Diet Sahur dan Buka Puasa Sehat selama Bulan Ramadhan 5/5 (5)

Puasa merupakan salah satu hal yang wajib dilaksanakan bagi Umat Muslim selama bulan Ramadhan, dengan rentang waktu dari mulainya salat Subuh hingga Maghrib. Praktik puasa selama Ramadhan yang dilakukan oleh Umat Muslim meliputi abstinensi atau menahan diri dari makan, minum, merokok, ataupun melakukan aktivitas merugikan yang dapat menjadi pembatal puasa. Di Indonesia, rentang waktu puasa Ramadhan tersebut berkisar antara 13-14 jam setiap harinya.

Puasa juga merupakan hal yang mulai banyak diteliti dalam dunia kesehatan. Puasa Ramadhan merupakan salah satu bentuk intermittent fasting, yaitu metode pengaturan pola makan yang dilakukan dengan berpuasa selama kurun waktu tertentu. Selama bulan Ramadhan, pola asupan makanan harian akan mengalami perubahan bila dibandingkan dengan hari-hari lainnya, di mana frekuensi makan berubah, dan konsumsi makanan berlangsung secara nokturnal (pada malam hari), sehingga perubahan pada berat badan dan penurunan lemak tubuh dapat terjadi.

Karena perubahan-perubahan tersebut, perlu untuk memperhatikan jenis dan jumlah asupan makanan selama bulan Ramadhan, yaitu pada saat makan Sahur, berbuka puasa, maupun saat makan malam. Berikut merupakan beberapa tips pola makan yang dapat dilakukan untuk menjaga tubuh agar tetap dalam kondisi yang bugar selama bulan Ramadhan :

Pola makan sahur

  • Porsi diusahakan dalam jumlah sedang, tidak terlalu banyak.
  • Perbanyak konsumsi makanan yang memiliki kandungan serat yang tinggi, seperti buah-buahan dan sayur.
  • Konsumsi biji-bijian (whole grains), makanan dengan kandungan protein, semisal protein hewani berupa daging, telur, ikan, dapat membantu menunda lapar lebih lama.

Pola makan untuk berbuka puasa

  • Makan makanan secukupnya secara bertahap, dimulai dengan konsumsi air putih dan sedikit makanan manis, semisal kurma, buah-buahan.
  • Jus buah asli dan teh dapat dijadikan sebagai alternatif untuk minuman buka puasa.
  • Pastikan konsumsi air putih mencukupi, untuk mencegah dehidrasi.

Rekomendasi pola dan jenis makanan yang sebaiknya dihindari:

  • Hindari konsumsi makanan dalam jumlah yang terlalu banyak, karena akan menyebabkan perut menjadi sesak, meningkatkan asupan kalori secara berlebihan dan memicu peningkatan berat badan, serta meningkatkan risiko obesitas.
  • Hindari makanan-makanan olahan yang mengandung karbohidrat olahan (refined carbohydrates), semisal tepung, gula pasir, sirup jagung tinggi fruktosa, konsentrat jus buah,gorengan, ataupun makanan dengan kadar gula dan minyak yang tinggi, karena meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah, risiko Diabetes Mellitus (DM), dan menyebabkan kantuk pada saat siang hari.
  • Hindari konsumsi kopi dan minuman bersoda karena dapat menyebabkan sulit tidur dan menimbun banyak lemak.

 

Artikel ini ditulis oleh :

dr. Noviani, Sp. GK (Dokter Spesialis Gizi Klinik) RS Panti Rapih Yogyakarta

&

dr. Vincentius Shandy Irawan (Dokter Umum) RS Panti Rapih Yogyakarta

 

Referensi:

  1. Lessan N, Ali T. Energy Metabolism and Intermittent Fasting: The Ramadan Perspective. Nutrients. 2019 May 1;11(5). Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31137899/
  2. AttinĂ  A, Leggeri C, Paroni R, Pivari F, Cas MD, Mingione A, et al. Fasting: How to Guide. Nutrients. 2021 May 1;13(5). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8151159/
  3. Sadeghirad B, Motaghipisheh S, Kolahdooz F, Zahedi MJ, Haghdoost AA. Islamic fasting and weight loss: a systematic review and meta-analysis. Public Health Nutr. 2014;17(2):396–406. Available from: https://www.cambridge.org/core/journals/public-health-nutrition/article/islamic-fasting-and-weight-loss-a-systematic-review-and-metaanalysis/3791BAE2A6C52218994B3BEF291BF6EE
  4. Fernando HA, Zibellini J, Harris RA, Seimon R V., Sainsbury A. Effect of Ramadan Fasting on Weight and Body Composition in Healthy Non-Athlete Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis. Nutrients. 2019 Feb 1;11(2). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6412279/
  5. Wang Y, Wu R. The Effect of Fasting on Human Metabolism and Psychological Health. Dis Marker. 2022;2022. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8754590/
  6. Osman F, Haldar S, Henry CJ. Effects of Time-Restricted Feeding during Ramadan on Dietary Intake, Body Composition and Metabolic Outcomes. Nutrients. 2020 Aug 1;12(8):1–25. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7468808/
  7. Rafie C, Sohail M. Fasting During Ramadan: Nutrition and Health Impacts and Food Safety Recommendations. Virginia Cooperative Extension. 2016.

 

Mohon dapat memberikan rating

Mother Wound: Luka “Warisan” dari Ibu 5/5 (2)

“Saya sungguh mencintai ibu saya, tetapi….”

 

Sebelum membaca artikel ini, secara spontan dan jujur isilah titik-titik di atas sesuai kondisi anda, tanpa banyak berpikir.

Kita semua memiliki ikatan yang begitu mendalam secara emosional dengan ibu. Hal ini dikarenakan seorang anak menjalin interaksi yang intens dengan ibu sejak di dalam kandungan. Seiring berjalannya kehidupan, sebagian dari kita memiliki relasi yang kompleks, tidak konsisten dan terdiri dari benang-benang kusut, misalnya karena rasa kecewa dan tidak puas dengan perlakuan figur ibu. Disisi lain, kita menyadari bahwa figur ibu adalah sosok yang seharusnya bijaksana, patut dihargai dan dihormati atas pengorbanannya.

Di balik pintu ruang konseling yang tertutup, penulis sebagai Psikolog Klinis menyadari bagaimana beberapa dari kita mengalami emosi yang terperangkap dalam diri, rasa dendam dan menyalahkan  diri ataupun figur ibu atas perlakuan dan kasih sayang yang tidak diterima.

Ada yang tidak bisa berhenti menyalahkan hidup dan figur ibunya, ada juga yang menutupi hal tersebut karena tidak mau memberi cap negatif pada figur ibunya. Tanpa disadari, ini justru berdampak pada mental health dan kemampuan kita bertanggung jawab atas diri kita untuk menyembuhkan diri (self healing).

Sesuai judul tulisan ini, mother wound terdiri dari dua kata, mother yang artinya Ibu dan wound artinya luka, jadi diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah Luka Ibu. Mother wound adalah luka emosional yang disebabkan kurang dan hilangnya support dan kasih sayang dari figur ibu.

Mother wound adalah istilah konseling untuk luka psikologis yang didapat seseorang selama masa pengasuhan, jadi mother wound bukanlah suatu diagnosa. Luka pengasuhan adalah kenangan seseorang tentang masa kecil yang buruk, atau dapat dikatakan memiliki inner-child atau masa kecil menyakitkan (Mahmudah, 2020). Pengasuhan adalah proses membesarkan, menjaga dan membimbing anak melalui seluruh tahap perkembangannya (Martin dan Colbert, 1997). Lebih lanjut, figur ibu mempunyai dampak yang besar terhadap kemampuan anaknya dalam menyelesaikan masalah, ekspresi kasih sayang, kayakinan dan nilai diri.

Dampak Mother Wound

Menurut Baumrind, pengasuhan orang tua berdampak pada perilaku anak (dalam Santrock, 2012).  Mother wound dapat dialami oleh anak perempuan dan laki-laki dengan dampak diantaranya sebagai berikut:

  • Tidak nyaman bersama ibu, misal muncul rasa gelisah, gugup atautakut ketika bersama ibu
  • Menghindari interaksi dengan ibu, baik secara sadar maupun tidak sadar.
  • Tidak menjadikan ibu sebagai figur yang dapat dipercaya atau diandalkansaat membutuhkan bantuan
  • Ragu dan terus menerus mengharapkan penerimaan dari figur ibu, sehingga terus berusaha menjadi anak yang sempurna
  • Adanya perasaan ditinggalkan dan perasaan tidak aman
  • Kurang mampu mengendalikan emosi
  • Perasaan hampa, kesulitan membangun hubungan hangat dan bermakna

Faktor Penyebab Mother Wound

Pola asuh dan komunikasi yang kurang hangat, kurang terbuka, kekerasan secara verbal maupun fisik, ibu yang ketika ada konflik melakukan silent treatment (terus menerus mendiamkan anak untuk menghukum ketika ibu marah atau kecewa), absennya figur ibu, child neglect (menelantarkan anak), ibu yang manipulatif, gaya komunikasi ibu yang mengkritik dan menyindir berlebihan.

Selain itu, pendekatan ibu yang kurang suportif dan kurang empati di saat anak stress atau melakukan kesalahan, tidak memperbolehkan anak mengekspresikan emosi negatif, kondisi ibu yang tidak sehat mentalnya, baik yang terdiagnosis maupun tidak terdiagnosis dan ibu yang mengalami adiksi alkohol, merokok, judi, dsb.

Bagaimana Mengatasi Mother Wound?

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi mother wound:

  1. Mencari bantuan profesional dengan melakukankonseling dengan Psikolog Klinis
  2. Membentuk relasi baru antara anda yang sekarang sebagai seorang dewasa dan ibu anda sekarang di usianya.
  3. Berbicaralah dengan diri (self talk)dengan cara yang anda harapkan sebagaimana seorang ibu akan berkomunikasi dengan Anda, dengan style komunikasi yang tidak pernah anda dapatkan dari figur ibu anda.
  4. Sadarilah bahwa wajar jika anda bisa mempunyai perasaan cinta pada ibu anda, sekaligus mempunyai perasaan negatif (sedih, kecewa, malu, marah, dll) terhadapnya akibat konflik antara pikiran dan perasaan dalam diri.
  5. Berdamailah dengan mother wound Anda, caranya:
  • Di usia anda yang sudah dewasa sekarang ini, temukan semua dampak mother wound pada diri anda, tuliskan dalam buku journaling
  • Pahami perjalanan hidup ibu anda, dari masa kecilnya hingga usia mudanya dan sekarang: bagaimana relasi ibu anda dengan ibunya sendiri?, apakah masa kecilnya bahagia?, bagaimana perlakuan suaminya ke dirinya?, dsb
  • Terus ingatkan diri bahwa ibu anda adalah manusia, yang bisa dan pernah melakukan kesalahan, baik sengaja mapun tidak sengaja.
  • Perbolehkan diri ada merasa sedih akan hal-hal yang tidak anda dapatkan dari figur ibu anda di masa anak-anak. Tidak perlumelawan perasaan negatif tersebut karena justru akan berdampak pada mental health.
  • Selanjutnya, perasaan sedih tersebut direlakan, dilepas dan dikelola menjadi recovery journeyuntuk berdamai dengan mother wound.
  • Pada proses ini konseling akan sangat diperlukan

 

Artikel ini ditulis oleh :

Veenu, S.Psi., M.Psi., Psikolog

(Clinical Psychologist RS. Panti Rapih Yogyakarta)

 

Daftar Pustaka

Mahmudah, D. (2020). Membasuh Luka Pengasuhan. Bogor: Zenawa Media Digitama

Martin, C.A., & Colbert, K.K. (1997). Parenting: A life span perspective. New Yowk: McGraw-Hill

Santrock, J. W. (2012) Life span development. Alih bahasa: B. Widyasinta & N. I. Sallama. Jakarta: Penerbit Erlangga.

 

Mohon dapat memberikan rating

Pelatihan Penanggulangan Kebakaran RS Panti Rapih No ratings yet.

RS Panti Rapih Yogyakarta melalui Komite K3RS menyelenggarkan Pelatihan Penanggulan Kebakaran dalam rangka memperingati Bulan K3 Nasional pada Sabtu (25/02/2023) bagi karyawan, ourshouching dan tenant. Pelatihan dibuka oleh Direktur Utama RS Panti Rapih, drg. V. Triputro Nugroho, M. Kes.

Hadir sebagai narasumber pelatihan, Bapak Hermas Risriyanto dari Hasamindo Pratama dengan topik Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran, dilanjutkan dengan Sosialisasi Kode Merah oleh Bapak Kristanto Sugeng Wahyudi dari Komite K3RS.

Seluruh peserta pelatihan mendapatkan kesempatan untuk melakukan praktik APAR (Alat Pemadam Api Ringan) secara kelompok. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja bagi rumah sakit yang dilakukan secara profesional dan komitmen yang tinggi akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap orang yang berada dilingkungan rumah sakit tersebut, baik pasien, keluarga terutama pegawai itu sendiri.

Disamping itu perlindungan keselamatan terhadap sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam berjalannya roda pelayanan di rumah sakit juga menjadi bagian penting. Perlindungan wajib dilakukan agar semua terhindar dari berbagai macam bencana yang terjadi di rumah sakit, khususnya dalam melindungi dan menghindari dari bencana kebakaran yang terjadi di rumah sakit.

 

 

Maria Vita Puji

Humas RS Panti Rapih Yogyakarta

Mohon dapat memberikan rating

Panti Rapih Medical Support dalam Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta No ratings yet.

Keberhasilan terselenggaranya acara tak lepas dari peran tim medis. Kehadiran tim medis dapat memberikan rasa aman dan nyaman, kepada para tamu ataupun panitia penyelenggara. Peran tenaga medis ditengah suatu acara sangatlah vital. Meski tidak terlalu tampak, namun saat perhelatan acara pihak tenaga medis memberi pengaruh dan berperan besar dalam mengawal keberlangsungan suatu acara. Selain menjadi garda terdepan dalam menangani masalah medis, tenaga medis juga memberi dukungan kepada para panitia dalam penyelenggaran yang harus siap, cepat dan tanggap di tempat selama acara berlangsung.

RS Panti Rapih turut berpartisipasi mengirimkan Dokter Umum, Perawat Gawat Darurat dan Perawat Intensif, serta menyediakan Intensive Care Unit (ICU) Mini, armada ambulance untuk siaga dan mengawal kesehatan seluruh pihak yang terlibat dalam acara Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta selama 3 hari (12-14 Februari 2023).

Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diberikan kepada 3 tokoh agama. Ketiga tokoh tersebut adalah Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot (Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan), KH Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU), dan Sudibyo Markus (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005 – 2010), dengan mengundang tamu – tamu dari berbagai tokoh lintas agama dan perwakilan pejabat Kementerian atau lemabaga terkait di pemerintahan Indonesia. Gelar tersebut diberikan atas kontribusi darai para penerima anugerah dalam mendukung perdamaian dan moderasi beragama di dunia. Selain itu juga merupakan simbol dari beragamnya agama di Indonesia.

Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada RS Panti Rapih sebagai penyedia layanan Medical Support.

 

Anjar Pintosasi

Humas RS Panti Rapih

Referensi : https://jogja.jpnn.com/jogja-terkini/6399/3-tokoh-agama-dapat-gelar-doktor-honoris-causa-dari-uin-sunan-kalijaga-yogyakarta

Mohon dapat memberikan rating