Hampir semua orang pernah mengalami nyeri tulang belakang (back pain), baik di leher, punggung maupun pinggang. Nyeri tulang belakang dapat merupakan gejala awal Hernia Nukleus Pulposus atau saraf terjepit. Hal ini pastilah sangat menganggu, bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman atau sakit, tapi juga menghambat produktivitas di kehidupan sehari-hari.
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau biasa dikenal masyarakat sebagai “saraf terjepit” adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran cakram tulang rawan penyekat antar badan ruas tulang belakang (annulus fibrosus) beserta nukleus pulposus di dalam cakram bergeser keluar dan langsung menekan saraf (radik spinalis). HNP dapat terjadi pada seluruh ruas tulang belakang kita mulai dari tulang leher, dada (jarang) sampai tulang pinggang (cervical, thorakal, lumbal). HNP paling sering terjadi di daerah punggung bawah atau pinggang yang disebut HNP lumbalis (90%), mengenai diskus invertebralis L5-S1 dan L4-L5. HNP di daerah punggung atas sampai leher jarang terjadi hanya sekitar 8% dari seluruh kasus HNP.
Gejala Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
Gejala HNP berbeda-beda tergantung lokasinya dan berat ringannya penjepitan. HNP di daerah leher menimbulkan gejala berupa nyeri saat leher digerakkan, nyeri leher atau di sekitar tulang belikat, dan nyeri yang menjalar ke arah bahu, lengan atas, lengan bawah dan jari-jari. Selain nyeri, juga dapat ditemukan rasa kesemutan dan tebal di daerah yang kurang lebih sama dengan rasa nyeri tersebut. Rasa nyeri pada HNP dapat bertambah dengan batuk, bersin atau mengejan. Pada HNP yang berat dapat dijumpai kelumpuhan anggota gerak. Gejala awal yang dirasakan kelemahan dalam menggenggam, selanjutnya kesulitan dalam mengangkat lengan misalnya mengancingkan baju atau saat menyisir rambut.
HNP di daerah punggung bawah atau pinggang, gejalanya menyerupai HNP leher. Rasa nyeri terasa di daerah pinggang, pantat dan menjalar ke arah betis dan kaki. Seringkali juga terasa sensasi kesemutan dan tebal pada salah satu atau kedua tungkai bawah. Seperti halnya pada HNP leher gejala HNP pinggang juga diperberat dengan batuk, bersin atau mengejan. Pada keadaan yang lebih berat rasa nyeri ini akan diperberat dengan berjalan atau duduk lama. HNP lumbal / pinggang juga dapat mengalami kelumpuhan.
Penyebab Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
Penyebabnya HNP cukup beragam dan sangat dekat dengan kehidupan keseharian kita. Sebagai contoh cara tidur atau cara duduk yang salah. Berbagai faktor pekerjaan juga berisiko terjadinya HNP. Faktor pekerjaan yang berisiko terjadinya HNP adalah banyak duduk atau berdiri yang terlalu lama (posisi tubuh kerja statik), tubuh terpapar getaran seperti mengemudi (truk), mengoperasikan alat bergetar, sering mengangkat atau menarik beban berat, banyak membungkuk dan berputar. HNP pada umumnya terjadi pada usia lanjut, dan diduga disebabkan oleh suatu proses degenerasi. Walaupun demukian, pada kelompok usia muda trauma pada tulang vertebra dapat menjadi penyebab. Trauma yang terjadi dapat berupa trauma tunggal yang berat maupun akumulasi dari trauma yang berulang-ulang. Pada trauma tunggal, bila ditanyakan kepada pasien rasa nyeri yang dirasakan, biasanya pasien tahu dengan pasti, misalnya saat pasien sedang mencabut ketela pohon, mendorong mobil, mengangkat benda (berat), terpeleset, jatuh terduduk dan sebagainya. Jadi pada keadaan tersebut, terjadinya HNP dapat tanpa disertai trauma sebelumnya.
Diagnosis
Pada dasarnya metode terbaik pemeriksaan penunjang untuk diagnosis HNP dengan melakukan pemeriksaan MRI tulang belakang. MRI tulang belakang dapat menilai medulla spinalis dan radik spinalis, diskus intervertebralis dan ligament. Pemeriksaan lain yang bermanfaat untuk diagnosis HNP dan mengevaluasi kelemahan otot adalah dengan pemeriksaan electrodiagnostic studies (EMG).
Penatalaksanaan Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
Terapi konservatif dianjurkan menjadi pilihan pada penanganan HNP, sedangkan terapi operatif menjadi pilihan terakhir.
Konservatif
a. Tirah baring
Merupakan cara yang paling lazim dianjurkan pada pasien HNP dan berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan tekanan intradiskal
b. Medikamentosa / Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan dapat berupa analgetik dan NSAID, muscle relaxant (pelemas otot), opioid, kortikosteroid oral, analgetik adjuvan
c. Terapi Fisik / Fisioterapi
Berupa fisioterapi, penggunaan ortose / korset, latihan dan modifikasi gaya hidup
Injeksi
Injeksi epidural atau selective nerve root block dapat mengurangi proses inflamasi pada nyeri yang berat dan sangat efektif bila dikombinasikan dengan program fisioterapi/ rehabilitasi.
Terapi operatif / bedah
Tindakan operasi bedah untuk HNP antara lain laminektomi dan disektomi. Kandidat untuk dilakukannya operasi adalah pasien dengan nyeri hebat yang menetap 2-3 bulan setelah on set yang setelah dilakukan terapi konservatif tidak ada perubahan, terjadi kelemahan anggota gerak.
Artikel ditulis oleh:
dr. Michael Agus Prasetyo, Sp.S, M.Si.Med
Klinik Saraf
Lantai 5 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus – RS Panti Rapih
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)
![]() |
![]() |
Rating untuk artikel/halaman ini :