Pneumonia pada Anak di Tiongkok No ratings yet.

Belum genap setahun status pandemi COVID-19 yang berasal dari Wuhan, Hubei Tiongkok tengah dicabut oleh WHO, sekarang terjadi lagi lonjakan kasus pneumonia atau radang paru-paru pada anak di Tiongkok utara. Apa yang perlu dicemaskan?

Sejak pertengahan Oktober 2023, Tiongkok bagian utara, terutama di Beijing dan Liaoning, telah melaporkan peningkatan penyakit mirip influenza dibandingkan periode yang sama pada tiga tahun sebelumnya. Sebulan kemudian pada Selasa, 21 November 2023, media massa dan jurnal ilmiah ProMED melaporkan pneumonia yang tidak terdiagnosis (undiagnosed pneumonia) pada anak di Tiongkok utara. Hari berikutnya, yaitu Rabu, 22 November 2023, WHO secara resmi meminta informasi epidemiologi dan data klinis tambahan, serta hasil laboratorium dari anak yang dilaporkan ini, melalui mekanisme resmi (the International Health Regulations).

Data menunjukkan peningkatan kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap anak karena pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma Pneumoniae (MP) sejak Mei 2023, dan RSV, adenovirus, dan virus influenza sejak Oktober 2023. Tidak ada perbedaan dalam gambaran klinis penyakit yang baru dilaporkan dengan yang selama ini terjadi, belum ada bukti patogen yang tidak biasa atau baru. Namun demikian, hanya terjadi peningkatan kejadian penyakit pernafasan yang disebabkan oleh beberapa patogen yang telah diketahui, tetapi tidak mengakibatkan jumlah pasien sampai melebihi kapasitas rumah sakit.

Sejak pertengahan Oktober 2023, selain meningkatkan pengawasan penyakit di fasilitas layanan kesehatan dan lingkungan masyarakat, pihak berwenang Tiongkok telah menekankan perlunya memperkuat kapasitas sistem kesehatan dalam menangani pasien. Tiongkok mempunyai sistem untuk mendapatkan informasi tentang tren influenza, penyakit mirip influenza (influenza-like illness atau ILI), RSV, SARS-CoV-2, pneumonia, dan infeksi saluran pernapasan akut parah lainnya (severe acute respiratory infections atau SARI), dan melaporkan deteksi influenza ke platform global (the Global Influenza Surveillance and Response System atau GISRS).

Mensikapi kejadian di Tiongkok tersebut, telah dikeluarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Nomor : PM.03.01/C/4732/2023, Tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia Di Indonesia. Terkait adanya peningkatan kasus pneumonia di Tiongkok sejak Mei 2023, ¾ pasien di diagnosis sebagai infeksi MP, sedangkan lainnya adalah influenza, SARS COV-2 dan lain-lain. MP merupakan bakteri penyebab paling umum terjadinya infeksi jalan napas sebelum pandemi COVID-19, dengan insidensi 8,6% dan pernah turun menjadi 0,7% di tahun 2021-2022. Bakteri patogen ini memiliki periode inkubasi yang cukup lama dan penyebaran memerlukan waktu yang juga lama, sehingga disebut sebagai ‘Walking Pneumonia’. MP merupakan salah satu penyebab penyakit pneumonia di masyarakat, yang paling banyak menyerang anak.

Gambaran klinis pada pneumonia akibat MP sering mirip dengan pneumonia akibat patogen atipik lainnya, khususnya bakteri Chlamydia pneumonia. Pneumonia akibat MP dapat terjadi bersamaan dengan patogen lain, atau bahkan mendahului infeksi pernapasan akibat virus dan bakteri termasuk Streptococcus pyogenes serta Neisseria meningitidides. Infeksi MP biasanya dapat sembuh sendiri dan jarang fatal. Infeksi ini dapat melibatkan infeksi saluran napas atas maupun bawah, dengan gambaran klinisnya dapat bervariasi pada berbagai kelompok usia. Pasien anak usia di bawah 2 tahun cenderung terjadi infeksi saluran napas atas, sedangkan pada usia 6 sampai 9 tahun cenderung terjadi infeksi saluran napas bawah, yaitu pneumonia.

Masa inkubasi infeksi MP sekitar 2-4 minggu dan karakteristik pada pneumonia akibat MP adalah usia yang lebih muda, lebih sedikit faktor komorbidnya, lebih pendek masa rawat di rumah sakit dan angka kematian yang lebih rendah, dibanding kelompok pasien pneumonia akibat patogen lain. Gejala awitan infeksi pneumonia akibat MP terjadi secara bertahap, mulai dari batuk, demam, sakit kepala dan lemah atau malaise. Beberapa kasus tertentu batuk kering terjadi selama fase awal pneumonia MP, namun tetap ada untuk waktu yang lama sebagai gejala atipik. Suhu tubuh rata-rata pada pneumonia MP adalah 37,7 0C dan sekitar 29,2% pasien suhu tubuhnya tidak lebih dari 37,0 0C atau tidak demam sama sekali.

Pada pemeriksaan fisik dengan stetoskop menunjukan bahwa lebih dari separoh pasien dengan pneumonia MP tidak terdengar ronki, atau kemungkinan besar terdengar ronki pada akhir inspirasi, bila dibandingkan dengan pasien yang terinfeksi patogen khas (pneumonia tipik). Japanese Respiratory Society (JRS) mengusulkan enam tanda dan gejala pneumonia MP yang dapat membedakan dengan pneumonia akibat patogen lain. Keenam tanda dan gejala tersebut adalah usia kurang dari 15 tahun, tidak terdapat atau hanya sebagian kecil terdapat penyakit yang mendasari, batuk yang persisten, terdapat bunyi napas tambahan pada saat auskultasi dengan stetoskop, tidak terdapat produksi dahak atau sputum, ditemukannya patogen penyebab melalui uji diagnostik dan jumlah lekosit tidak meningkat, bahkan kurang dari 10.000/μL. Jika terdapat empat dari enam tanda dan gejala tersebut, maka dapat dicurigai ke arah pneumonia akibat MP, maka penggunaan obat antibiotik golongan makrolid dan obat lama tetrasiklin dapat disarankan. Namun demikian, jika kriteria tersebut ridak terpenuhi maka dapat dicurigai infeksi yang terjadi akibat bakteri Streptococcus pneumonia dan disarankan menggunakan antibiotik golongan beta laktam sebagai terapinya. MP adalah bakteri patogen pernapasan yang umum, penyebab umum pneumonia pada anak, dan cukup mudah diobati dengan antibiotik.

Setiap dokter yang menangani pasien pneumonia anak wajib berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Rujukan, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam pengelolaan spesimen (pengambilan dan pengiriman spesimen) kasus MP. Juga melaksanakan surveilans ketat dengan melaporkan penemuan kasus melalui Pelaporan rutin ISPA dan ILI-SARI melalui link: https://bit.ly/ILISARI dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatsApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) : 0877-7759-1097 atau email: poskoklb@yahoo.com, dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

Vaksin adalah tindakan pencegahan pneumonia paling penting bagi anak, agar juga membantu keluarga terhindar dari biaya pengobatan dan beban keuangan lainnya akibat anak sakit. Pneumonia memiliki banyak patogen penyebab, tetapi sebagian besar yang paling mematikan sudah dapat dicegah dengan vaksin terhadap patogen ganas Streptococcus pneumoniae (vaksin pneumokokus), Haemophilus influenzae tipe b (vaksin Hib), pertusis (vaksin DPT), dan campak (MR). Semua vasin tersebut sudah tersedia di Indonesia, dan direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bahkan masuk dalam program imunisasi dasar nasional.

Obat antibiotik amoksisilin saat ini merupakan satu-satunya pengobatan lini pertama yang direkomendasikan untuk pneumonia secara umum, kalau MP belum dipastikan. Obat ini dapat menyelamatkan nyawa dalam kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri, dan dapat mencegah sebagian besar kematian akibat pneumonia, dengan biaya hanya sekitar USD $ 0,21-0,42 per paket pengobatan. Tablet dispersi amoksisilin adalah obat yang terjangkau dan sesuai untuk digunakan pada anak kecil. Namun waktu adalah esensi, karena pengobatan yang tertunda mungkin tidak memadai untuk mencegah dampak yang menghancurkan dari pneumonia, yaitu kematian anak. Perang melawan pneumonia harus dipertimbangkan juga untuk memerangi resistensi antimikroba. Pemberian antibiotik secara tepat untuk mengobati infeksi bakteri yang didiagnosis dengan benar, dapat membantu mengatasi pneumonia agar tidak menjadi masalah global. Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa lebih banyak anak meninggal karena kurangnya akses ke antibiotik, daripada karena resistensi antibiotik.

Perubahan musim dan pelonggaran aktivitas masyarakat pasca pandemi COVID-19 seperti di Tiongkok utara, mengingatkan kita akan pentingnya meningkatkan kewaspadaan akan pneumonia karena MP dan cakupan imunisasi pneumokokus, Hib, DPT, dan MR dalam melawan pneumonia sebagai penyakit infeksi mematikan yang tersering pada anak.

Sudahkah kita bijak mendampingi anak dari bahaya pneumonia?

 

Artikel Edukasi ditulis oleh :

DR. dr. Fx. Wikan Indrarto, Sp.A. (Dokter Spesialis Anak RS Panti Rapih)

 

Informasi :
Klinik Vaksin Dewasa di Medical Check Up
Lantai 2 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus RS Panti Rapih
Jl. Cik Di Tiro 30 Yogyakarta 55223
Telepon: 0274-563333 ext 1125
WhatsApp MCU: 0811-2945-893 (pk 07.30 – 14.00 WIB)

Klinik Vaksin Anak di Klinik Tumbuh Kembang
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus RS Panti Rapih
Jl. Cik Di Tiro 30 Yogyakarta 55223
Telepon: 0274-563333 ext 1204

Pendaftaran 24 jam :

0274 – 514004, 514006

Aplikasi PantiRapihKu di Google Play Store atau App Store

Mohon dapat memberikan rating

Sambut Hari Kasih Sayang untuk Oma Opa 5/5 (1)

Kasih sayang tak selalu harus ditunjukkan dengan kata – kata. Meski usia sudah lansia namun kesehatan Oma Opa tetap harus terjaga.

Berikan Medical Check Up sebagai bentuk kasih sayang bagi Oma Opa di Klinik Golden Care Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Didukung oleh tenaga medis profesional, fasilitas yang lengkap, serta ruangan tunggu yang bersih dan nyaman bagi Oma Opa.

A. Medical Check Up Silver
a.  Assesment Geriatri dilakukan oleh:
Dokter Penyakit Dalam Konsultan Geriatri, Fisioterapi, Ahli gizi, Perawat, Farmasis, dan Petugas Pastoral

b. Laboratorium:
– Darah rutin: Hemoglobin, Lekosit, Eritrosit, Hematokrit, Trombosit
– Laju Endapan Darah (LED)
– Urine lengkap
– Gula Darah Sewaktu

c.  EKG
d. Fasilitas: Makan 1x, Snack dan minum. Ruang yang nyaman: ruang pemeriksaan, karaoke, perpustakaan, dan ruang istirahat.

B. Medical Check Up Gold
a. Assesment Geriatri dilakukan oleh: Dokter Penyakit Dalam Konsultan Geriatri, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik, Dokter Spesialis Saraf, Dokter Psikiatri, Ahli gizi, Perawat, Farmasis, dan Petugas Pastoral

b.  Laboratorium:
– Darah rutin: Hemoglobin, Lekosit, Eritrosit, Hematokrit, Trombosit
– Laju Endapan Darah (LED), Urine lengkap, Gula Darah Puasa, HbA1c
– Profil lemak: Kolesterol total, LDL, HDL, Trigliseride
– Fungsi ginjal: Asam Urat, Ureum, Creatinin

c. EKG
d. Radiologi: Foto thorax
f. Fasilitas: Makan 1x, Snack dan minum, Ruang yang nyaman: ruang pemeriksaan, karaoke, perpustakaan, ruang istirahat

Link terkait:
https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-geriatri/

Informasi lebih lanjut hubungi:

Klinik Geriatri Golden Care Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 1 Gedung Lukas RS Panti Rapih
Jl Cik Di Tiro 30 Yogyakarta 55223
Informasi : (0274) 514014 ext 292
Pendaftaran : (0274) 514004, 514006
WhatsApp : 0811-2869-710

Mohon dapat memberikan rating

Tetap Sehat & Bahagia Sambut Tahun Baru 5/5 (1)

(Promo Sudah Selesai)

Mengetahui kondisi kesehatan dan kemungkinan penyakit yang bisa dialami sangat penting. Awali Resolusi Sehat dengan Medical Check Up RS Panti Rapih. Pemeriksaan rutin dapat membantu Anda dan Keluarga mendeteksi penyakit sejak dini.

Dalam rangka menyambut Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Dapatkan Harga Spesial Potongan Harga 15% Untuk Paket MCU Basic.

  • Pemeriksaan Dokter Umum
  • Foto Thorax 1 Posisi
  • EKG (Rekam Jantung)
  • Darah Rutin
  • Laju Endapan Darah (LED)
  • Urine Rutin
  • HBsAg (Rapid)
  • Anti HBs

Medical Check Up di dampingi oleh Dokter Umum RS Panti Rapih serta tenaga medis yang profesional.

*) – Periode pengambilan paket 12 Desember 2022 – 1 Januari 2023
– Tarif berlaku tahun 2023

Yuk segera lakukan pendaftaran dan kunjungi RS Panti Rapih.
Waktu layanan setiap Senin – Sabtu pukul 07.00-14.00 WIB. Hari Minggu & Tgl Merah Tutup.
Berlokasi di Medical Check Up Lantai 2 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus RS Panti Rapih.

Baca link terkait:
https://pantirapih.or.id/rspr/category/promo/

 

Informasi Pelayanan :
Medical Check Up
Lantai 2 Gedung Rawat Jalan Borromeus Terpadu RS Panti Rapih Yogyakarta
Telepon : (0274) 563333 ext 1125, Senin – Sabtu pk 07.00 – 14.00 WIB (Hari Minggu & tanggal merah libur)

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Mohon dapat memberikan rating

Hepatitis Misterius No ratings yet.

Sabtu, 23 April 2022 telah dilaporkan merebaknya penyakit hepatitis akut dan parah. Penyakit radang hati ini tidak diketahui penyebabnya dan menyerang banyak anak di beberapa negara secara sekaligus. Wabah hepatitis akut misterius ini mulai terjadi di Inggris dan Irlandia Utara pada 15 April 2022. Apa yang mencemaskan?

Pada 21 April 2022, setidaknya 169 kasus hepatitis akut misterius ini telah dilaporkan dari 11 negara di Eropa dan 1 negara di Amerika. Kasus telah dilaporkan di Inggris (114), Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9), Denmark (6), Irlandia (< 5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Prancis (2), Rumania (1), dan Belgia (1). Kasus hepatitis ini menyerang anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun, 17 anak (sekitar 10%) membutuhkan tindakan transplantasi hati, dan setidaknya satu kematian telah dilaporkan.

Kementerian Kesehatan RI telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak. Kasus ini terjadi di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.

Kewaspadaan tersebut meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Hepatitis akut (peradangan hati) ini ditandai dengan peningkatan kadar enzim hati dalam darah yang nyata. Banyak kasus memiliki gejala sakit perut, diare dan muntah, dan peningkatan kadar enzim hati (aspartate transaminase (AST) atau alanine aminotransaminase (ALT) lebih besar dari 500 IU/L) dan kulit kuning (ikterus). Sebagian besar kasus tidak mengalami demam. Virus umum yang menyebabkan hepatitis virus akut (virus hepatitis A, B, C, D dan E) belum terdeteksi dalam kasus ini. Namun demikian, Adenovirus telah terdeteksi dalam setidaknya 74 kasus, dengan pengujian molekuler, 18 telah diidentifikasi sebagai tipe F 41. SARS-CoV-2 diidentifikasi dalam 20 kasus yang diuji. Selanjutnya, 19 terdeteksi dengan koinfeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Pemeriksaan dan penelitian lebih lanjut sedang berlangsung di berbagai negara yang telah melaporkan adanya kasus hepatitis tersebut. Data yang dikumpulkan mencakup riwayat klinis dan paparan yang lebih rinci, pemeriksaan toksikologi, yaitu toksisitas lingkungan dan makanan, serta pemeriksaan virologi atau mikrobiologi tambahan.

Sementara ini adenovirus merupakan salah satu hipotesis utama sebagai penyebab hepatitis akut, tetapi tidak sepenuhnya mampu menjelaskan tingkat keparahan klinis. Hal ini karena infeksi adenovirus tipe 41 di manapun, sebelumnya tidak pernah menyebabkan keparahan klinis semacam ini. Adenovirus adalah virus umum yang biasanya hanya menyebabkan infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri (self-limited). Virus penyebab ini menyebar antar anak dan juga sering menyebabkan gangguan pernapasan, gastroenteritis (radang lambung atau usus), konjungtivitis (mata merah), dan sistitis (infeksi kandung kemih).

Faktor peningkatan kerentanan pada anak, terjadi setelah tingkat penularan adenovirus lebih rendah selama pembatasan sosial terkait pandemi COVID-19. Kondisi inilah yang merupakan potensi munculnya adenovirus mutasi baru, serta koinfeksi dengan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, perlu diselidiki lebih lanjut. Hipotesis yang terkait dengan efek samping dari vaksin COVID-19 saat ini tidak didukung, karena sebagian besar anak yang terkena hepatitis tidak menerima vaksinasi COVID-19.

Saat ini sedang diakukan pemantauan ketat lebih lanjut untuk mengidentifikasi kasus tambahan, baik di negara yang saat ini terkena dampak maupun di tempat lain. Prioritasnya adalah untuk menentukan penyebab kasus ini, dan untuk lebih menyempurnakan tindakan pengendalian maupun pencegahan. Langkah pencegahan umum untuk adenovirus dan infeksi umum lainnya adalah mencuci tangan secara teratur dan menjaga kebersihan lingkungan bermain anak.

WHO merekomendasikan bahwa pemeriksaan darah, urin, tinja, dan sampel pernapasan, serta sampel biopsi hati (bila tersedia) harus dilakukan, untuk menentukan virus penyebab infeksi. Juga penyebab non-infeksi lainnya perlu diselidiki secara menyeluruh. Saat ini WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan dan atau perdagangan dengan Inggris atau negara lain mana pun tempat kasus teridentifikasi, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini.

Hepatitis misterius ini mengingatkan kita akan pneumonia Wuhan China, yang ternyata penyebabnya adalah coronavirus baru. WHO awalnya menamai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) pada 12 Januari 2020 dan kemudian secara resmi mengubahnya menjadi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) pada 12 Februari 2020. Sejak COVID-19 pertama kali muncul di China pada 1 Desember 2019, dalam 4 bulan virus dengan cepat menyebar ke negara lain di seluruh dunia sebagai ancaman global. Pada 11 Maret 2020, WHO akhirnya membuat penilaian bahwa COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi, menyusul flu Spanyol 1918 (H1N1), flu Asia 1957 (H2N2), flu Hong Kong 1968 (H3N2), dan flu Pandemi 2009 (H1N1), yang masing-masing menyebabkan sekitar 50 juta, 1,5 juta, 1 juta, dan 300.000 kematian manusia.

Hepatitis misterius di Inggris ini juga mengingatkan kita akan wabah Hepatitis A di Pacitan dan Trenggalek Jawa Timur pada Minggu, 30 Juni 2019 lalu dengan jumlah penderita penyakit kuning itu nyaris menembus angka 1.000 orang. Kita diingatkan agar terus mengikuti perkembangan berita, mencermati penularan, dan melakukan tindakan pencegahan dengan mempromosikan perbaikan sanitasi, keamanan pangan, dan vaksinasi Hepatitis sesuai jadwal, untuk semua anak di sekitar kita.

Sumber: https://dokterwikan.com/

Baca juga link terkait:
https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-anak-terpadu/
https://pantirapih.or.id/rspr/layanan-klinik-ibu-dan-anak-rs-panti-rapih/
https://pantirapih.or.id/rspr/perlukah-saya-di-vaksin-hepatitis/
https://pantirapih.or.id/rspr/tahukah-anda-pentingnya-vaksin-hepatitis/

Artikel ini ditulis oleh:
DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A
(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Klinik Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

 

Mohon dapat memberikan rating

Ada Apa dengan Cinta Tuberkulosis (TBC)? No ratings yet.

Memperingati  Hari Tuberkulosis Sedunia setiap tanggal 24 Maret, saat dr Robert Koch mengumumkan Mycobacterium tuberculosis sebagai bakteri penyebab Tuberculosis

 

KENali dan penCegahANnya,

Semakin mengenali, memahami suatu penyakit dan bertindak mencegah suatu penyakit. Kita akan semakin mencintai tubuh kita dan disiplin merawat agar tetap sehat fisik dan bugar dalam beraktivitas dipekerjaan atau didalam keluarga.

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, terutama di saluran pernafasan paru-paru (TB Paru), tapi juga dapat di organ lain  (TB ekstra paru) seperti usus, tulang, otak, sumsum tulang belakang atau di kelenjar. Penularannya melalui udara atau droplet (percikan cairan air ludah, bersin, batuk, berteriak yang mengandung bakteri) dan juga kontak benda disekitar pasien aktif yang terpercik droplet.

Gejala awal : (jika timbul gejala di bawah ini, segera konsultasi dengan dokter)

  1. Batuk terus menerus lebih dari 2 minggu
  2. Berkeringat terutama malam hari
  3. Demam hilang timbul lebih dari 3 minggu
  4. Nafsu makan berkurang dan berat badan semakin menurun drastis
  5. Gangguan pernafasan (nyeri dada dan sesak) dan pembesaran kelenjar getah bening
  6. Spesifik, jika batuk disertai darah
  7. Biasanya dengan pemberian obat batuk dan antibiotika lain oleh dokter tidak berkurang

Pencegahannya
Edukasi pendidikan (literasi) dan penyuluhan kesehatan untuk tetap hidup sehat dan bersih, deteksi dini dan vaksinasi  serta pengobatan dini sebelum terlambat

Deteksi dini
Lakukan pemeriksaan Medical Check Up rutin pada saat sehat dan awal timbul gejala sakit

Pemeriksaan Medical Check Up untuk penyakit Tuberculosis :

– Pemeriksaan screening oleh dokter  terutama Berat Badan, Tinggi badan
– Pemeriksaan tes kulit Mantoux atau tuberculin skin test
– Pemeriksaan darah rutin dan LED
– Pemeriksaan darah sero / imunologi Anti TB
– Pemeriksaan dahak BTA sputum atau kultur sputum TB
– Pemeriksaan dahak Gene Expert
– Pemeriksaan foto Rontgen Dada atau CT scan
– Pemeriksaan PCR TB dengan bahan Liquor Cerebro Spinal
– Pemeriksaan Citologi  TB – Patologi Anatomi

Disamping anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain (laboratorium, radiologi, mikrobiologi, patologi anatomi) untuk menyingkirkan gejala yang mirip dengan Tuberkulosis, sehingga dapat diberikan pengobatan awal yang optimal.

Lakukan Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) segera pada saat masih bayi sampai usia 1 bulan.

Pencegahannya
Edukasi pendidikan dan penyuluhan kesehatan untuk tetap hidup sehat dan bersih, deteksi dini dan vaksinasi serta pengobatan dini sebelum terlambat.

Pencegahan secara umum,
–  Tetap hidup sehat dengan gizi seimbang, aktivitas olah raga dan istirahat cukup
–  Kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya (sirkulasi udara dan sinar matahari)
–  Tetap laksanakan Protokol Kesehatan COVID-19 secara disiplin (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak)
–  Etika batuk / bersin yang benar serta buang tisu penutup di tempatnya
–  Tidak membuang dahak atau meludah di sembarang tempat
–  Batasi kontak dengan pasien TB terutama kelompok rentan (anak, ibu hamil, lansia, dll)

Kisah selanjutnya dengan cinta dan menjaga serta merawat tubuh kita,  kita akan semakin tetap sehat dan bugar serta mampu memutus rantai penularan Tuberkulosis di masyarakat.

Link terkait :
https://pantirapih.or.id/rspr/tbc-kebal-obat-mdr/

Artikel ini ditulis oleh:

dr. Tandean Arif Wibowo, MPH

(Dokter Umum – Medical Check Up – Home Care  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Manajemen Bencana STIKes Panti Rapih)

 

Medical Check Up RS Panti Rapih Yogyakarta
Senin – Sabtu pukul 07.00-14.00. Hari Minggu & Tgl Merah Tutup
Lantai 2 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Telepon : 0274-563333 ext 1125
WA : 08112945893

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Mohon dapat memberikan rating

Beri & Jaga Kesehatan Ibu Agar Selalu Sehat & Sukacita Menemani Kita Selalu No ratings yet.

(Terima kasih, ibu /mama /bunda…..  Selamat Hari Ibu, 22 Desember)

Selain menyapa dan memberi ucapan selamat,  berkunjung serta memberikan pelukan hangat kepada ibu, mungkin juga membawa  sekuntum bunga atau makanan kecil yang  bisa dimakan bersama keluarga, pasti akan memberikan kesan sendiri setiap tanggal 22 Desember yang selalu diperingati sebagai hari Ibu. Terima kasih yang tak terhingga, bangga serta terharu atas pengorbanan ibu kita, dari perjuangan mengandung, melahirkan, mendidik dan membesarkan kita sampai hari ini.

Mungkin bagi setiap orang, hari Ibu dimaknai bisa berbeda-beda. Bisa memandang dari sejarah, dari sosok seorang wanitanya, dari ketokohan seorang wanita dan masih banyak lagi. Hari ini, 22 Desember kita memandang sebagai tanda cinta kasih perjuangan seorang ibu terhadap putra putri tercintanya.

Selain sapaan, senyuman, sentuhan dan kebersamaan, pernahkah dan terpikirkankah untuk memberi kado ibu kita tercinta dengan kado Medical Check Up, kado untuk mengetahui kondisi kesehatannya agar selalu tetap sehat dan prima mendampingi kita, putra-putrinya dan juga cucu atau cicitnya. Dengan pemeriksaan Medical Check Up berkala maka akan terpantau kesehatan ibu terakhir, potensi resiko sakitnya, pengobatan awal sakitnya sehingga ibu tercinta terhindar dari resiko sakit berat. Dengan kondisi kesehatan yang prima  akan sangat mempengaruhi kualitas hidup ibu tercinta, untuk selalu bersama-sama berbagi kebahagiaan dan suka cita.

Medical Check Up yang dibutuhkan untuk ibu kita, adalah:

  1. Pemeriksaan fisik secara umum dari ujung kepala hingga ujung kaki
  2. Pemeriksaan fisik khusus untuk organ kewanitaan : payudara, kandungan dan alat kelamin
  3. Pemeriksaan laboratorium : darah, urin, faeces juga papsmear
  4. Pemeriksaan radiologis: foto Rontgen, USG, CTscan atau MRI
  5. Pemeriksaan khusus : rekam jantung, EKG, Treadmill, Endoskopi, Spirometri, dll
  6. Pemeriksaan kebutuhan gizi atau nutrisi
  7. Pemeriksaan kebutuhan mental atau psikis
  8. Pemeriksaan kesehatan lanjut usia

Dengan semakin terjaga kesehatan ibu kita, maka kualitas hidup ibu akan semakin baik, bahagia dan penuh sukacita, yang pada akhirnya akan menularkan kepada orang-orang di sekelilingnya.

Terima kasih, ibu.

Hanya ini ibu persembahanku, sehat dan sukacita selalu bersama doa putra-putrimu

 

Yuk, Segera lakukan pendaftaran dan kunjungi Medical Check Up Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Melayani setiap Senin – Sabtu pukul 07.30-13.00 WIB. Hari Minggu & Tgl Merah Tutup. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-514014, 514845 ext 1125

Artikel ini ditulis oleh:

dr. Tandean Arif Wibowo, MPH

(Dokter Umum – Medical Check Up – Home Care  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Manajemen Bencana STIKes Panti Rapih)

 

Info Pelayanan :
Klinik Medical Check Up Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 1 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Senin – Sabtu, pk 07.00 – 14.00 WIB
Hari Minggu atau tanggal merah tutup
WA : 08112945893

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Mohon dapat memberikan rating