Nutrisi Tepat, Anak Tumbuh Sehat dan Kuat

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan dan pematangan fungsi fisik meliputi pertambahan tinggi, berat badan, volume darah, pertumbuhan tulang, perubahan sistem saraf, dan perubahan-perubahan fisik lainnya. Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dengan pola teratur, menyangkut diferensiasi sel-sel tubuh, organ dan sistem organ sehingga dapat menjalankan fungsinya masing-masing, serta perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Terdapat 3 faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:

  1. Faktor keturunan atau herediter, yaitu sifat atau kondisi bawaan yang diturunkan dari orang tua.
  2. Pertumbuhan dan pematangan fisik, yang sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi, perawatan kesehatan dan perawatan anak secara umum.
  3. Stimulasi lingkungan, berpengaruh terhadap aspek psikososial atau proses pembelajaran yang mendorong perkembangan anak. Keadaan gizi pada usia bayi dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan, pertumbuhan, serta perkembangan bayi dan anak pada waktu sekarang dan kelak setelah dewasa. Pada masa kanak kanak, proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat cepat.

Apabila asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan maka akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak yang menyebabkan ketidakmampuan otak berfungsi secara normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan nutrisi menyebabkan pertumbuhan badan tergangggu, diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil, jumlah sel darah otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak yang dapat menimbulkan kelainan-kelainan fisik maupun mental. Oleh sebab itu, bayi dan anak-anak sangat membutuhkan nutrisi yang tepat untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya agar berjalan dengan sempurna. Sumber nutrisi yang paling tepat untuk bayi pada kehidupan pertamanya adalah ASI (Air Susu Ibu), karena memiliki nutrisi yang paling tinggi dan lengkap dibandingkan dengan makanan yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang dihasilkan oleh hewan seperti sapi, kerbau, atau kambing. Menurut Depkes (2003), ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan minuman lain sejak dari lahir hingga usia 6 bulan, kecuali pemberian obat dan vitamin. Adapun nutrisi yang terkandung dalam ASI adalah sebagai berikut:

1. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa (jumlahnya dua kali lipat daripada susu formula). Di dalam usus, laktosa akan mengalami fermentasi menjadi asam laktat yang memberikan keadaan yang menguntungkan bagi kesehatan saluran cerna bayi. Kandungan karbohidrat yang lain adalah glukosa, galaktosa, dan glukosamin. Galaktosa penting untuk pertumbuhan otak dan sumsum tulang belakang untuk pembentukan system saraf. Glukosamin mampu memacu pertumbuhan Lactobacillus bifidus yang akan memberikan keuntungan bagi kesehatan bayi.

2. Protein
Protein dalam ASI lebih banyak mengandung whey dan lactalbumin yang lebih mudah diserap oleh usus bayi. Sedangkan protein susu sapi lebih banyak mengandung chasein yang lebih sukar dicerna oleh usus bayi.

3. Lemak
Lemak utama ASI adalah omega-3, omega-6, AA, dan DHA, merupakan komponen penting pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf. Pencernaan lemak secara baik dilakukan oleh lipase yang juga banyak terkandung di dalam ASI sehingga mampu menyediakan cukup energi untuk pertumbuhan bayi.

4. Vitamin
ASI juga kaya akan vitamin A dan beta karoten yang berfungsi menjaga kesehatan mata, mendukung pembelahan sel, meningkatkan sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, dan mendukung pertumbuhan. Selain itu, ASI juga mengandung vitamin B, C, D, E dan K dalam jumlah yang sesuai dengan perkembangan, kondisi, dan kebutuhan bayi.

5. Mineral
ASI memiliki mineral yang lengkap dan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan bayi. Mineral yang dikandung antara lain kalsium, magnesium, zink, Cu, zat besi, pospor, mangan, dan sebagainya sangat berperan dalam meningkatkan system daya tahan tubuh, menunjang pertumbuhan tulang, pembentukan sel darah merah, dan sebagainya.

6. Elektrolit
ASI mengandung elektrolit (natrium, kalium, dan klorida) dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan susu sapi sehingga tidak memberatkan kerja ginjal.

7. Enzim dan Hormon, serta Faktor Kekebalan
Hormon dan enzim dalam ASI sangat penting untuk sistem pencernaan dan proses pertumbuhan bayi. ASI juga mengandung faktor kekebalan yang berfungsi sebagai anti inflamasi, anti bakteri, anti virus, anti bakteri, dan anti parasit. Setelah melewati usia 6 bulan, ASI sudah tidak mampu lagi memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi sehingga bisa mulai dikenalkan dengan berbagai bahan makanan yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan tetap memberikan ASI hingga berusia 2 tahun. Usia 6-12 bulan merupakan titik awal bagi kemampuan bayi untuk mengkonsumsi berbagai bahan makanan untuk periode usia selanjutnya.

Pemberian makanan pada bayi harus bertahap, disesuaikan dengan perkembangan, kemampuan, dan ketrampilannya agar tidak menimbulkan masalah makan dimasa mendatang. Bayi dikatakan sudah siap menerima makanan pendamping  bila sudah mampu menggerakkan lidah dari depan ke belakang, mampu menahan kepalanya dengan stabil, mulai tertarik pada makanan dengan memasukkan apa saja ke dalam mulutnya, dan masih tampak lapar walaupun sudah minum ASI.

Agar MP-ASI untuk bayi dapat diberikan dengan tepat, maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Berikan sedikit demi sedikit dan bertahap sesuai dengan perkembangan ketrampilan dan perkembangan bayi.
2. Berbahan dasar bahan makanan lokal yang mudah didapat, misalnya beras merah, tepung beras, kentang, pisang, dan sebagainya. Mulai perkenalkan dengan aneka sayur dan buah segar.
3. Jangan menambahkan gula atau garam, agar bayi mengenali rasa asli dari setiap bahan makanan.
4. Jangan terlalu banyak mencampur bahan makanan dalam sekali pemberian. Amati tanda-tanda yang terjadi pada bayi jika ada gejala alergi makanan.
5. Perhatikan tekstur makanan dan jenis bahan makanan, berikan sesuai dengan perkembangan dan kemampuan bayi.
6. Usahakan memilih bahan makanan yang alami daripada instan. Hal ini untuk meminimalkan adanya bahan-bahan kimia sepertipengawet, penguat rasa, pewarna, pengental, dan sebagainya.
7. Perhatikan kebersihan bahan makanan dan alat yang digunakan untuk mengolah dan menyajikannya.

Anak adalah anugrah yang dititipkan Tuhan kepada orangtua. Oleh sebab itu, anak harus dirawat dan dijaga sebaik-baiknya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Salah satu caranya adalah dengan memberikan nutrisi dengan jumlah, jenis, dan cara yang tepat.

Artikel ini ditulis oleh:
Therecya Wulandari, S.Gz.

Informasi Pelayanan : 
Klinik Gizi
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

Obesitas

Obesitas atau kegemukan merupakan keadaan bertambahnya lemak tubuh yang ditandai oleh kenaikan berat badan dan peningkatan penumpukan lemak pada bagian tertentu khususnya di daerah perut. Obesitas atau kegemukan terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar, sehingga terjadi peningkatan rasio lemak dan lean body tissue yang terlokalisir atau merata di seluruh tubuh.

Bagaimana Cara Menentukan Obesitas?

  1. Menghitung Indeks Massa Tubuh

Perhitungan umum yang sering digunakan tanpa mempetimbangkan berat otot adalah IMT  (Indeks Massa Tubuh) atau  BMI ( Body Mass Index ).

Rumus IMT = Berat badan (kg) / Tinggi badan x tinggi badan (m)

Bila berat badan seseorang adalah  68 kg dengan tinggi badan 155 cm, maka IMT -nya adalah  28, 3 kg/m2, artinya berdasarkan IMT termasuk obesitas.

2. Menghitung Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul (RLPP)

Rasio lingkar pinggang dan panggul merupakan salah satu cara pengukuran antropometri yang dapat menilai obesitas sentral dan juga menilai risiko terkena penyakit kardiovaskuler. Cara mengukur lingkar pinggang yang paling mudah adalah dengan meletakkan satu jari di atas pusar Anda, setelah itu lingkari meteran pada daerah tersebut. Untuk mengukur lingkar panggul dapat dilakukan dengan cara menentukan daerah panggul yang paling menonjol dan gunakan metlin untuk mengukur.

Rumus RLPP = lingkar pinggang (cm) / lingkar panggul (cm)

Contoh: bila seorang laki-laki mempunyai lingkar pinggang 100 cm dengan lingkar pinggul 90 cm, maka RLPP-nya adalah 100 : 90 = 1,1. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laki-laki ini mengalami obesitas sentral dan berisiko untuk menderita penyakit kardiovaskuler, sesuai dengan hasil penelitian prospektif yang menunjukkan bahwa rasio lingkar pinggang dan panggul berhubungan erat dengan penyakit kardiovaskuler (Supariasa, 2002).

Tipe-tipe Obesitas

  1. Tipe Android (Tipe buah Apel)

Tipe android menunjukkan distribusi dan akumulasi dominan jaringan lemak yang terdapat pada bagian visceral dan bagian atas tubuh, seperti yang terlihat pada buah apel. Tipe ini banyak terjadi pada pria dan wanita yang telah mengalami menopause karena hormon estrogen tidak lagi diproduksi.

Jenis timbunan lemak pada bagian atas tubuh adalah asam  lemak jenuh. Seseorang dengan timbunan lemak jenuh tinggi dalam tubuh beresiko terkena penyakit yang berhubungan dengan metabolisme glukosa dan lemak seperti penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, stroke dan tekanan darah tinggi. Orang dengan tipe kegemukan seperti ini mempunyai kemungkinan terkena kanker payudara enam kali lebih besar dibandingkan orang yang memiliki berat tubuh normal. Lemak jenuh  merupakan lemak yang lebih  mudah dibakar. Bila seseorang memiliki timbunan lemak lebih banyak pada bagian atas ( lengan atas, belakang bra, pinggang dan perut) dianjurkan untuk segera melakukan diet dan olahraga secara teratur.

  1. Tipe Ginoid (Tipe buah Pir)

Tipe ginoid menunjukkan distribusi dan akumulasi dominan jaringan lemak pada bagian bawah tubuh yaitu, di daerah panggul dan paha. Tipe ini banyak terdapat pada wanita.

Jenis lemak yang tertimbun pada daerah panggul dan paha jenisnya adalah lemak tidak jenuh yang lebih sulit untuk dibakar. Kegemukan tipe ini lebih aman terhadap risiko penyakit kardiovaskuler. Pada kegemukan tipe ini, perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah lemak tubuh bagian atas sudah normal atau belum. Jika normal, untuk penurunan berat badan tidak dianjurkan untuk diet ketat karena akan semakin menghabiskan lemak bagian atas tubuh, yang kemungkinan akan menyebabkan antara lain pipi menjadi kempot dan payudara mengecil. Yang penting untuk dilakukan adalah, melatih otot-otot di sekitar panggul dan paha. Jika massa otot lebih besar dari lemak, penampilan panggul dan paha akan terkesan lebih langsing.

  1. Tipe Hiperplastik

Tipe ini biasanya terjadi pada anak-anak. Tipe hiperplastik menunjukkan sel lemak berlebih, tetapi ukurannya sesuai dengan ukuran sel lemak normal. Jumlah sel lemak yang banyak pada anak-anak akan sulit untuk diturunkan ketika masa pertumbuhan telah berakhir. Anak-anak yang gemuk harus ditingkatkan aktifitas fisiknya secara teratur untuk menyeimbangkan dengan sel lemak yang banyak tadi dengan pertambahan tinggi badan.

  1. Tipe Hipertropik

Obesitas tipe ini biasanya terjadi pada orang dewasa, terutama pada wanita setelah hamil dan melahirkan atau pada pria yang mulai mapan dengan makan tidak terkontrol. Tipe hipertropik menunjukkan ukuran sel lemak tidak normal (berukuran besar), tetapi dengan jumlah sel lemak normal.

Ukuran sel lemak yang membesar dapat dikecilkan dengan meningkatkan penggunaan sel lemak sebagai energi, yaitu dengan mengurangi asupan energi total dan meningkatkan aktifitas fisik dan latihan fisik secara teratur.

Pengaturan Makan pada Obesitas

Pengaturan makan  dengan tujuan penurunan berat  badan, sebaiknya dapat menurunkan berat badan secara bertahap tanpa mengganggu keseimbangan metabolisme atau sampai menyiksa diri sendiri. Bahkan, diharapkan pengaturan  makan ini bisa menjadi suatu gaya hidup yang baik. Pengaturan makan yang bisa diterapkan untuk penurunan berat badan  adalah dengan diet rendah energi, seimbang dan teratur (REST). Diet REST ini dikembangkan oleh Rita Ramayulis DCN.,M.Kes.

Pada prinsipnya diet ini adalah menurunkan asupan energi total dengan tetap mengenyangkan. Seseorang dengan kegemukan, tetap dapat mengonsumsi makanan dengan volume yang sesuai, mengandung zat gizi lengkap dan seimbang, serta frekuensi makan minimal 3 kali sehari. Diet ini mengutamakan pemilihan bahan makanan dengan densitas energi rendah (DER). Densitas energi rendah adalah jumlah energi pada suatu hidangan makanan dalam berat atau volume tertentu. Suatu hidangan makanan dengan densitas energi rendah akan menyediakan energi relatif lebih rendah dibandingkan dengan yang berdensitas energi lebih tinggi dalam berat yang sama. Konsumsi makanan dengan DER, telah dimasukkan dalam Dietary Guidelines for Americans 2005, sebagai strategi untuk mengurangi konsumsi energi. Konsumsi makanan denagn DER dapat menurunkan berat badan secara bermakna. Penelitian dari Dewi, dkk (2013), menjelaskan bahwa kelompok yang mengonsumsi lebih  banyak makanan berdensitas energi rendah memiliki kualitas bahan makanan yang lebih baik dan indeks massa tubuh yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang mengonsumsi makanan berdensitas energi tinggi.

Pengelompokkan bahan makanan berdasarkan nilai densitas energi adalah sebagai berikut:

  1. Bahan makanan dengan densitas energi sangat rendah. (0-60 kkal/100 gr)

Contoh: sari kedelai, telur ayam bagian putih, lobak, oyong, pare, terong, tomat, semangka, pepaya

  1. Bahan makanan dengan densitas energi rendah ( > 60 -150 kkal/100 gr)

Contoh: kentang, tahu, tempe, ikan bawal, ikan kakap, daun pepaya, pisang ambon, sirsak

  1. Bahan makanan dengan densitas energi sedang ( > 150 – 400 kcal/100 gr)

Contoh: havermut,jagung, belut, daging sapi, ikan pindang, keju, selai, kopi, madu

  1. Bahan makanan dengan densitas energi tinggi ( > 400 – 900 kcal/100 gr)

Contoh: kacang tanah,ayam dengan kulit, kuning telur ayam, mentega, margarin, minyak kelapa

Sumber: Ramayulis R, 2014 Analisis Densitas Energi berdasarkan DKBM, Kemenkes 1996

 

Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menurunkan berat badan adalah sebagai berikut:

  1. Gizi Seimbang

Dalam diet gizi seimbang tidak ada larangan untuk mengonsumsi makanan tertentu. Dianjurkan  untuk mengonsumsi aneka ragam makanan sesuai kebutuhan dan bervariasi baik untuk kelompok makanan sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur dan buah.

  1. Cukup Minum

Dalam sehari kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas), tetapi saat menjalankan diet penurunan berat badan, kebutuhan air meningkat 50 cc untuk setiap kilogram berat badan.

  1. Aktifitas Fisik dan Lakukan Olahraga secara Teratur

Pada tahun 2002, WHO mencanangkan gerakan Move for Health, yang berisi rekomendasi utama untuk melakukan minimal 30 menit aktifitas fisik secara reguler dalam 5 hari seminggu. Jika seseorang melatih otot, setiap saat otot juga akan mempunyai kemampuan lebih untuk membakar lemak.

  1. Kelola Emotional Eating

Emotional Eating  yaitu. suatu kebiasaan makan berlebihan dalamjumlah  besar hanya karena nafsu dan perasaan yang disebabkan oleh emosi, bukan karena lapar. Seseorang yang mengalami emotional eating cenderung untuk makan dalam jumlah berlebihan dan banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula, garam dan minyak.

 

Referensi

Ramayulis  R. 2014.   Slim is Easy.  Jakarta : Penebar Plus +

Sudargo, Toto, dkk. 2014.  Pola Makan dan Obesitas. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta

Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta : Graha Ilmu

 

Artikel ini ditulis oleh:

Bernadeth Dwi Wahyunani, AMG, RD

(Kepala Instalasi Gizi RS Panti Rapih Yogyakarta)

 

 Instalasi Gizi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Senin – Jumat, pk 07.00 – 14.00 WIB
Hari Minggu & tanggal merah tutup
Telepon : 0274 – 563333 ext 238

Petunjuk Diet Jantung

Apakah Tujuan Diet Jantung?
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung
2. Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk
3. Mencegah/ menghilangkan penimbunan garam / air

Bagaimana Syarat-Syarat Diet Jantung?
1. Kalori rendah, terutama bagi penderita yang terlalu gemuk
2. Protein dan lemak sedang
3. Cukup vitamin dan mineral
4. Mudah dicerna

Bahan Makanan Apa Yang Boleh Diberikan?
1. Sumber Hidratarang
Beras, bulgur, singkong, tales, kentang, makaroni, mie, bihun, roti, biskuit, tepung-tepungan
2. Sumber Protein Hewani
Daging ayam, daging sapi kurus, bebek, ikan, putih telur, susu skim
3. Sumber Protein Nabati
Kacang-kacangan kering maksimum 25 gram sehari, tahu, tempe, oncom
4. Sumber lemak
Minyak, margarine, mentega, sedapat mungkin tidak digunakan untuk menggoreng: kelapa, santan encer dalam jumlah terbatas
5. Sayuran
Sayuran yang tidak mengandung gas: baya, kangkung, buncis, kacang panjang, tauge, labu siam, oyong, tomat, wortel, dsbnya

Bahan Makanan Apa Yang Tidak Boleh Diberikan?
1. Sumber Hidratarang
Kue-kue yang terlalu manis dan gurih seperti: cake, tarcis, dodol, dsbnya
2. Sumber Protein Hewani
Semua daging berlemak, jerohan, sosis, ham
3. Sumber Lemak
Goreng-gorengan, santan kental
4. Sayuran
Sayuran yang menimbulkan gas seperti: kol, sawi, lobak
5. Bumbu
Cabe dan bumbu lain yang merangsang
6. Minuman
Kopi, teh kental, minuman yang mengandung soda dan alkohol

Bagaimana Cara Memasak Yang Terbaik?
1. Cara memasak yang baik adalah : menumis, memanggang, membakar, mengungkep, merebus dan mengukus
2. Minyak digunakan dalam jumlah terbatas dan pilihlah dari jenis lemak tak jenuh, seperti: minyak jagung, minyak kedelai, minyak zaitun dll
3. Hindarkan menggoreng

Hal-hal Lain Apakah Yang Perlu Diperhatikan?
1. Untuk mengimbangi diet yang anda jalani, dianjurkan melakukan olahraga ringan jenis aerobik menurut petunjuk dokter
2. Batasi pekerjaan yang terlalu banyak membutuhkan tenaga dan melelahkan
3. Cukup istirahat
4. Hindari kebiasaan merokok
5. Usahakan untuk melakukan medical check up secara rutin, untuk mengetahui perkembangan Anda

Klinik Gizi RS Panti Rapih
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl. Cik Di Tiro 30 Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)