Kelas Ibu Hamil dan MPASI RS Panti Rapih – “Mencegah dan Mengatasi Gangguan Makan Pada Anak”

Pada Sabtu, 12 Agustus 2023, Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta mengadakan kegiatan kelas khusus untuk ibu hamil dan pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI) dengan tema yang sangat relevan, yaitu “Mencegah dan Mengatasi Gangguan Makan Pada Anak”. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada para ibu hamil dan orang tua tentang pentingnya pemberian makanan yang tepat bagi anak-anak, serta langkah-langkah untuk mencegah dan mengatasi gangguan makan pada anak.

 

Dalam kegiatan ini, terdapat dua narasumber yang memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peserta. Yashinta Arum Perwita, S.Gz, seorang Ahli Gizi, menjadi narasumber pertama dengan topik “Gangguan Makan Pada Anak & Pemberian MPASI Tepat Balita Sehat”. Dalam presentasinya, ia membahas tentang berbagai jenis gangguan makan yang mungkin dialami anak-anak, serta memberikan panduan kepada para orang tua mengenai pemberian MPASI yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak.

Narasumber kedua adalah Yasinta Yose Rizaldy, Amd. Kes, yang merupakan seorang Terapis Wicara. Yasinta membawakan topik “Mencegah & Mengatasi Gangguan Makan Pada Anak”, fokus pada bagaimana mengidentifikasi dan mengatasi masalah terkait gangguan makan anak melalui pendekatan terapi wicara. Ini mencakup komunikasi yang efektif dan pendekatan khusus dalam membantu anak-anak yang mengalami masalah makan.

Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam di Ruang Senam Hamil, Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta. Acara ini berhasil menarik perhatian 19 peserta yang terdiri dari ibu hamil dan orang tua yang memiliki minat dalam memahami dan mengatasi masalah makan pada anak-anak mereka. Dalam suasana yang hangat dan interaktif, para peserta mendapatkan pengetahuan yang berharga dari para narasumber dan juga berkesempatan untuk bertanya langsung terkait hal – hal yang mereka hadapi. Pada kesempatan ini pula, para orang tua juga mendapatkan kesempatan secara langsung terkait demo pembuatan MPASI.

Kelas Ibu Hamil dan MPASI dengan tema “Mencegah dan Mengatasi Gangguan Makan Pada Anak” ini merupakan upaya konkret dari Rumah Sakit Panti Rapih untuk memberikan dukungan kepada para ibu hamil dan orang tua dalam merawat kesehatan dan perkembangan anak-anak mereka. Diharapkan, pengetahuan yang didapatkan dari kegiatan ini akan membantu para peserta dalam menjaga kesehatan dan gizi anak-anak mereka dengan lebih baik.

 

Anjar Pintosasi

(Humas RS Panti Rapih Yogyakarta)

Air Susu Ibu (ASI) Nutrisi Terbaik Untuk Buah Hati

Air Susu Ibu (ASI) adalah pilihan nutrisi terbaik untuk bayi khususnya dalam enam bulan pertama. Kandungan zat gizi yang terdapat di dalam ASI mengandung gizi seimbang yang meliputi karbohidrat, lemak,protein, mineral dan vitamin yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Asi awal yang disebut kolustrum, cairan ini banyak mengandung antibodi penghambat pertumbuhan virus dan bakteri,serta  mengandung enzim enzim pencernaan yang belum mampu diproduksi sendiri oleh tubuh bayi sehingga  sangat berperan penting bagi daya tahan tubuh bayi.

ASI akan menurunkan risiko penyakit infeksi pada bayi seperti diare, ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), radang otak (meningitis) dan juga menurunkan risiko penyakit non infeksi seperti obesitas maupun diabetes.

Manfaat memberikan Asi tidak hanya untuk bayi saja melainkan bermanfaat juga bagi kesehatan ibu, diantaranya adalah :

  1. Mengurangi kehilangan darah pasca melahirkan

Hisapan bayi pada payudara akan bermanfaat menstimulasi hormon Oksitosin ibu. Hormon ini akan membuat rahim berkontraksi baik sehingga lebih cepat mengembalikan rahim ke ukuran semula, dan mencegah terjadinya perdarahan pasca lahir

  1. Mengurangi depresi pasca melahirkan, dengan menyusui akan tercipta ikatan emosional antara ibu dan bayi menjadi lebih kuat.
  2. Mengurai risiko penyakit kanker servik, payudara maupun ovarium

 

Kapan ASI diproduksi ?

Asi berbentuk kolustrum akan diproduksi pada trimeser kedua kehamilan ( minggu ke 16 ) dan akan terus diproduksi sampai kelahiran bayi. Pada sebagian ibu, terkadang kolustrum sudah keluar pada kehamilan trimester ketiga, tetapi banyak ibu kolustrum baru keluar pada hari ke 2 atau hari ke 3  setelah kelahiran dan hal ini adalah kondisi normal, Karena pada 48-72 jam paska kelahiran, tubuh ibu mulai meningkatkan produksi ASI, sehingga ibu akan merasakan sensasi ASI dimana payudara mulai mengencang dan mengeluarkan kolustrum.

Berapa lama bayi akan bertahan tanpa asupan apapun ?

Bayi baru lahir memiliki cadangan makanan di dalam tubuhnya yang diperoleh dari plasenta selama berada di rahim ibu. Sehingga bayi baru lahir dalam 48 jam pertama belum memerlukan minuman apapun. Satu satunya zat yang diperlukan ketika baru lahir adalah kolustrum (ASI) awal.

Berapa kebutuhan minum pada bayi baru lahir ?

untuk diketahui bahwa ukuran lambung bayi baru lahir pada hari pertama adalah sebesar buah cerry yang akan betahap membesar dalam 1 bulan pertama, sehingga kebutuhan minum bayi pun betahap sesuai perkembangan usianya seperti digambarkan dalam gambar dibawah ini :

Gambar ukuran lambung bayi

Bagi ibu yang baru melahirkan bayinya tidak perlu khawatir bila ASI/ kolustrum belum tampak keluar di hari 1 atau hari ke 2 setelah kelahiran. Hal ini dikarenakan jumlah kolustrum yang sangat sedikit dan warnanya bening atau kekuningan sehingga membuat keluar kolustrum pertama kali tidak terasa atau tidak terlihat oleh ibu.

Dengan kontak erat (skin to skin) yang sering dan bayi berada dalam satu ruang dengan ibu, akan mempercepat keluarnya kolustrum/asi, sehingga proses menyusui dapat semakin lancar. Semakin sering ibu menyusui bayinya dihari hari pertama setelah kelahiran, semakin banyak kolustrum/ASI yang akan diproduksi

Posisi ibu saat memberikan ASI sangat berpengaruh pada kenyamanan bayi saat menyusu, selain itu posisi yang benar juga penting untuk kenyamanan ibu dan terhidar dari rasa nyeri dan puting lecet.

Berikut ini posisi yang benar saat memberikan ASI pada Si Kecil:

  • Pastikan ibu duduk dengan nyaman, dan menatap bayi. Sebaiknya punggung ibu bersandar dan kaki tidak menggantung. Bila perlu dapat disediakan penyangga untuk kaki.
  • Kepala dan tubuh bayi harus dalam garis lurus, peluk bayi dekat badan ibu. Sebaiknya seluruh badan bayi ditopang, sehingga bayi dapat mendekat ke payudara dan hidung berhadapan dengan puting.
  • Ibu juga perlu menstimulasi refleks hisap bayi dengan menyentuh sudut bibirnya. Ketika mulut bayi terbuka lebar, masukkan puting dan areola ke dalam mulut bayi.
  • Perlu diingat, pelekatan yang baik terjadi jika mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah terlipat keluar. Bayi dapat dianggap efektif menyusu jika ia mengisap secara perlahan, dan sesekali berhenti untuk menelan AS

Kunci keberhasilan menyusui :

  • Yakinlah bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi
  • Memiliki motivasi yang kuat
  • Inisiasi Menyusu Dini  (IMD) dan Rawat Gabung
  • Ketahuilah tehnik dasar menyusui seawal mungkin
  • Pentingnya dukungan suami/keluarga dalam mendampingi ibu menyusui
  • Percaya bahwa ASI juga bermanfaat bagi ibu, bayi dan keluarga
  • Tetap menyusui meskipun bekerja
  • Perhatikan kesehatan ibu dan bayi dan kesehatan payudara
  • Kontak dengan konselor ASI

 

Artikel ini ditulis oleh :

dr. Maria Rulina Yudi Artanti, MSc, Sp.A

(Dokter Spesialis Anak RS Panti Rapih & Konselor ASI)

 

Klinik Tumbuh Kembang
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

REFERENSI
IDAI. Mengapa ASI Eksklusif Sangat DIanjurkan pada Usia di Bawah 6 bulan. 2013.    https://www.idai.or.id/artikel/kli nik/asi/mengapa-asi-eksklusif- sangat-dianjurkan-pada-usia-di- bawah 6-bulan

Wijaya FA. ASI Eksklusif: Nutrisi Ideal untuk Bayi 0-6 Bulan. CDK- 275/ vol. 46 no. 4 th. 2019
Suradi R. Spesifisitas Biologis Air Susu Ibu, Sari Pediatri. 2001; 125′ 129.

Roesli, U., & Yohmi, E. 2013. Buku Bedah ASI IDAI.

 

Peranan Gizi Dalam Menangani Pasien Stroke

Stroke adalah kematian jaringan otak yang terjadi ketika pasokan darah ke otak berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah otak (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.

Pada awal terjadinya stroke, umumnya pasien akan mengalami kesulitan menelan (disfagia) dan beberapa faktor lainnya seperti penurunan kesadaran, disabilitas fungsional, depresi, kesulitan berbicara yang menyebabkan menurunnya asupan gizi dan dehidrasi. Kesulitan menelan (disfagia) ditandai pasien tersedak/batuk pada saat menelan air liur/minuman/makanan, yang menandakan masuknya cairan/makanan ke paru-paru, mengakibatkan pasien berisiko terkena infeksi paru. Dengan asupan gizi yang kurang, dehidrasi serta risiko terjadinya infeksi akan memperburuk kondisi pasien stroke.

Ada beberapa jalur/teknik pemberian makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi sehubungan dengan adanya beberapa faktor penyulit pada pasien stroke. Pemberian makanan pada pasien stroke dapat melalui mulut, selang NGT (selang yang dimasukkan melalui lubang hidung sampai ke lambung) dan infus, dengan diutamakan pemberian nutrisi melalui mulut/selang NGT terlebih dahulu sebelum pemberian nutrisi melalui infus. Pasien stroke dengan penurunan kesadaran, kesulitan menelan, atau pasien dgn kondisi malnutrisi sebelumnya, memerlukan selang NGT untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diberikan kurang dari 72 jam sejak pasien mendapat perawatan. Pemberian makanan melalui selang NGT segera setelah pasien stabil memberikan dampak yang positif seperti menjaga mukosa usus tetap baik dan mengurangi angka kejadian infeksi.

Makanan apa saja yang diperlukan pasien stroke? Pasien stroke tetap memerlukan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat (nasi, kentang, oat, roti), protein (daging ayam, sapi, ikan, telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan), lemak/minyak, vitamin dan mineral (sayur dan buah) serta air. Jumlah makanan tersebut pastinya akan berbeda untuk setiap pasien, tergantung dari usia, jenis kelamin, ada tidaknya penyakit penyerta selain stroke (darah tinggi, diabetes) dan fungsi organ (fungsi hati, ginjal, jantung). Jalur pemberian makanan dapat melalui mulut, dengan konsistensi seperti nasi, tim atau bubur, tergantung daya terima pasien. Pemberian makanan melalui NGT dapat berupa makanan rumah yang diblender dan disaring atau dapat berupa makanan cair (susu formula), sedangkan pemberian makanan melaui infus dari makanan yang diproses pabrikan dalam kemasan khusus dan dipastikan steril karena masuk melalui pembuluh darah.

Mengapa diperlukan pemantauan asupan gizi untuk pasien stroke? Dengan diberikannya gizi yang sesuai dengan kebutuhan untuk masing-masing pasien, diharapkan tersedianya bahan baku untuk pemulihan sel, mengurangi kejadian infeksi (dengan meningkatnya sistem imunitas dan mengurangi risiko tersedak), tersedianya energi untuk fisioterapi, meningkatkan kualitas hidup pasien serta memperpendek lama perawatan di rumah sakit.

 

Ditulis oleh:
dr Noviani, Sp.GK
(Dokter Spesialis Gizi Klinis Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

 

Informasi Pelayanan : 
Klinik Gizi
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)