyakit. Selain itu, perlu penghindaran atas sumber air yang terkontaminasi kotoran manusia, misalnya dari septic tank dan jamban, atau kotoran hewan yang mengandung mikroorganisme penyebabkan diare. Penyebab diare lainnya adalah karena menyebar dari orang ke orang, yang dapat dicegah dengan meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan. Juga menghindari makanan yang merupakan penyebab utama diare, karena disiapkan atau disimpan dalam kondisi tidak higienis. Pemberian ASI eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan bayi, berperan penting untuk pencegahan diare. Selain itu, juga pendidikan kesehatan kepada orangtua anak balita tentang bagaimana penyebaran infeksi penyebab diare dan vaksinasi rotavirus. Vaksin rotavirus tetes mulut diindikasikan untuk pencegahan diare yang disebabkan oleh Rotavirus serotipe G1 dan non-G1 (seperti G2, G3, G4, G9).

Pemberian vaksin ini yang bersamaan dengan vaksin polio tetes, tidak mempengaruhi respon imun dari antigen polio, namun menurunkan respon imun vaksin rotavirus. Oleh sebab itu, pemberian kedua jenis vaksin tersebut sebaiknya dalam jarak 2 minggu. Namun demikian, tidak akan terdapat interaksi apapun, jika vaksin rotavirus diberikan bersamaan dengan vaksin monovalen atau vaksin kombinasi lainnya, termasuk vaksin heksavalen (DTPa-HBV-IPV/Hib), vaksin difteri-tetanus-pertusis aselular (DTPa), vaksin Haemophillus influenza tipe b (Hib), vaksin polio yang dilemahkan (IPV), vaksin hepatitis B (HBV), dan vaksin pneumococcal. Dosis pemberian vaksin rotavirus yang hanya diberikan melalui mulut, satu paket terdiri dari dua dosis vaksin. Dosis pertama dapat diberikan sejak bayi berumur 6 minggu, dosis selanjutnya berjarak setidaknya 4 minggu setelah dosis pertama. Sebaiknya dosis vaksin diberikan secara lengkap sebelum bayi berusia 16 minggu, atau paling lama sudah lengkap pada saat bayi berusia 24 minggu. Dengan melakukan berbagai langkah pencegahan diare, diharapkan anak balita akan semakin terlindungi dari malnutrisi dan kematian terkait diare. Pemberian ASI eksklusif dan imunisasi rotavirus, adalah tindakan pencegahan yang sangat dianjurkan.

Jika anak anda memperlihatkan satu atau lebih dari gejala-gejala gangguan yang mengindikasikan diare,  segera konsultasi ke dokter spesialis anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

 

Artikel ini ditulis oleh:
dr. Wikan Indrarto
, SpA
Dokter Spesialis Anak RS Panti Rapih Yogyakarta

 

Informasi Pelayanan : 
Klinik Anak
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Cara dan Alur Pelayanan Vaksin di RS Panti Rapih

RS Panti Rapih sejak Kamis, 14 Januari sudah menyediakan tempat dan melayani vaksinasi untuk tenaga kesehatan di sekitar Yogyakarta, yang mempercayakan vaksinasinya dilakukan oleh tenaga terlatih di RS Panti Rapih. Area yang disediakan untuk pelayanan vaksinasi ada di Klinik Vaksinasi COVID 19, Lantai 4 sayap timur, Gedung Rawat Jalan Terpadu, Jl Colombo Yogyakarta.

Apa yang harus disiapkan?  Untuk sementara ini, tenaga kesehatan yang sudah terdaftar dan mendapatkan sms tiket. Dimohon untuk membawa kartu pengenal diri, KTP atau sejenisnya dan bukti tiket yang sudah diprint, atau bukti SMS 1199  atau print screen tiket yang berada di dalam perangkat gadget / Hp anda, untuk dilakukan validasi atau pencocokkan  vaksinasi pada tanggal, tempat dan jam yang sudah disepakati.

Silahkan anda masuk ke Gedung Rawat Jalan Terpadu dengan tetap patuh pada protokol kesehatan yaitu selalu Memakai masker di area rumah sakit, Mencuci tangan dengan air sabun atau hand sanitizer di tempat yang sudah ditempatkan, dan Menjaga jarak satu dengan yang lain. Berjalankah dengan lift atau tangga yang sudah disediakan.

Sebelum memulai masuk klinik vaksinasi, ada baiknya anda akan diukur suhu lagi, dan disarankan untuk melakukan cuci tangan dengan handsanitizer yang telah disediakan.

Area 1  – Area Pendaftaran :  Peserta akan diverifikasi antara kartu pengenal diri, e-ticket, kartu vaksinasi dan aplikasi PCare.

Area 2 – area Skrining : Petugas akan melakukan tanya jawab dan pemeriksaan fisik sederhana untuk melihat kondisi kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid).  Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi PCare. Sasaran yang ditunda akan dijadwalkan ulang oleh system

Area 3 – Area Vaksinasi : Petugas akan melakukan vaksinasi di lengan atas secara intra muscular. Petugas akan mencatat merk/jenis, no batch vaksin yang diberikan kepada peserta

Area 4 – Area Pencatatan dan observasi : Petugas akan mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi PCare. Sasaran akan diobservasi selama 30 menit untuk memonitor KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Petugas akan memberikan penyuluhan tentang protocol kesehatan 5M. Setelah 30 menit tidak ada kejadian KIPI, Peserta mendapatkan kartu vaksinasi dan pesan untuk 14 hari kemudian vaksin ulang yang ke 2.

Kemungkinan reaksi yang terjadi paska pemberian imunisasi COVID 19

Reaksi Lokal :

– Nyeri atau bengkak pada tempat suntikan

– Timbul area kemerahan di sekitar tempat suntik

– Abses atau benjolann pada tempat suntikan

– Pembesaran kelenjar getah bening / Limfadenitis

– Reaksi lokal lain yang berat seperti selulitis, peradangan dan kulit merah yang meluas

Reaksi Sistemik :

– Demam

– Nyeri otot seluruh tubuh

– Badan lemah

– Pusing

– Diare

Reaksi lain :

– Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem

– Syok anafilaksis

– Sindrom Syok Toksik

– Atralgia, radang sendi

– Syncope (pingsan)

Jika kejadian ini terjadi  saat di Rumah Sakit, petugas kami, perawat dan dokter akan segera membantu memberi pertolongan untuk meredakan gejala  dan memberi rasa nyaman.  Jika gejala ini terjadi di rumah atau terjadi 28 hari, silahkan melaporkan untuk di catat dan diberikan pengobatannya, bisa di poliklinik atau IGD.

Jangan takut untuk di vaksin, vaksin ini sudah dijamin pemerintah tentang mutu dan  keamanannya. Dengan vaksin kita akan terjaga dari virus COVID, termasuk keluarga dan masyarakat serta ikut ambil bagian dalam mempercepat COVID 19 berakhir.

Materi sejenis ini pernah ditayangkan di Webinar RS Panti Rapih, Hari Rabu, 20 Januari 2021, Sosialisasi Vaksinasi COVID 19, Alur Pemberian Vaksinasi COVID-19, narasumber dr. Levina Prima R., Sp. PD

Untuk materi edukasi vaksin covid19 dapat dibuka di channel youtube RS Panti Rapih, atau pada video berikut.

Link terkait:

https://www.instagram.com/rspantirapihyogyakarta/

https://pantirapih.or.id/rspr/cara-dan-alur-pelayanan-vaksin-di-rs-panti-rapih/

 

Mulai 6 Juni 2021 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta melayani Vaksin Covid-19 untuk kelompok Pra Lansia, Lansia dan Kelompok Pelayan Publik Kota Yogyakarta. Bagi Sahabat Sehat Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang memenuhi ketentuan tersebut dapat melakukan Pendaftaran minimal H-1, dengan menghubungi nomor RS Panti Rapih 0274-514004, 514006 atau datang langsung ke Bagian Pendaftaran Lantai 2 Gedung Rawat Jalan Borromeus Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-563333 ext 1116 (pada hari kerja)

Dimulainya Vaksin Covid19 untuk Tenaga Kesehatan di Jogja

Rumah Sakit Panti Rapih Siap Melayani Vaksinasi Untuk Masyarakat (untuk saat ini masih melayani tenaga kesehatan)

Kamis, 14 Januari 2021 RS Panti Rapih sudah melaksanakan vaksinasi. Dimulai dari tenaga kesehatan rumah sakit baik dokter, perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lainnya. Bukan hanya tenaga kesehatan RS Panti Rapih saja yang dilayani, tetapi semua tenaga kesehatan di sekitar Yogyakarta yang memilih RS Panti Rapih sebagai tempat untuk dilakukan vaksinasi COVID 19 terhadap dirinya.

Berharap gelombang-gelombang berikutnya, seluruh masyarakat di sekitar Yogyakarta dapat memilih dan mempercayakan RS Panti Rapih sebagai tempat pilihan untuk memvaksinasi COVID terhadap dirinya, keluarga dan handai taulannya.

RS Panti Rapih akan tetap menjalankan protocol kesehatan agar semua yang berkunjung di RS Panti Rapih merasa aman dan nyaman.  Kami akan melakukan pemeriksaan suhu, screening Riwayat COVID, memberikan ruang yang aman, akses dan alur yang nyaman, serta tenaga yang telah terlatih untuk vaksinasi. RS Panti Rapih juga mengingatkan agar semua yang hadir berada di area RS untuk selalu memakai masker, mencuci tangan dengan air yang mengalir atau hand sanitizer yang disediakan di tempat-tempat tertentu, dan saling menjaga jarak satu dengan yang lain.

Beberapa kondisi di mana vaksinasi TIDAK DAPAT DIBERIKAN :

  • Tekanan darah lebih tinggi atau sama dengan 140/90
  • Pernah menderita sakit COVID 19
  • Sedang Hamil / Menyusui
  • Gejala ISPA dalam 7 hari terakhir
  • Ada Anggota keluarga serumah yang menderita COVID 19
  • Riwayat Alergi berat setelah vaksinasi COVID 19
  • Sedang dalam terapi aktif jangka Panjang terhadap penyakit kelainan darah
  • Penyakit Jantung
  • Penyakit Autoimun sistemik
  • Penyakit Ginjal
  • Penyakit Autoimn
  • Penyakit Saluran pencernaan kronis
  • Penyakit Hipo/hipertiroid
  • Penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais dan penerima transfusi

Beberapa kondisi di mana vaksinasi DITUNDA :

  • Suhu tubuh sedang demam > 37,5 ditunda sampai sembuh dan terbukti  menderita COVID 19.
  • Penderita penyakit Paru 9 Asma, PPOK, TB) ditunda sampai kondisi terkontrol  dengan baik.

Kami, RS Panti Rapih menyediakan dokter umum dan dokter spesialis yang bisa memberikan advis dan konsultasi atas kondisi bapak-ibu-saudara di atas ataupun kondisi yang bapak-ibu merasa ragu untuk melakukan vaksinasi. Diharapkan masyarakat dapat mempersiapkan kondisi fisik yang lebih segar dan bugar untuk bisa mendapatkan vaksinasi yang optimal.

Sampai jumpa untuk vaksinasi COVID di RS Panti Rapih

Materi sejenis ini pernah ditayangkan di Webinar RS Panti Rapih, Hari Rabu, 20 Januari 2021, Sosialisasi Vaksinasi COVID 19, Vaksinasi Covid-19 : Harapan untuk Kembali Hidup Normal, narasumber dr. Iswanto Sp.P. FCCP.

Untuk materi edukasi vaksin covid19 dapat dibuka di channel youtube RS Panti Rapih, atau pada video berikut

Rating untuk artikel/halaman ini : [mr_rating_result]

Bersatu Melawan COVID-19

AKU SUDAH DIVAKSIN, DAN SIAP MELAYANI

Pelaksanaan Covid di negara kita, Indonesia, sudah dimulai Rabu, tanggal  13 Januari 2021. Vaksinasi dikedepankan agar laju kesakitan dan kematian akibat COVID-19 bisa ditekan seminimal mungkin, bisa timbul kekebalan kelompok (herd imunity) untuk mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat,  serta produktivitas perekonomian diharap akan semakin menjadi lebih baik.

Periode awal Januari 2021 ini, prioritas  vaksinasi akan dimulai pada tenaga kesehatan dahulu, secara bertahap akan disuntikkan juga kepada tenaga kerja yang berhubungan dengan masyarakat seperti polisi, TNI, petugas pemerintahan / public, kemudian lansia, masyarakat kelompok rentan, serta akhirnya ke seluruh masyarakat secara luas dan umum.

Vaksin yang disuntikkan pada periode awal ini adalah vaksin yang sudah mendapatkan Persetujuan Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM, di mana dan sudah dipastikan mencakup kriteria aspek keadaruratan, kemanfaatan yang lebih besar dari resiko, khasiat dan mutu serta keamanan dan keselamatan pengguna.

Sebagai informasi, Vaksin awal yang disuntikkan adalah vaksin produksi SINOVAC, vaksin yang berbasis inactivated virus, di mana disuntikkan di otot lengan, dan diulang 14 hari ke depan.

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta mendukung program vaksinasi yang dicanangkan oleh pemerintah dengan mempersiapkan tempat yang aman, akses / alur yang nyaman dan tenaga yang terlatih untuk melakukan vaksinasi. Tenaga kesehatan RS Panti Rapih sudah bersedia divaksin, siap divaksin, dan sudah divaksin secara bertahap.

Dengan di vaksin, kami siap melayani anda lebih optimal, sebab your safety is number one priority, keselamatan anda adalah prioritas pertama kami.