Mitos dan Fakta Tentang Rabies: Memahami Penyakit yang Berbahaya ini No ratings yet.

Rabies atau yang lebih kita kenal dengan penyakit “anjing gila” merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies (Lyssavirus), dan seringkali dianggap sebagai salah satu penyakit mematikan bagi manusia dan hewan. Virus ini dapat menginfeksi otak dan sistem saraf, sehingga harus ditangani dengan cepat agar tidak berakibat fatal. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang penyakit rabies, gejala, penyebaran, pencegahan, dan pengobatannya.

Penyebab dan Penyebaran

Rabies disebabkan oleh virus rabies yang termasuk dalam genus Lyssavirus. Virus ini biasanya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, dengan anjing dan kelelawar sering menjadi penyebab utama penularan rabies pada manusia. Virus juga bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka atau selaput lendir. Begitu masuk ke dalam tubuh, virus menyebar melalui saraf tepi menuju sistem saraf pusat, yang pada akhirnya menyebabkan gejala neurologis yang parah.

Gejala

Setelah terinfeksi virus rabies, gejala awalnya mirip dengan flu atau infeksi virus lainnya. Namun, setelah beberapa hari hingga berminggu-minggu, gejalanya berkembang menjadi lebih serius. Gejala rabies bisa dibagi menjadi 4 fase yaitu:

  1. Stadium Permulaan (Prodormal) ditandai dengan keluhan lemah, lesu, nafsu makan berkurang, sulit tidur, demam, muntah, sakit kepala yang berat, nyeri di tenggorokan dan mual.
  2. Stadium Rangsangan (Sensoris) ditandai dengan rasa nyeri dan panas disertai kesemutan pada luka gigitan, cemas,dan reaksi berlebih terhadap rangsang sensorik.
  3. Stadium Gila (ekstasi) ditandai dengan berteriak-teriak, menjambak-jambak rambut, berlari-lari dan melompat-lompat, takut air, takut cahaya, takut suara, berlebihan air liur, dan berlebihan air mata
  4. Stadium Lumpuh (paralisis) ditandai dengan mulut menganga, lumpuh mulai dari kaki, dan kelumpuhan otot-otot pernafasan (susah bernafas)

Pencegahan dan Perawatan Luka Rabies

Pencegahan merupakan Langkah paling efektif, sebab tidak ada pengobatan yang efektif untuk rabies setelah gejala muncul. Beberapa langkah pencegahan termasuk vaksinasi memegang peranan penting.

  • Profilaksis pra pajanan (PrEP) dengan vaksin rabies direkomendasikan untuk individu yang berisiko tinggi terpapar, seperti dokter hewan, petugas hewan, dan wisatawan yang tinggal di wilayah dimana rabies sering terjadi.
  • Profilaksis Paska Pajanan (PEP): Jika digigit atau terkena hewan yang diduga mengidap rabies, perhatian medis segera diperlukan. PEP melibatkan serangkaian vaksinasi rabies dan, dalam beberapa kasus diperlukan immunoglobulin rabies untuk menetralisir virus.

Perawatan luka gigitan rabies harus sangat serius dan segera. Langkah-langkah perawatan termasuk:

  1. Bersihkan luka: Segera cuci luka dengan air bersih dan sabun selama setidaknya 15 menit. Gunakan air mengalir jika mungkin. Ini membantu menghilangkan kotoran, bakteri, dan potensi virus rabies.
  2. Desinfeksi luka: Setelah dicuci, gunakan antiseptik seperti betadine atau nacl untuk membersihkan luka. Ini membantu mengurangi risiko infeksi.
  3. Berhentikanluka berdarah (jika ada): Jika luka mengeluarkan darah, gunakan kain bersih atau kasa steril untuk menekan perdarahan. Hindari menggunakan perban yang terlalu ketat.
  4. Tutup luka: Tutup luka dengan perban steril atau kasa bersih setelah membersihkan dan mendesinfeksi luka. Ini membantu mencegah infeksi sekunder.
  5. Konsultasi medis segera: Segera cari bantuan medis profesional. Dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut, memberikan vaksinasi rabies, dan mungkin imunoglobulin rabies. Pengobatan harus dimulai sesegera mungkin untuk mencegah penularan rabies yang mematikan.

Kesimpulan

Rabies tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama di daerah yang tidak memiliki akses yang memadai ke vaksinasi hewan peliharaan dan perawatan medis. Pengetahuan akan penyakit ini, vaksinasi hewan peliharaan yang rutin, dan tindakan cepat setelah paparan dapat membantu mengurangi risiko rabies pada manusia.

Memahami penyebab, gejala, dan tindakan pencegahan sangatlah penting dalam menjaga kesehatan manusia dan hewan. Melalui pendidikan, vaksinasi, dan pengendalian hewan yang bertanggung jawab, kita dapat berupaya mengurangi kejadian rabies dan pada akhirnya menghilangkan virus mematikan ini.

 

 

Artikel ini ditulis oleh :

dr. Andreas Avellini Krishnaputra Tandelilin, Ph.D., Sp. B

(Dokters Spesialis Bedah Umum RS Panti Rapih Yogyakarta)

 

IGD RS Panti Rapih
Jl. Cik Di Tiro 30 Yogyakarta 55223
Telepon : 0274 – 552118

 

 

Mohon dapat memberikan rating