Bahayakah Hernia Pada Bayi dan Anak? No ratings yet.

Sebagai orang tua, tentu bapak dan ibu sekalian sangat memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan buah hati kita. Dalam prosesnya orang tua pasti mengamati tanda-tanda atau perubahan yang muncul pada tubuh bayi kita, baik itu adanya perubahan secara normal maupun keadaan yang abnormal. Beberapa kondisi yang dapat membuat orang tua khawatir adalah tiba-tiba munculnya benjolan pada daerah perut buah hati kita, dan pasti membuat bapak dan ibu ingin mengetahui lebih lanjut mengenai apa penyebabnya dan penanganannya.

Kondisi yang paling sering terjadi pada bayi dan anak dengan adanya benjolan di sekitar perut dan alat kelamin adalah Hernia. Hernia pada bayi dan anak muncul dengan ditandai oleh benjolan atau tonjolan yang terjadi di daerah perut (khususnya pusar) dan daerah sekitar alat kelamin, namun bisa saja kejadian hernia ini muncul di lain tempat sekitar perut, tergantung jenis dan dimana lokasi spesifik terjadinya benjolan tersebut.

Hernia tersebut terjadi karena adanya organ atau jaringan tubuh (dalam hal ini organ usus) keluar atau mendesak lapisan jaringan lunak dan otot yang lemah, yang seharusnya jaringan lunak dan otot tersebut mampu menahan organ atau jaringan tersebut dalam posisinya.

Jenis Hernia yang sering terjadi pada bayi dan anak adalah hernia umbilikalis (yang terjadi pada daerah pusar) dan hernia inguinalis (yang terjadi pada daerah sekitar alat kelamin).

Pada kondisi hernia inguinalis yang ringan, massa organ atau jaringan tubuh tersebut bisa keluar masuk , jika massa organ atau jaringan tubuh keluar maka terjadi benjolan (biasanya akan terjadi saat anak menangis, mengedan dan beraktifitas. Sedangkan dalam saat anak tenang benjolan akan berkurang atau menghilang. Sedangkan pada kondisi yang berat atau lanjut, benjolan akan menetap (ireponibilis), dapat menyebabkan sumbatan pada organ atau jaringan (organ usus) terjepit (inkarserata), atau bahkan sampai kepada kondisi tersumbatnya aliran darah ke bagian organ atau jaringan yang menyebabkan kematian jaringan organ (strangulata).

Pada kondisi yang berat ini anak akan menangis, rewel karena nyeri perut, muntah, tidak bisa buang air besar atau buang air besar bercampur darah, tidak bisa kentut, demam, tidak mau makan, perut akan kembung atau menjadi besar. Jika terjadi kondisi ini bayi atau anak harus segera diperiksa dan ditangani karena usus yang terjepit akan kekurangan aliran darah yang akan membuat jaringan usus menjadi mati (nekrosis), infeksi pada seluruh rongga perut dan usus mengalami kebocoran (perforasi).

Dalam penegakan diagnosis hernia pada bayi atau anak ini dapat dilakukan dengan anamnesis (keluhan yang diberitahukan kepada dokter), pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter dan pemeriksaan penunjang radiologi untuk mendapatkan gambaran pencitraan usus atau organ yang mengalami gangguan seperti ultrasonografi (USG) dan lainnya.

Penatalaksanaan Hernia Pada Bayi dan Anak

Jika bapak ibu sekalian menemukan tanda yang telah disebutkan diatas, segara bapak ibu dapat memeriksakan buah hatinya ke rumah sakit, dengan bertemu dokter spesialis bedah anak. Tindakan yang akan dilakukan adalah dengan metode operasi.

Metode operasi yang dilakukan adalah operasi herniotomi, yang bertujuan untuk mengembalikan organ atau jaringan ke tempat semula dan mencegah resiko sumbatan pada organ atau jaringan (organ usus) terjepit (inkarserata) atau bahkan strangulasi yang pada akhirnya menyebabkan rusaknya organ atau jaringan usus tersebut.

Pada umumnya dengan kondisi tanpa penyulit dan atau komorbid, tingkat keberhasilan tindakan operasi ini tinggi dengan tingkat residif (berulang) yang rendah.

Lokasi Pelayanan :
Klinik Tumbuh Kembang
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus RS Panti Rapih

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

Artikel oleh:

dr. I Dewa Gde Rainey Chrisananta Putra
(Dokter Umum Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Mohon dapat memberikan rating