Pekan Menyusui Dunia

Pekan Menyusui Dunia (World Breastfeeding Week) 1 sampai 8 Agustus 2022 mengangkat tema: Melangkah Maju untuk Menyusui. Mendidik dan Mendukung (Step up for Breastfeeding, Educate and Support). Pada pekan tersebut akan fokus pada penguatan kapasitas semua pihak yang harus berperan melindungi, mempromosikan dan mendukung proses menyusui di berbagai lapisan masyarakat.

Para pihak atau aktor yang terkait dengan proses menyusui harus membentuk rantai dukungan yang hangat (warm chain of support for breastfeeding). Aktor yang menjadi sasaran dalam hal ini termasuk pemerintah, sistem kesehatan, tempat kerja, keluarga, dan masyarakat luas, akan diberi informasi, dididik, dan diberdayakan untuk memperkuat kapasitas mereka, dalam menyediakan dan mempertahankan lingkungan yang ramah menyusui bagi ibu, di seluruh dunia pasca pandemi COVID-19.

Menyusui adalah kunci untuk strategi pembangunan berkelanjutan pasca-pandemi COVID-19, karena mampu meningkatkan pemenuhan gizi, memastikan ketahanan pangan dan mengurangi ketidaksetaraan antar dan di setiap wilayah dalam sebuah negara. Tema tersebut menyoroti hubungan antara menyusui dan nutrisi yang baik, ketahanan pangan dan pengurangan kesenjangan. Kampanye Rantai Hangat menempatkan pasangan ibu-bayi sebagai inti kegiatan. Program ini berusaha menghubungkan berbagai aktor di sektor kesehatan, komunitas, dan tempat kerja ibu untuk memberikan perawatan yang berkesinambungan selama 1.000 hari pertama bayi.

Mempromosikan praktik perawatan kesehatan yang mendukung keberhasilan menyusui selalu menjadi fokus kita semua, terutama di bidang peningkatan kapasitas dan cakupan menyusui secara eksklusif. Sejak 2009, WABA mempromosikan Inisiatif Ramah Bayi yang Diperluas atau ‘the Expanded Baby Friendly Initiative’ (EBFHI) yang diluncurkan oleh WHO/UNICEF dan ini kemudian menjadi dasar konseptual untuk Rantai Dukungan Hangat untuk Menyusui.

Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI (The International Code of Marketing of Breastmilk Substitutes) atau Kode dibuat untuk melindungi dan mempromosikan menyusui dengan memastikan penggunaan yang tepat dari susu formula sebagai pengganti ASI bila diperlukan, dan praktik pemasaran yang etis. Untuk menghidupkan kembali dan memperkuat pemantauan berkelanjutan dan penilaian berkala terhadap Kode tersebut, Jaringan untuk Pemantauan Global atau ‘the Network for Global Monitoring and Support for Implementation of the International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes and Subsequent relevant World Health Assembly Resolutions’ (NetCode) telah mengembangkan perangkat berisi protokol, panduan, dan alat yang relevan. Salah satunya adalah untuk melindungi rantai dukungan yang hangat untuk menyusui (the warm chain of support for breastfeeding).

Pada Jumat, 28 April 2022 WHO melaporkan tingkat yang mengejutkan dari pemasaran susu formula, yang ditujukan sebagai pengganti ASI. Laporan yang merinci praktik pemasaran eksploitatif yang digunakan oleh industri susu formula bayi senilai US$ 55 miliar, menunjukkan orang tua, terutama ibu, secara diam-diam dan terus-menerus menjadi sasaran ‘marketing online’.

Laporan WHO tersebut berjudul ‘cakupan dan dampak strategi pemasaran digital untuk mempromosikan pengganti ASI’ (scope and impact of digital marketing strategies for promoting breast-milk substitutes), telah menguraikan teknik pemasaran digital yang dirancang untuk mempengaruhi keputusan yang dibuat keluarga baru, tentang cara memberi makan bayi mereka. Melalui perangkat aplikasi, kelompok pendukung virtual atau ‘klub bayi’, influencer media sosial berbayar, program promosi dan kompetisi, serta forum atau layanan konsultasi, perusahaan susu formula telah membeli atau mengumpulkan informasi pribadi, dan mengirimkan promosi yang bersifat personal kepada ibu hamil dan ibu baru.

Negara harus meningkatkan langkah yang lebih luas dalam mendukung ibu untuk menyusui secara eksklusif. Komponen aktor hangat lainnya, yaitu sistem kesehatan, tempat kerja, keluarga, dan masyarakat luas juga wajib berperan serta, dalam mendukung ibu menyusui dan mengatasi hebatnya pemasaran susu formula sebagai pengganti ASI. Susu formula adalah bagian dari produk berisiko lainnya seperti tembakau, alkohol atau barang tidak sehat yang mengutamakan omset penjualan, di atas pertimbangan kesehatan dan kesejahteraan bayi.

Sumber: https://dokterwikan.com/

Artikel ini ditulis oleh:
DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A
(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

 

 

Informasi Pelayanan : 
Klinik Tumbuh Kembang Anak
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

Atasi Stunting

Stunting atau kerdil pada anak disebabkan oleh kekurangan asupan nutrisi secara kronis. Hal ini karena akses terhadap makanan bergizi seimbang belum merata, terutama pada ibu hamil. Padahal faktor utama terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi anak pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak janin sampai anak usia 2 tahun. Apa yang perlu dilakukan?

Wilayah dengan stunting tertinggi berada di kawasan tengah dan timur Indonesia seperti Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota pada 153.228 balita, angka stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per tahun dari 27,7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021. Hanya 5 provinsi yang menunjukkan kenaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa implementasi dari kebijakan pemerintah mendorong percepatan penurunan stunting di Indonesia telah memberi hasil yang cukup baik. Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia lebih baik dibandingkan Myanmar (35%), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%).

Secara individual, terdapat 6 langkah pencegahan stunting oleh seorang ibu hamil dan bayinya, yaitu pemeriksaan kehamilan secara rutin, penuhi asupan nutrisi, penambahan konsumsi zat besi, asam folat dan yodium, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, pemberian ASI dan MP-ASI sesuai usia bayi, dan kontrol tumbuh kembang bayi secara teratur. Setiap ibu perlu mendapatkan perhatian khusus melalui strategi intervensi nutrisi. Sejak seorang anak perempuan memasuki masa remaja sampai saat terjadi kehamilan, diperlukan peningkatan penggunaan makanan menu lokal seperti telur dan ikan air tawar, harus lebih ditingkatkan guna mencegah ibu terkena malnutrisi.

Kemudian setelah bayi dilahirkan, perlu adanya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam satu jam kelahiran, termasuk memberikan kolostrum (makanan pertama untuk bayi baru lahir yang keluar dari payudara ibu sebelum ASI). Pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk memastikan bahwa bayi selama enam bulan pertama kehidupannya terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Kontrol teratur tumbuh kembang bayi, adalah hal penting untuk mengenali dan mengatasi stunting sejak awal. Sebaiknya setiap bulan pada bayi 0 sampai 12 bulan, setiap 3 bulan ketika anak berusia 1 sampai 3 tahun, dan setiap 6 bulan ketika anak berusia 3 sampai 6 tahun. Selain pemantauan tumbuh kembang itu, juga dengan pemberian imunisasi dasar sesuai  jadwal dan kemudian pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) sesuai usia bayi, keduanya adalah hal penting lainnya untuk mencegah dan mengatasi stunting.

Gejala stunting yang perlu dicermati meliputi berat badan anak tidak naik, cenderung turun, atau lebih rendah dibanding anak seusianya. Tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya. Pertumbuhan tulang tertunda, perkembangan tumbuh terhambat dan anak lebih mudah terkena infeksi. Anak stunting berisiko tidak mampu mencapai potensi idealnya, termasuk dalam aspek akademik, lebih mungkin mengalami kemunduran intelektual, dan kelak akan mengidap penyakit degeneratif, seperti kanker dan diabetes. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh anak tidak terpenuhi secara maksimal, sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.

Secara komunal non individual, untuk masyarakat luas diperlukan formula program percepatan dalam penurunan stunting, dengan intervensi berbasis keluarga berisiko stunting. Fokusnya adalah penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, juga peningkatan akses air minum dan sanitasi.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Saat ini di beberapa daerah capaian prevalensi sudah dibawah 20% namun masih belum memenuhi target dari RPJMN tahun 2024 sebesar 14%. Bahkan seandainyapun sudah tercapai 14% bukan berarti Indonesia sudah bebas stunting tetapi target selanjutnya adalah menurunkan angka stunting sampai kategori rendah atau dibawah 2,5 persen. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Untuk mencapai target 14 persen, maka setiap tahunnya perlu terjadi penurunan sekitar 3 persen. Diperlukan upaya inovasi, agar terjadi penurunan sekitar 3 sampai 3,5 persen per tahun. Sehingga tercapai target 14 persen tahun 2024 sesuai dengan target Presiden berdasarkan RPJMN bisa tercapai.

Pemerintah akan memperkuat percepatan penurunan stunting melalui langkah-langkah intervensi kesehatan masyarakat melalui Puskesmas dan Posyandu, pada ibu sejak sebelum hamil sampai sesudah melahirkan. Untuk sebelum kelahiran akan dilakukan program pendistribusian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri, program tambahan asupan gizi untuk bu hamil kurang gizi kronik, melengkapi puskesmas dengan alat USG untuk mempertajam identifikasi ibu hamil. Kemudian untuk pasca kelahiran juga dilakukan program untuk mendukung pemenuhan konsumsi protein hewani balita, merevitalisasi proses rujukan balita weight faltering dan stunting ke puskesmas dari rumah sakit, serta merevitalisasi, melengkapi, mendegitalisasi alat ukur di seluruh Posyandu di Indonesia yang jumlahnya sekitar 240 ribu. Selain itu juga dilakukan revitalisasi proses rujukan balita weight faltering dan stunting ke Puskesmas dari rumah sakit, penambahan dana bantuan operasional kesehatan (BOK) Puskesmas untuk terapi gizi, perubahan aturan BPJS mengenai stunting di RS agar dapat diberikan penjaminan biaya layanan, serta peningkatan imunisasi dasar dari 12 menjadi 14 jenis imunisasi.

Sumber: https://dokterwikan.com/
Baca juga link terkait: https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-anak-terpadu/
https://pantirapih.or.id/rspr/layanan-klinik-ibu-dan-anak-rs-panti-rapih/

Artikel ini ditulis oleh:
DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A
(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

 

Klinik Tumbuh Kembang
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Kiat Memantau Tumbuh Kembang Buah Hati

Betapa bahagianya bila kita menjadi orang tua, yang memiliki buah hati yang sehat, ceria dan berprestasi. Tentulah tidak mudah menjaganya dan membuat buah hati kita seperti itu. Setiap orang tua ditemani oleh dokter anak selalu mengusahakan agar anak-anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi genetiknya. Potensi genetik seorang anak masih bisa dikembangkan. Jika potensi genetik tersebut sudah sesuai dengan usia tumbuh-kembangnya, hal itu sudah sangat bagus. Usaha kita untuk memberikan stimulasi pada anak supaya tetap tumbuh dan berkembang juga memiliki peran yang penting. Namun kita juga tidak boleh berharap secara berlebihan pada buah hati kita, supaya anak tersebut tetap bisa menikmati masa kecilnya.

Apakah yang disebut pertumbuhan?
Pertumbuhan terjadi karena bertambahnya jumlah dan ukuran sel, sehingga terjadi penambahan tinggi dan berat anak. Semua ada ukuran normalnya. Bisa dilihat pada kurva BB (berat badan) dan kurva TB (tinggi badan) untuk mengetahui normal dan tidaknya ukuran BB dan TB anak. Contoh sederhana kurva ini banyak dicantumkan di KMS. Kurva lingkar kepala penting untuk mengetahui apakah kepala bayi itu macrocefal / lebih besar daripada ukuran normal, mesocefal / normal ataupun microcefali/lebih kecil daripada ukuran normal, yang semua itu punya nilai klinis.

Apakah itu perkembangan?
Perkembangan adalah suatu keadaan yang tidak ada ukurannya seperti BB atau TB, tapi bisa dinilai dengan milestone yaitu, “kepandaian tertentu di usia tertentu”. Dalam perkembangannya, bayi akan mencapai kepandaian tertentu. Meskipun tidak sama pada semua bayi, umumnya pada suatu rentang usia, bayi-bayi akan mencapai milestone tertentu. Sebagai orang tua, sebagai dokter anak harus selalu berorientasi tumbuh kembang yang optimal dalam mengelola, merawat, mendidik anak-anak. Menjadi tugas para orang tua untuk mengusahakannya. Maka para orang tua harus selalu mengikuti tiap perkembangan dan pertumbuhan buah hatinya, disela-sela kesibukannya.

Tips mudah untuk ibu dalam mendampingi buah hati supaya tumbuh kembang optimal:
1. Menimbang BB anak tiap bulan
2. Bawa KMS selalu
3. Tanyakan mengenai laju pertumbuhannya pada dokter yang menangani
4. Mintalah penilaian pada umur-umur kunci milestone pada dokter yang menangani
5. Berikan imunisasi sesuai dengan rekomendasi IDAI
6. Berobat di saat sakit, jangan lupa tanyakan mengenai kegawatan apa yang dapat terjadi pada penyakit seperti yang diderita anak saat ini. Bagaimana mewaspadai terjadinya hal tersebut, sekaligus cara mengatasi atau mencegahnya

Di Rumah Sakit Panti Rapih terdapat layanan untuk anak yaitu, Klinik Anak Sehat dan Klinik Anak Sakit dalam mendampingi para orang tua mengoptimalkan buah hati.

Artikel ini ditulis oleh:
dr. Anastasia Ratnaningsih, Sp.A.
(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Klinik Tumbuh Kembang
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

ASI dan COVID-19

Menyusui (breastfeeding) adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak. Namun, hampir 2 dari 3 bayi tidak disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama yang direkomendasikan WHO dan UNICEF, cakupan yang belum membaik dalam 2 dekade terakhir, apalagi saat ini ada pandemi COVID-19.

ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi. Aman, bersih dan mengandung antibodi yang membantu melindungi dari banyak penyakit infeksi yang umum pada anak. ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupannya, dan ASI terus menyediakan hingga setengah atau lebih kebutuhan nutrisi anak selama paruh kedua tahun pertama, dan hingga sepertiga selama tahun kedua kehidupan.

Anak yang disusui secara eksklusif memiliki hasil lebih baik dalam tes kecerdasan, lebih kecil kemungkinannya untuk kelebihan berat badan atau obesitas, dan kurang rentan terhadap diabetes di kemudian hari. Ibu yang menyusui secara eksklusif juga memiliki penurunan risiko kanker payudara dan ovarium. Menyusui juga meningkatkan kesehatan ibu, meskipun ibu dan bayi tinggal di komunitas dengan zona merah laju penularan COVID-19.

Setelah melahirkan, bayi sebaiknya tetap harus langsung ditaruh di dada ibu, agar terjadi kontak ‘skin-to-skin’ dan disusui secara dini, meskipun ibunya dipastikan atau diduga mengidap COVID-19. Perlekatan kulit-ke-kulit bayi dengan ibu segera setelah lahir dan berkelanjutan, termasuk perawatan metode kanguru, meningkatkan pengendalian suhu tubuh bayi baru lahir. Hal ini juga dikaitkan dengan peningkatan kelangsungan hidup pada bayi baru lahir, juga mampu mengurangi angka kematian bayi. Lebih banyak manfaat yang diperoleh dari proses kontak kulit-ke-kulit ibu dan bayi baru lahir, dibandingkan risiko buruknya. Selain itu, proses menyusui juga lebih besar manfaatnya daripada potensi risiko penularan COVID-19.

Ibu yang telah terkonfirmasi atau terduga COVID-19 seharusnya tetap dapat menyusui, jika ingin melakukannya. Ibu harus menerapkan protokol kesehatan ketat. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol, terutama sebelum menyentuh bayi. Juga mengenakan masker medis selama kontak dengan bayi, termasuk saat menyusui. Menerapkan etika bersin atau batuk ke arah tisu, kemudian tisu segera dibuang dengan benar dan cuci tangan kembali. Bersihkan dan disinfeksi permukaan benda yang telah disentuh ibu secara rutin. Penting untuk mengganti masker medis segera setelah menjadi lembab dan segera membuangnya. Masker tidak boleh digunakan kembali atau disentuh di bagian depan.

Jika seorang ibu yang dikonfirmasi atau diduga mengidap COVID-19 tidak memiliki masker medis, ibu tetap harus menyusui. Ibu dengan gejala terinfeksi COVID-19 memang disarankan untuk memakai masker medis, tetapi meskipun tidak memungkinkan, menyusui tetap harus dilanjutkan. Ibu harus mengikuti tindakan pencegahan infeksi lainnya, seperti mencuci tangan, membersihkan permukaan benda yang disentuh, dan etika bersin atau batuk ke tisu. Masker non-medis, misalnya masker buatan sendiri atau masker kain, memang belum diteliti aspek keamanannya. Namun demikian, saat ini tidak mungkin untuk membuat rekomendasi untuk atau menentang penggunaannya.

Jika seorang ibu tidak sehat untuk menyusui bayinya karena terinfeksi COVID-19 atau komplikasi lain, ibu tetap harus didukung untuk memberikan ASI dengan aman kepada bayinya dengan cara yang memungkinkan, tersedia, dan dapat diterima oleh ibu. Dukungan ini dapat mencakup pemberian ASI perah (ASIP) dan donor ASI. Jika pemberian ASIP atau ASI donor tidak memungkinkan, maka pertimbangkan ditetekkan atau ‘wet nursing’, yaitu bayi ditetekkan pada ibu lain yang sedang menyusui bayinya. Kalau tidak memungkinkan juga, pilihan terakhir adalah pemberian susu formula bayi, dengan prosedur awal memastikan bahwa hal itu layak, disiapkan dengan benar, aman dan berkelanjutan.

Setelah terpapar COVID-19, seorang ibu dapat mulai menyusui ketika ibu sudah merasa cukup sehat untuk melakukannya. Tidak ada interval waktu yang pasti, untuk menunggu setelah dikonfirmasi atau diduga COVID-19. Tidak ada bukti bahwa menyusui mengubah perjalanan klinis COVID-19 pada seorang ibu. Petugas kesehatan atau konselor menyusui harus mendukung ibu untuk menjalani program relaktasi, atau kembali memberikan ASI eksklusif.

Pada ibu yang terkonfirmasi atau dicurigai COVID-19, tetap lebih aman untuk meneteki dibandingkan memberikan susu formula pada bayinya. Selalu ada risiko yang terkait dengan pemberian susu formula kepada bayi baru lahir dan bayi di semua situasi. Risiko medis yang terkait dengan pemberian susu formula bayi, meningkat setiap kali kondisi di rumah dan masyarakat terganggu, seperti berkurangnya akses ke layanan medis jika bayi menjadi tidak sehat, berkurangnya akses ke air bersih dan atau akses ke pasokan susu formula tidak terjamin, terjangkau dan berkelanjutan.

Ibu yang sedang menyusui bayi dapat menerima vaksin COVID-19 saat tersedia. Tidak satu pun dari vaksin yang saat ini disetujui menggunakan virus hidup, jadi tidak ada risiko menularkan virus ke bayi melalui ASI. Justru ada beberapa bukti bahwa, setelah vaksinasi antibodi ibu ditemukan dalam ASI, yang dapat membantu melindungi bayi dari COVID-19.

 

Sumber: https://dokterwikan.com/

 

 

Artikel ini ditulis oleh:

DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A

(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Klinik Tumbuh Kembang
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

Layanan Klinik Ibu dan Anak RS Panti Rapih

Halo Bunda, apa yang Bunda alami setelah melahirkan? Perubahan bentuk tubuh? Bayi rewel? Masalah menyusui? Ini adalah beberapa masalah yang timbul pada ibu nifas. Bunda jangan khawatir,  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta  hadir dengan beberapa layanan yang akan membantu beberapa permasalahan seputar Kesehatan Ibu dan Bayi. Lalu, apa saja pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta? Beberapa fasilitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak antara lain meliputi layanan Senam Hamil, Baby Spa, Klinik Laktasi, Pijat Bayi, dll.

Senam Hamil
Senam untuk ibu-ibu pasca melahirkan untuk mengembalikan bentuk tubuh dan memperkencang otot-otot setelah melahirkan. Senam Hamil ini dapat diikuti oleh ibu- ibu paska melahirkan spontan. Jadi, bunda tidak perlu khawatir dengan perubahan tubuh yang terjadi karena kehamilan.

Baby Spa
Setiap Orang tua pasti menginginkan bayi dapat berkembang dan tumbuh dengan baik. Stimulasi yang diberikan pada bayi bisa dilakukan sedini mungkin. Salah satu stimulasi yang dapat diberikan adalah dengan melakukan massage dan spa pada bayi. Apa saja layanan dan baby spa terbaru di  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta? Tenang Bunda, dengan dibangunnya Gedung Rawat Jalan Terpadu Borromeus  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, fasilitas pelayanan baby spa akan lebih nyaman dan aman.

Klinik Laktasi
ASI Eksklusif adalah impian setiap Bunda. Bunda pasti ingin memberikan yang terbaik untuk bayi, apalagi kandungan gizi dan antibodi yang ada dalam ASI sangat baik bagi bayi. Bunda bisa  mempersiapkan menyusui sejak kehamilan, bukan hanya untuk mempersiapkan menyusui, apabila ada masalah dalam proses menyusui baik dari ibu dan bayi, Bunda bisa konsultasi dan datang langsung bertemu dengan Konselor ASI. Beberapa masalah yang sering timbul adalah, masalah payudara (mastitis, puting datar, payudara bengkak) dan masalah bayi (bayi bingung puting, berat badan rendah, malas minum). Apabila bayi sudah diberikan susu formula, Bunda bisa konsultasi dengan konselor ASI untuk melakukan relaktasi pada bayi.

Bunda, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi bayinya. Hal ini bisa dipersiapkan sedini mungkin. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak bisa dimulai sebelum pra nikah yaitu dengan menjalankan pre marital check up, persiapan kehamilan, Ante Natal Care terpadu, persiapan sebelum melahirkan (senam hamil, hypnobirthing, persiapan menyusui, dan klinik laktasi).

Link terkait:

https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-anak-terpadu/

https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-kandungan-anna/

Artikel ditulis oleh:

Ruri Astuti Ayuningtyas

 

Informasi Pelayanan : 
Klinik Kebidanan & Penyakit Kandungan
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Asi Eksklusif

Hampir seluruh dunia mengakui bahwa ASI merupakan makanan yang paling tepat bagi bayi, tidak ada satu susu formula buatan manusia manapun yang sanggup menggantikan semua keunggulan ASI. Bahkan Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan UNICEF merekomendasikan ASI Eksklusif merupakan gizi terbaik dan sumber makanan utama yang paling sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan.

ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan). Jika sebagian besar bayi usia 0-6 bulan hanya diberikan ASI maka diperkirakan paling sedikit 1,2 juta nyawa anak dapat diselamatkan setiap tahunnya.

Manfaat

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa Menyusu Eksklusif selama 6 bulan terbukti memberikan risiko yang lebih kecil terhadap: berbagai penyakit infeksi (diare, infeksi saluran napas, infeksi telinga, pneumonia, infeksi saluran kemih) penyakit lainnya (obesitas, diabetes, alergi, penyakit inflamasi saluran cerna, kanker) di kemudian hari meningkatkan kekebalan tubuh memenuhi seluruh asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi makanan ‘terlengkap’ selama 6 bulan pertama kehidupannya.

Faktor-faktor pendukung keberhasilan pemberian ASI Eksklusif memiliki niat dan motivasi yang kuat untuk menyusui selama 6 bulan penuh memiliki keyakinan dan percaya diri bahwa ASI ibu sangat cukup konsultasi laktasi (kontak ASI) sedini mungkin dalam masa kehamilan, melahirkan dan menyusui pentingnya dukungan petugas kesehatan, suami dan keluarga melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) menyusui sesering mungkin tanpa dijadwal rawat gabung: Ibu dan bayi dirawat dalam 1 kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali indikasi medis. Bayi tidak diberi dot atau empeng.

 

Posisi menyusui
Ciptakan suasana yang tenang dengan posisi yang nyaman dalam proses menyusui

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Salah satu dari sepuluh langkah menuju keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
Kedekatan interaksi ibu dan bayi dalam 30 menit pertama kelahiran bayi
Sesaat setelah bayi lahir, bayi ditengkurapkan di dada ibu
Biarkan dengan kemampuan alaminya bayi akan memulai menyusu dengan merangkak di dada ibu dan menemukan sendiri payudara ibu dan mengambil minum pertama dengan kemampuan sendiri

Pelekatan yang BENAR menjadi kunci sukses menyusui Eksklusif

1. Muka bayi menengadah/melihat ibu. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
2. Perut/dada bayi menempel pada dada ibu
3. Seluruh badan bayi menghadap badan ibu, telinga, lengan dan leher bayi berada pada garis lurus. Ibu menopang bagian bahu dan belakang bayi, tidak hanya kepala

Pelekatan yang TIDAK BENAR menjadi kunci kegagalan menyusui Eksklusif

1. Hanya puting susu yang berada dimulut bayi (menyebabkan puting lecet), areola masih tampak lebih banyak di luar, dagu bayi tidak melekat ke payudara
2. Mulut bayi tidak terbuka lebar, bibir bawah terputar ke dalam
3. Sebagian besar saluran ASI masih berada di luar mulut bayi, lidah di dalam sehingga tidak dapat menekan saluran ASI untuk memerah ASI
4. Jika bayi minum dengan botol/dot, maka akan cenderung menyusu pada puting – ngempeng ( bingung puting’)

 

Info Pelayanan :
Klinik Laktasi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Senin – Sabtu, pk 08.00 – 12.00 WIB
Hari Minggu atau tanggal merah tutup

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store

Rating untuk artikel/halaman ini : [mr_rating_result]

Panduan Memberikan ASI Kepada Bayi Bagi Ibu dengan Positif COVID-19

Ibu menyusui yang positif terinfeksi COVID-19 masih tetap boleh memberikan ASI untuk buah hatinya. Namun, yang perlu diperhatikan adalah saat memberikan ASI, ibu harus tetap melakukan protokol kesehatan ketat dan tidak mengalami gejala yang berat, jadi ibu masih bisa menyusui langsung.

Yang perlu ibu lakukan agar dapat menyusui langsung secara aman yaitu:

  • Selalu memakai masker saat menyusui dan merawat bayi
  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
  • Membersihkan dan mendisinfeksi permukaan dan benda yang sering disentuh Ibu dan bayi
  • Menyusui dengan aman. IMD dan menyusui eksklusif membantu tumbuh kembang bayi secara optimal
  • Melakukan IMD. Kontak kulit dengan kulit saat Ibu dan bayi dalam keadaan stabil
  • Rawat gabung bersama bayi pasca melahirkan
  • Jika Ibu tidak kuat menyusui langsung, berikan ASI perah (ASIP) pada bayi
  • Pastikan kebersihan saat memerah ASI
  • Gunakan cangkir bermulut lebar untuk memberikan ASIP pada bayi
  • Gunakan wadah dengan tutup untuk menyimpan ASI perah

Ibu juga harus memperhatikan kualitas ASI perah dengan penyimpanan yang baik dan benar supaya tetap aman dan tidak rusak.

Lalu bagaimana cara menyimpan ASI perah yang tepat?

  1. Jika ASI Perah disimpan dalam lemari pendingin bawah dengan suhu 4 derajat hingga 5 derajat Celsius maka ASI akan mampu bertahan selama 3-4 hari
  2. Bila menggunakan Ice Pack dengan suhu 15 derajat Celsius maka ASI akan mampu bertahan selama 24 jam
  3. Dalam suhu kamar/ruang ASI bertahan selama 3-4 jam
  4. Jika di dalam Freezer dengan suhu -18 derajat Celsius dan -20 derajat Celsius maka ASI akan mampu bertahan selama 4 bulan

Semoga tips diatas dapat membantu ibu dalam memberikan yang terbaik bagi buah hati. Tetap semangat mengASIhi yaa moms.

Info Pelayanan :
Klinik Laktasi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

 

#TipsPantiRapih : Tips untuk mendukung Keberhasilan Kehamilan

Kehamilan tentu sangat diidamkan bagi pasangan, mari #SahabatSehatPantiRapih kita simak bersama tips-tips yang membantu dan mendukung keberhasilan kehamilan.

  1. Menerapkan pola hidup sehat, hindari rokok, minuman beralkohol dan obat terlarang, serta hindari depresi, siapkan makanan bergizi, terutama kacang-kacangan dan biji-bijian, makanan tinggi protein dan batasi cafein
  2. Konsumsi asam folat, perempuan yang sedang merencanakan kehamilan dianjurkan mengonsumsi 400 mikrogram (mcg) asam folat per hari, setidaknya satu bulan sebelum kamu hamil sampai akhir kehamilan trimester pertama. Mengonsumsi asam folat mampu mengurangi resiko mengandung bayi cacat tabung saraf seperti spina bifida hingga 50 sampai 70 persen dan juga mencegah bayi cacat lahir
  3. Catat jadwal masa subur biasanya masa subur terjadi 12-14 hari sebelum menstruasi pertama
  4. Konsultasi ke dokter kandungan. Konsultasikan riwayat kesehatan kamu dan pasangan mulai dari penyakit genetik yang harus diantisipasi, kesehatan organ reproduksi, hingga suplemen-suplemen yang wajib dikonsumsi jelang kehamilan. Dokter kandungan juga akan merekomendasikan beberapa vaksin imunisasi seperti TORCH, untuk  mengantisipasi risiko kehamilan dengan bayi cacat lahir dan meninggal saat lahir
  5. Waspadai kemungkinan Infeksi. Buat pasangan yang sedang merencanakan kehamilan hindarilah daging dan ikan mentah, telur setengah matang dan jus yang tidak dipasteurisasi karena bisa saja mengandung bakteri salmonella atau E-coli. Makanan tersebut merupakan sarang bakteri yang menyebabkan listeriosis yaitu penyakit yang mengakibatkan keguguran atau bayi lahir mati. Pastikan untuk sering mencuci tangan saat akan menyiapkan makanan, pakailah sarung tangan saat berkebun dan membuang sampah, jauhi kucing dan hewan yang  sangat mungkin terkontaminasi toksoplasmosis, karena hal ini berbahaya bagi perkembangan janin

Itulah beberapa tips untuk mendukung keberhasilan kehamilan, untuk informasi lebih lanjut mengenai program hamil dapat mengunjungi Klinik Obgin Anna dan atau Klinik Kandungan RS Panti Rapih Yogyakarta.

Layanan Obgin RS Panti Rapih meliputi Klinik Obgin, Senam Hamil, Hypnobirthing, dan Klinik Laktasi. RS Panti Rapih selalu siap memberikan pelayanan yang prima bagi Bunda dan bayi.

Konsultasikan kesehatan kandungan dengan aman dan nyaman bersama RS Panti Rapih. Kami tunggu kedatangannya ya Bunda. Bayi sehat, ibu sehat.

Untuk mengetahui informasi layanan lain dapat mengunjungi https://www.instagram.com/rspantirapihyogyakarta/

Informasi Pelayanan : 
Klinik Kebidanan & Penyakit Kandungan
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Operasi Caesar, Bius Total atau Regional?

Ketika seorang ibu sudah melalui masa kehamilan sampai trimester ketiga, kelahiran sang jabang bayi sangatlah dinanti-nantikan. Tetapi ketika persalinan normal tidak memungkinkan dan dokter kandungan memutuskan untuk melakukan operasi caesar, maka akan muncul berbagai pertanyaan.  Apakah ini sudah merupakan keputusan yang tepat? Apakah nanti akan terasa sakit pada saat dioperasi? Apakah aman untuk ibu dan bayi?

Supaya tidak terasa nyeri pada saat dilakukan operasi caesar, ibu harus mendapatkan pembiusan yang adekuat. Terdapat dua pilihan jenis pembiusan yaitu pembiusan umum atau total dan pembiusan regional.  Manakah yang lebih baik?  Sebagai orang awam, melihat ruang operasi dan tetap sadar saat dilakukan tindakan operasi bukanlah pengalaman yang menyenangkan, sehingga memilih tidur pada saat operasi sepertinya lebih menyenangkan.  Tetapi manakah yang lebih aman?

Sebelum dokter ahli anestesi melakukan pembiusan, keputusan jenis pembiusan akan diambil setelah dilakukan anamnesa (wawancara), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, EKG (Elektro Kardiografi)).  Baik pembiusan total maupun regional, masing-masing disesuaikan dengan indikasi klinis pasien.  Dalam Cochrane Database Review (2012) disampaikan bahwa tidak ada evidens atau bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pembiusan regional lebih baik dibandingkan dengan pembiusan total dalam hal outcome untuk ibu dan bayi.  Masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian sendiri-sendiri.

Dengan pembiusan regional, ibu tidak akan merasakan nyeri pada area operasi meskipun ibu masih sadar.  Obat anestesi lokal yang dipakai pada pembiusan regional bekerja dengan memblok aliran saraf di tingkat saraf tulang belakang saja.  Disini ibu diuntungkan karena dapat langsung melihat bayinya dan dapat melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) bila kondisi ibu dan bayi memungkinkan.  Selain itu pada teknik epidural, dapat dilakukan pemasangan kateter epidural yang dapat digunakan sebagai alat memasukkan obat pengurang nyeri setelah operasi dengan prinsip kerja sama seperti pembiusan regional, hanya dengan dosis yang lebih kecil, sehingga diharapkan ibu lebih cepat bebas nyeri dan lebih cepat mobilisasi.  Obat anestesi lokal yang dipakai tidak masuk ke aliran darah plasenta sehingga tidak masuk ke janin.

Dalam British Journal of Anesthesia tahun 2009 disebutkan bahwa pembiusan total pada operasi caesar umumnya karena indikasi urgensi (35%), ibu menolak pembiusan regional (20%), pembiusan regional gagal atau tidak adekuat (22%), dan kontraindikasi medis karena fungsi pembekuan darah yang tidak normal atau bentuk tulang belakang yang tidak normal (6%).  Pada pembiusan total, ibu akan tertidur dan terbius segera setelah obat dimasukkan lewat jalur infus.  Obat bius bekerja langsung di susunan saraf pusat di otak.  Kesulitan pemasangan alat bantu nafas karena perubahan bentuk tubuh ibu, risiko aspirasi cairan lambung yang menyebabkan infeksi paru-paru ibu, dan risiko terjadinya gangguan nafas pada bayi akibat penggunaan obat-obatan, menjadi alasan mengapa pada akhirnya pembiusan total bukan menjadi pilihan utama.

Jadi, pembiusan regional atau pembiusan umum? Anda dapat menanyakan lebih lanjut kepada dokter anestesi anda, terkait prosedur, keuntungan dan kerugian serta pertimbangan-pertimbangan dari dokter anestesi saat menyarankan salah satu teknik pembiusan untuk operasi anda.  Utamanya adalah, pembiusan yang dipilih oleh dokter anestesi akan disesuaikan dengan indikasi yang ada, karena yang paling penting adalah keselamatan pasien dalam hal ini keselamatan ibu dan bayinya.

Ingin mengetahui informasi seputar kandungan dapat berkunjung ke Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta.

 

Artikel ini ditulis oleh:
dr. E. Inggita Dyah Perbatasari, Sp.An

(Dokter Spesialis Anestesi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

 

Informasi Pelayanan : 
Klinik Kandungan & Kebidanan
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Rating untuk artikel/halaman ini : [mr_rating_result]

Kenali Toksoplasmosis pada Kehamilan Sejak Dini

Toksoplasmosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Kita sering mengira kucing sebagai penyebab toxoplasmosis, padahal kucing hanya sebagai hospes definitif tempat perkembangbiakan protozoa secara seksual yang menghasilkan ookista.

Perkembangan parasit dalam usus kucing menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja lalu mencemari tanah dan tumbuh-tumbuhan.

Ookista menjadi matang dan infektif dalam waktu tiga sampai lima hari di tanah. Ookista yang matang dapat hidup setahun dalam tanah yang lembab dan panas, yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Ookista yang matang bila tertelan tikus, burung, babi, kambing, sapi atau manusia yang merupakan hospes perantara, dapat hidup pada tubuh dalam bentuk kista.

Lalat atau kecoa dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke tempat lain. Seperti contoh jika Anda makan daging sapi setengah matang maka Anda akan terinfeksi toksoplasma. Jadi bukan kucing yang menyebabkan toksoplasmosis.

Semakin tua umur kehamilan semakin mudah untuk terkena toksoplasmosis namun berbanding terbalik dengan beratnya derajat kelainan klinis, dimana semakin muda janin yang terkena infeksi semakin berat manifestasi klinisnya.

Tanda dan gejala pada ibu hamil tidak spesifik, bisa menyerupai flu, demam, sakit kepala, kelelahan, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah bening leher unilateral. Sedangkan janin yang terinfeksi dapat tanpa gejala sama sekali atau dijumpai tanda-tanda hidrosefalus dan pertumbuhan janin terhambat.

Infeksi kongenital toksoplasmosis dapat menyebabkan gejala sisa yang serius seperti kebutaan, keterbelakangan mental, defisit neurologis dan tuli.

Diagnosis toksoplasmosis akut pada ibu hamil apabila titer IgG meninggi pada pemeriksaan kedua kali dengan jangka waktu tiga pekan atau lebih atau bila ada konversi dari negatif ke positif.  Diagnosis juga dapat dipastikan bila ditemukan titer IgM positif. Diagnosis prenatal umumnya dilakukan pada usia kehamilan ≥ 18 pekan melalui pemeriksaan amniosentesis (mengambil sampel cairan ketuban).

Pemeriksaan USG terutama difokuskan pada otak. Kelainan yang terbanyak ditemukan adalah hidrosefalus (74%), klasifikasi intrakranial (18%), atrofi otak, dan hidranensefali.

Pengobatan pada wanita hamil harus diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan terutama pada awal kehamilan. Obat yang digunakan adalah spiramisin, bertujuan untuk mengurangi transmisi toksoplasma melalui plasenta (sebesar 70%) sehingga dapat mencegah cacat kongenital. Obat ini diberikan pada usia kehamilan <18 pekan dan dikonsumsi terus-menerus sampai persalinan. Kombinasi obat pirimetamin, sulfadiazin dan asam folat diberikan pada usia kehamilan ≥ 18 pekan atau usia kehamilan ≤ 18 pekan dengan tanda janin positif terinfeksi. Obat ini juga tetap dikonsumsi sampai persalinan.

Pencegahan toksoplasmosis meliputi screening pemeriksaan darah sebelum merencanakan kehamilan, pemeriksaan kehamilan secara rutin, edukasi pencegahan penularan serta pengobatan segera pada ibu hamil yang terinfeksi.

Vaksin untuk mencegah infeksi toksoplasmosis pada manusia belum tersedia sampai saat ini. Pencegahan penularan di antaranya menggunakan sarung tangan saat berkebun atau memegang tanah, menghindari konsumsi daging mentah atau setengah matang, mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang makanan, mencuci tangan dan semua peralatan dapur dengan sabun sampai bersih setelah mengolah daging mentah, menutup rapat makanan matang supaya tidak dihinggapi lalat atau kecoa. Selain itu selalu cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi, menghindari meminum susu kambing non-pasterurisasi atau produk-produk olahannya.

Ingin mengetahui informasi seputar kandungan, kunjungi Klinik Obsygn Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta.

 

ditulis oleh:
dr. Lia Fankania
(Dokter Umum Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Informasi Pelayanan : 
Klinik Kandungan & Kebidanan
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)