Mother Wound: Luka “Warisan” dari Ibu

“Saya sungguh mencintai ibu saya, tetapi….”

 

Sebelum membaca artikel ini, secara spontan dan jujur isilah titik-titik di atas sesuai kondisi anda, tanpa banyak berpikir.

Kita semua memiliki ikatan yang begitu mendalam secara emosional dengan ibu. Hal ini dikarenakan seorang anak menjalin interaksi yang intens dengan ibu sejak di dalam kandungan. Seiring berjalannya kehidupan, sebagian dari kita memiliki relasi yang kompleks, tidak konsisten dan terdiri dari benang-benang kusut, misalnya karena rasa kecewa dan tidak puas dengan perlakuan figur ibu. Disisi lain, kita menyadari bahwa figur ibu adalah sosok yang seharusnya bijaksana, patut dihargai dan dihormati atas pengorbanannya.

Di balik pintu ruang konseling yang tertutup, penulis sebagai Psikolog Klinis menyadari bagaimana beberapa dari kita mengalami emosi yang terperangkap dalam diri, rasa dendam dan menyalahkan  diri ataupun figur ibu atas perlakuan dan kasih sayang yang tidak diterima.

Ada yang tidak bisa berhenti menyalahkan hidup dan figur ibunya, ada juga yang menutupi hal tersebut karena tidak mau memberi cap negatif pada figur ibunya. Tanpa disadari, ini justru berdampak pada mental health dan kemampuan kita bertanggung jawab atas diri kita untuk menyembuhkan diri (self healing).

Sesuai judul tulisan ini, mother wound terdiri dari dua kata, mother yang artinya Ibu dan wound artinya luka, jadi diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah Luka Ibu. Mother wound adalah luka emosional yang disebabkan kurang dan hilangnya support dan kasih sayang dari figur ibu.

Mother wound adalah istilah konseling untuk luka psikologis yang didapat seseorang selama masa pengasuhan, jadi mother wound bukanlah suatu diagnosa. Luka pengasuhan adalah kenangan seseorang tentang masa kecil yang buruk, atau dapat dikatakan memiliki inner-child atau masa kecil menyakitkan (Mahmudah, 2020). Pengasuhan adalah proses membesarkan, menjaga dan membimbing anak melalui seluruh tahap perkembangannya (Martin dan Colbert, 1997). Lebih lanjut, figur ibu mempunyai dampak yang besar terhadap kemampuan anaknya dalam menyelesaikan masalah, ekspresi kasih sayang, kayakinan dan nilai diri.

Dampak Mother Wound

Menurut Baumrind, pengasuhan orang tua berdampak pada perilaku anak (dalam Santrock, 2012).  Mother wound dapat dialami oleh anak perempuan dan laki-laki dengan dampak diantaranya sebagai berikut:

  • Tidak nyaman bersama ibu, misal muncul rasa gelisah, gugup atautakut ketika bersama ibu
  • Menghindari interaksi dengan ibu, baik secara sadar maupun tidak sadar.
  • Tidak menjadikan ibu sebagai figur yang dapat dipercaya atau diandalkansaat membutuhkan bantuan
  • Ragu dan terus menerus mengharapkan penerimaan dari figur ibu, sehingga terus berusaha menjadi anak yang sempurna
  • Adanya perasaan ditinggalkan dan perasaan tidak aman
  • Kurang mampu mengendalikan emosi
  • Perasaan hampa, kesulitan membangun hubungan hangat dan bermakna

Faktor Penyebab Mother Wound

Pola asuh dan komunikasi yang kurang hangat, kurang terbuka, kekerasan secara verbal maupun fisik, ibu yang ketika ada konflik melakukan silent treatment (terus menerus mendiamkan anak untuk menghukum ketika ibu marah atau kecewa), absennya figur ibu, child neglect (menelantarkan anak), ibu yang manipulatif, gaya komunikasi ibu yang mengkritik dan menyindir berlebihan.

Selain itu, pendekatan ibu yang kurang suportif dan kurang empati di saat anak stress atau melakukan kesalahan, tidak memperbolehkan anak mengekspresikan emosi negatif, kondisi ibu yang tidak sehat mentalnya, baik yang terdiagnosis maupun tidak terdiagnosis dan ibu yang mengalami adiksi alkohol, merokok, judi, dsb.

Bagaimana Mengatasi Mother Wound?

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi mother wound:

  1. Mencari bantuan profesional dengan melakukankonseling dengan Psikolog Klinis
  2. Membentuk relasi baru antara anda yang sekarang sebagai seorang dewasa dan ibu anda sekarang di usianya.
  3. Berbicaralah dengan diri (self talk)dengan cara yang anda harapkan sebagaimana seorang ibu akan berkomunikasi dengan Anda, dengan style komunikasi yang tidak pernah anda dapatkan dari figur ibu anda.
  4. Sadarilah bahwa wajar jika anda bisa mempunyai perasaan cinta pada ibu anda, sekaligus mempunyai perasaan negatif (sedih, kecewa, malu, marah, dll) terhadapnya akibat konflik antara pikiran dan perasaan dalam diri.
  5. Berdamailah dengan mother wound Anda, caranya:
  • Di usia anda yang sudah dewasa sekarang ini, temukan semua dampak mother wound pada diri anda, tuliskan dalam buku journaling
  • Pahami perjalanan hidup ibu anda, dari masa kecilnya hingga usia mudanya dan sekarang: bagaimana relasi ibu anda dengan ibunya sendiri?, apakah masa kecilnya bahagia?, bagaimana perlakuan suaminya ke dirinya?, dsb
  • Terus ingatkan diri bahwa ibu anda adalah manusia, yang bisa dan pernah melakukan kesalahan, baik sengaja mapun tidak sengaja.
  • Perbolehkan diri ada merasa sedih akan hal-hal yang tidak anda dapatkan dari figur ibu anda di masa anak-anak. Tidak perlumelawan perasaan negatif tersebut karena justru akan berdampak pada mental health.
  • Selanjutnya, perasaan sedih tersebut direlakan, dilepas dan dikelola menjadi recovery journeyuntuk berdamai dengan mother wound.
  • Pada proses ini konseling akan sangat diperlukan

 

Artikel ini ditulis oleh :

Veenu, S.Psi., M.Psi., Psikolog

(Clinical Psychologist RS. Panti Rapih Yogyakarta)

 

Daftar Pustaka

Mahmudah, D. (2020). Membasuh Luka Pengasuhan. Bogor: Zenawa Media Digitama

Martin, C.A., & Colbert, K.K. (1997). Parenting: A life span perspective. New Yowk: McGraw-Hill

Santrock, J. W. (2012) Life span development. Alih bahasa: B. Widyasinta & N. I. Sallama. Jakarta: Penerbit Erlangga.

 

Info Pelayanan :
Klinik Psikologi
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Jl. Cik Di Tiro 30 Yogyakarta 55223
Senin, Rabu, Kamis, Jumat pk 14.00 – 15.00 WIB
Selasa pk 18.00 – 19.00 WIB
Sabtu pk 16.00 – 17.00 WIB

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

Mohon dapat memberikan rating

Posted in Artikel Kesehatan and tagged , , , , , .

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *