Nyeri Pinggang

Nyeri pinggang adalah gejala yang sering dirasakan namun sering pula diremehkan. Padahal nyeri pinggang dapat menjadi pertanda awal adanya suatu penyakit yang serius. Nyeri pinggang seringkali berhubungan dengan penyakit pada saluran kemih, diantaranya adalah batu saluran kemih, sumbatan pada saluran kemih bagian atas, dan infeksi ginjal (Pielonefritis). Selain itu, penyakit saluran cerna (gangguan usus, kandung empedu, pankreas), penyakit kandungan (kehamilan ektopik, kista ovarium yang terpuntir) dan penyakit saraf juga dapat memberikan gejala nyeri pinggang. Risiko seseorang mengalami BSK sepanjang hidupnya adalah sekitar 5-10%, dimana kejadian pada laki-laki lebih tinggi dari wanita (3:1). Beberapa faktor yang diketahui meningkatkan kejadian terbentuknya BSK antara lain riwayat keluarga dengan BSK, riwayat hipertensi, penyakit hiperparatiroid, penyakit asam urat, adanya kelainan anatomi yang menyebabkan gangguan aliran urin, bekerja di tempat yang panas, minum yang kurang dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Deskripsi Kolik Ureter
Keluhan tersering dari BSK adalah nyeri kolik. Nyeri kolik adalah nyeri mendadak yang bersifat tajam, terasa melilit, hilang timbul, tidak berkurang dengan perubahan posisi, serta kadang disertai mual dan muntah. Nyeri kolik seringkali dirasakan sebagai rasa sakit yang berat, sehingga mengganggu aktivitas dan kualitas hidup dari penderitanya. Nyeri kolik yang diakibatkan sumbatan pada ureter cenderung bersifat hilang timbul, sedangkan nyeri yang diakibatkan pelebaran dari kapsul ginjal dapat bersifat terus-menerus. Lokasi nyeri tergantung dari organ yang terlibat. Nyeri kolik ginjal umumnya terlokalisasi di pinggang. Nyeri kolik ureter dapat menjalar dari pinggang hingga ke perut bawah. Jika lokasi batu terletak pada ureter bagian bawah, nyeri dapat menjalar sampai ke lipat paha. Selain keluhan nyeri pinggang, gejala BSK dapat berupa nyeri saat buang air kecil (BAK), sulit BAK, dan BAK berdarah. Jika terjadi komplikasi seperti infeksi, dapat timbul demam.

Pemeriksaan/Evaluasi
Nyeri pinggang/kolik ureter merupakan salah satu manifestasi klinis yang penting batu ginjal atau batu ureter. Pemeriksaan yang umumnya dilakukan pada pasien dengan kecurigaan BSK adalah pemeriksaan darah (darah lengkap dan fungsi ginjal), urin (urinalisis), dan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan radiologi memegang peranan penting untuk mengkonfirmasi adanya BSK, ukuran batu, jumlah batu dan lokasinya. Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan adalah foto polos abdomen (BNO) + ultrasonografi (USG), intravenous pyelography (IVP), atau CT-Scan.
Pemeriksaan IVP biasanya menunjukkan dimana batu berada, dan apakah batu kemungkinan tersangkut dan menyebabkan obstruksi. Hal ini dikecualikan untuk batu yang terbuat dari asam urat dan cystine. Batu yang terbuat dari asam urat bersifat radiolusen, dan tidak terlihat pada foto rontgen polos, tetapi dapat menunjukkan acoustic shadow pada ultrasonografi dan terlihat pada CT scan.

Penanganan Kolik Ureter
1. Penanganan Simptomatik
Tujuan pengobatan simptomatik adalah:
a. Menghilangkan rasa nyeri
b. Menghilangkan spasme otot polos
Pada pengobatan simptomatik dapat diberikan
a. Analgetik yang kuat, bilamana perlu morfin atau petidin. Bahaya morfin: adiksi; bahaya petidin: adiksi dan ileus paralitik
b. NSAIDs/spasmolitik. Bahaya spasmolitik: ileus paralitik

2. Penanganan kausal/penyebab
Dalam tulisan ini kausal dibatasi untuk batu saluran kemih. Terapi BSK secara umum terbagi menjadi dua, konservatif dan intervensi aktif. Pilihan cara penanganan BSK tergantung dari beberapa faktor, antara lain lokasi batu, ukuran batu, dan adanya komplikasi seperti gagal ginjal atau infeksi

a. Terapi Konservatif
Ukuran dan lokasi batu merupakan faktor penting untuk menentukan besarnya kemungkinan batu keluar secara spontan. Sebagian besar batu dengan ukuran kurang dari 5 mm memiliki kemungkinan untuk keluar dari saluran kemih secara spontan. Pada pasien yang diharapkan batu dapat keluar secara spontan, terapi konservatif dapat dicoba sebelum melakukan intervensi aktif. Prinsip terapi konservatif adalah mengusahakan batu keluar secara spontan.
Terapi konservatif yang dianjurkan untuk pasien dengan BSK meliputi :
(1) anjuran minum yang cukup hingga produksi urin 2 liter/hari,
(2) pemberian obat anti nyeri (untuk mengatasi nyeri kolik), dan
(3) pemberian obat golongan alfa blocker (untuk memperlebar diameter ureter). Batas maksimal dilakukannya terapi konservatif adalah selama 6 minggu. Jika setelah 6 minggu batu tidak keluar secara spontan, pasien harus dirujuk untuk dilakukan intervensi aktif.

b. Intervensi Aktif
Pilihan terapi pada intervensi aktif ada beberapa macam yaitu, ESWL, URS, PCNL, dan bedah terbuka, tergantung lokasi dan ukuran batu

ESWL
Gelombang kejut dihantarkan melalui air. Berbagai tipe litotriptor menghasilkan gelombang kejut, dan gelombang ini difokuskan dengan sinar X atau skaner ultrasonografi. Gelombang kejut memecahkan batu menjadi fragmen-fragmen yang cukup kecil untuk lewat melalui ureter. Karena gelombang kejut dihantarkan
melalui air/urine, maka efisiensi ESWL juga ditentukan oleh interface yang melingkupi batu, selain densitas dan ukuran batu. Bagaimanapun batu dipecahkan, fragmen-fragmen kecil harus berjalan turun melalui ureter. Di ureter fragmen-fragmen ini dapat menyebabkan obstruksi temporer – steinstrasse – NSAIDs perlu diberikan untuk kolik ureter. Tetapi dengan asupan cairan yang banyak steinstrasse biasanya bersih dalam waktu beberapa hari. Kadang- kadang ESWL perlu diulang beberapa kali, sesuai dengan densitas batu.

PCNL
PCNL dapat dilakukan pada batu ginjal. PCNL dilakukan dengan menusuk jarum, lalu luka tusukan jarum dilebarkan hingga luka 1 cm untuk memasukkan
nefroskop dan alat pemecah batu serta fragmen batu dikeluarkan. Termasuk operasi invasif minimal dan membutuhkan waktu istirahat di rumah sakit yang lebih singkat. Komplikasi-komplikasi yang dapat timbul selama tindakan: perdarahan, perforasi, urinoma, hematom, hematuria (kencing darah), infeksi, demam, reaksi kontras media, sisa batu, batu tidak berhasil ditemukan atau tidak dapat dikeluarkan, gangguan keseimbangan elektrolit, cedera insidental organ sekitarnya dst.

Ureteroskopi
Ureteroskopi dapat dimasukkan ke dalam ureter untuk melihat interior ureter, serta memecahkan dan mengeluarkan batu kecil yang tersangkut dalam ureter. Pada tindakan ureteroskopi kadang- kadang dilakukan pemasangan DJ stent.

Operasi Terbuka
Operasi terbuka dewasa ini dicadangkan pada batu yang berukuran besar dan jumlah banyak. Jenis operasi tergantung pada ukuran, lokasi dan jumlah batu.

Baca juga link terkait:
https://pantirapih.or.id/rspr/operasi-pengangkatan-batu-ginjal-minim-sayatan-dengan-metode-pcnl-percutaneous-nephrolithotomy-di-rs-panti-rapih/
https://pantirapih.or.id/rspr/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswl/
https://pantirapih.or.id/rspr/apakah-extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswl-itu/

 

Klinik Bedah Urologi
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Operasi Pengangkatan Batu Ginjal Minim Sayatan dengan Metode PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy) di RS Panti Rapih

Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) adalah operasi batu ginjal dengan sayatan kecil untuk mengangkat batu ginjal yang berukuran lebih dari 2 cm atau tidak bisa diatasi dengan metode ESWL maupun sistoskopi dan ureteroskopi.

Prosedur ini juga dilakukan jika batu ginjal sudah menyebabkan terjadinya infeksi pada ginjal atau nyeri parah yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.

PCNL menggunakan alat yang disebut nefroskop yaitu, instrumen berupa selang berkamera di ujungnya. Alat ini dimasukkan langsung ke ginjal melalui sayatan kecil yang dibuat oleh dokter di punggung pasien.

Prosedur PCNL dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
– Nephrolithotomy yaitu, mengangkat dan mengeluarkan batu dalam kondisi utuh.
– Nephrolithotripsy yaitu, memecahkan batu menggunakan laser atau gelombang suara, kemudian batu ginjal didorong keluar menggunakan mesin.

Setelah operasi, penderita perlu menjalani rawat inap di rumah sakit selama setidaknya 1–2 hari.

Informasi Pelayanan :
Klinik Bedah Urologi
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)