WASPADA DEMAM BERDARAH PADA ANAK  

Dengue masih menjadi tantangan masalah kesehatan publik. Pada musim hujan, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) mengalami kenaikan yang sangat bermakna. Curah hujan tinggi menimbulkan potensi genangan air dan meningkatkan populasi nyamuk, selain itu kelembaban tinggi memudahkan nyamuk berkembang biak. Proporsi penderita DBD menurut golongan umur paling besar adalah golongan usia 0 – 14 tahun pada tahun 2022, begitu pula dengan kematian terbanyak pada golongan usia tersebut.

Penyakit DBD adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Terminologi DBD sebenarnya tidak tepat karena bila seseorang terinfeksi virus dengue tidak selamanya akan menjadi DBD. Payung besarnya dinamakan infeksi dengue. Msanifestasi infeksi dengue luas, mulai dari infeksi tanpa gejala (asimtomatik), demam tidak khas, demam dengue (dengue fever) dengan atau tanpa tanda bahaya (warning signs) dan severe dengue dengan kebocoran plasma yang berat, perdarahan hebat atau adanya keterlibatan organ.

Gejala DBD terbagi dalam tiga fase, yaitu:

  1. Fase demam (3-4 hari pertama demam), yang ditandai dengan
  • demam mendadak tinggi terus menerus,
  • nyeri kepala,
  • nyeri otot seluruh tubuh,
  • nyeri sendi, dan
  • wajah kemerahan.
  1. Fase kritis (hari ke-4 hingga 6 sejak mulai demam).

Pada fase ini suhu penderita mulai turun. Kebanyakan penderita mengira sudah sembuh, padahal kebocoran plasma terjadi di sini. Bila tidak mendapat terapi cairan yang memadai, dapat terjadi syok sampai kematian. Tanda bahaya (warning signs) yang perlu diwaspadai antara lain: muntah, nyeri perut, perdarahan kulit, hidung, gusi, muntah darah hingga buang air besar berdarah.

  1. Fase penyembuhan atau konvalesen (mulai hari ke-7), yang ditandai dengan
  • Perbaikan keadaan umum,
  • Nafsu makan anak pulih, dan
  • Anak lebih ceria.

Penegakan infeksi dengue adalah dengan pemeriksaan antigen NS1 dengue pada hari demam ke-1 dan 2, atau antibodi IgM Dengue pada hari demam ke-5 dan seterusnya.

Belum ada obat antivirus yang spesifik untuk DBD. Pengobatan yang utama adalah pemberian cairan. Pada fase demam, penderita dapat berobat rawat jalan bila tidak ada muntah dan mau minum. Cairan yang dianjurkan adalah cairan yang mengandung mineral seperti cairan isotonic kaleng, air putih dengan garam dan gula, atau oralit. Obat penurun demam, seperti Paracetamol, dapat diberikan bila suhu si kecil 38oC ke atas. Pemberian jus jambu, angkak, atau kurma pada penderita DBD belum terbukti bermanfaat secara ilmiah dan belum bisa dijadikan pedoman.

Pencegahan DBD adalah dengan 3M yaitu:

  1. menguras tempat penampungan air minimal 7 hari sekali;
  2. menutup rapat tempat penampungan air;
  3. mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Pencegahan lainnya antara lain menggunakan kelambu saat tidur, menghindari kebiasaan menggantung baju, mengoleskan lotion anti nyamuk, dan imunisasi dengue. Saat ini, vaksin dengue dapat diberikan mulai anak berumur 6 tahun hingga 45 tahun.

 

Artikel ini ditulis oleh :

dr. Galuh Martin Maytasari, M.Sc., Sp.A

(Dokter Spesialis Anak RS Panti Rapih Yogyakarta)

 

Informasi Pelayanan : 
Klinik Anak
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Mohon dapat memberikan rating

Posted in Artikel Kesehatan and tagged , , , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *