Sabtu, 16 April 2022 menandai dimulainya Pekan Imunisasi Dunia 2022, di tengah pandemi COVID-19 yang masih terus meningkat di beberapa wilayah. Dengan tema ‘Vaksin membawa kita lebih dekat’ (vaccines bring us closer), momentum ini menunjukkan bagaimana vaksinasi menghubungkan kita dengan banyak orang, tujuan, dan membantu meningkatkan kesehatan semua orang, dimana pun sepanjang hidup.
Pada hari tersebut juga diluncurkan rencana baru yang berani, yaitu Agenda Imunisasi 2030, yang merupakan strategi global baru yang ambisius, untuk memaksimalkan dampak penyelamatan nyawa manusia dengan vaksin. Jika dilaksanakan sepenuhnya, Agenda Imunisasi 2030 dapat mencegah lebih dari 50 juta kematian selama dekade berikutnya.
Vaksin adalah salah satu penemuan paling hebat, kuat dan transformatif dalam sejarah ilmu kedokteran. Berkat vaksin, penyakit cacar sekarang sudah ada dalam buku sejarah dan tinggal menjadi kenangan, penyakit polio telah didorong ke ambang pemberantasan, dan penyakit yang dulu ditakuti karena mematikan seperti difteri, tetanus, dan meningitis, sekarang mudah dicegah. Selain itu, jenis vaksin baru terus mampu menekan angka kejadian penyakit. Dalam 15 tahun terakhir, vaksin baru telah disetujui digunakan untuk mencegah kanker serviks, malaria dan Ebola. Dan sekarang vaksin COVID-19 yang aman dan efektif telah dikembangkan dalam sangat waktu singkat, untuk membawa kita lebih dekat dalam mengakhiri pandemi.
Pada hari Rabu, 13 April 2022 lalu Yayasan WHO meluncurkan kampanye penggalangan dana global baru yang disebut Go GiveOne, untuk memberi setiap orang kesempatan dalam memainkan peran mereka untuk membantu memvaksinasi warga dunia. Go GiveOne bertujuan untuk melibatkan 50 juta orang dalam berkontribusi, dan terbuka untuk semua orang, individu dan organisasi dari semua negara. Uang yang terkumpul akan disumbangkan ke COVAX untuk membeli vaksin COVID-19 bagi warga dunia, dimulai dari mereka yang paling membutuhkannya.
Pada saat pandemi COVID-19 ini sekitar 60 program kampanye imunisasi ditangguhkan di 50 negara. Itu berarti sekitar 228 juta anak saat ini menjadi rentan terhadap penyakit mematikan non COVID-19, yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin seperti campak, demam kuning, dan polio. Program kampanye campak adalah yang paling terpengaruh, mencapai 23 program kampanye yang ditunda, bahkan selama lebih dari satu tahun. Selain program kampanye yang ditargetkan untuk mencegah atau menanggapi pandemi COVID-19, layanan imunisasi rutin anak juga terus terganggu di lebih dari sepertiga negara pada kuartal pertama tahun 2021. Gangguan ini merupakan peningkatan yang signifikan dari tahun lalu dan kesenjangan dalam cakupan vaksinasi sudah memiliki konsekuensi serius di dunia nyata. Wabah campak yang mematikan telah terjadi di beberapa negara, termasuk Republik Demokratik Kongo, Pakistan dan Yaman. Dan risiko wabah campak meningkat di tempat lain, karena semakin banyak anak yang kehilangan vaksin yang sangat mereka butuhkan.
WHO, UNICEF, Gavi, dan mitra lainnya bekerjasama dengan berbagai negara untuk memastikan bahwa layanan imunisasi rutin harus dipulihkan dengan cepat dan aman. Namun demikian, kita tidak boleh lupa bahwa sebelum pandemi COVID-19, hampir 20 juta anak kehilangan kesempatan mendapatkan vaksin yang menyelamatkan jiwa setiap tahun. Dengan demikian kita tidak hanya harus mengembalikan layanan imunisasi kembali ke jalurnya, tetapi melakukan lebih baik dari sebelumnya.
Agenda Imunisasi 2030 adalah strategi global baru yang ambisius untuk memaksimalkan dampak penyelamatan nyawa dengan vaksin selama dekade berikutnya. Tujuannya adalah untuk mempertahankan hasil yang diperoleh dengan susah payah dalam program imunisasi, menghindari kemunduran, dan mencapai lebih banyak lagi, dengan tidak meninggalkan seorang anakpun, dalam situasi apapun atau pada tahap kehidupan apapun. Jika dilaksanakan sepenuhnya, Agenda Imunisasi 2030 dapat mencegah lebih dari 50 juta kematian selama dekade berikutnya, 75 persen di antaranya terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.
Terdapat 4 hal penting yang hartus dilakukan. Pertama, meminta para pemimpin dunia, komunitas kesehatan, dan pembangunan global untuk membuat komitmen baru yang berani untuk memajukan strategi ini. Kedua, menyerukan kepada semua negara untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana nasional yang sejalan dengan Agenda Imunisasi 2030, dan meningkatkan investasi untuk membuat imunisasi dapat diakses oleh semua warga negara. Ketiga, meminta lembaga donor dan pemerintah untuk meningkatkan investasi dalam penelitian, pengembangan, dan pengiriman vaksin, yang berfokus pada kebutuhan populasi yang kurang terlayani. Dan keempat, menyerukan kepada industri vaksin dan ilmuwan untuk terus mempercepat penelitian dan pengembangan, memastikan pasokan vaksin yang terjangkau secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan global, dan menerapkan pelajaran dari pandemi COVID-19 ke penyakit menular lain.
Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap di Indonesia menjadi rendah. Untuk mengejar kekurangan cakupan tersebut pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia 2022.
Sekitar 800 ribu anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio. Berdasarkan data rutin terbaru Kementerian Kesehatan RI cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi COVID-19, dari 84,2% pada tahun 2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021.
Penurunan cakupan imunisasi rutin baru-baru ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan, dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan, yang menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi COVID-19.
Agenda Imunisasi 2030 telah dikembangkan oleh WHO, UNICEF, Gavi dan banyak mitra lainnya, dapat menutupi kekurangan dalam program layanan imunisasi rutin, mendukung pemulihan global dari pandemi COVID-19, dan memastikan tidak ada anak yang terlewat, untuk menerima kehebatan vaksin yang mampu menyelamatkan nyawa anak di sekitar kita.
Sumber: https://dokterwikan.com/
Baca juga link terkait: https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-anak-terpadu/
https://pantirapih.or.id/rspr/layanan-klinik-ibu-dan-anak-rs-panti-rapih/
Artikel ini ditulis oleh:
DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A
(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)
Klinik Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)
![]() |
![]() |