Hari Hepatitis Sedunia

Hari Hepatitis Sedunia (World Hepatitis Day) diperingati setiap tahun pada tanggal 28 Juli, untuk meningkatkan kesadaran akan virus hepatitis, yang menyebabkan peradangan hati, gagal hati (sirosis) atau penyakit hati parah (fulminan) dan kanker hati (hepatoma).

Kejadian infeksi virus hepatitis ini berupa ribuan infeksi hepatitis virus akut yang terjadi pada anak, remaja dan orang dewasa setiap tahun. Sebagian besar infeksi hepatitis akut menyebabkan penyakit ringan dan bahkan tidak terdeteksi. Tetapi dalam beberapa kasus, hepatitis dapat menyebabkan komplikasi dan berakibat fatal. Pada tahun 2019 saja, diperkirakan 78.000 kematian terjadi di seluruh dunia akibat komplikasi infeksi hepatitis A hingga E akut.

Upaya global memprioritaskan penghapusan infeksi khusus hepatitis B, C dan D. Tidak seperti hepatitis virus akut, 3 jenis infeksi tersebut menyebabkan hepatitis kronis yang berlangsung selama beberapa dekade, dan berujung pada lebih dari 1 juta kematian per tahun akibat sirosis dan kanker hati. Ketiga jenis infeksi hepatitis kronis ini bertanggung jawab atas lebih dari 95% kematian karena hepatitis. Meskipun sudah tersedia panduan dan alat untuk mendiagnosis, mengobati, dan mencegah hepatitis virus kronis, layanan ini sering kali tidak terjangkau oleh masyarakat, dan terkadang hanya tersedia di rumah sakit rujukan atau khusus saja.

Tema peringatan Hari Hepatitis Sedunia 2022 adalah perawatan hepatitis lebih dekat (bringing hepatitis care closer to you). Saat ini diperlukan upaya mendekatkan layanan hepatitis ke fasilitas kesehatan primer dan masyarakat luas, sehingga lebih banyak warga memiliki akses yang lebih baik ke layanan diagnosis, pengobatan dan perawatan, apa pun jenis hepatitisnya.

Pesan kunci kampanye kali ini meliputi 5 hal sebagai berikut:
– Membangun layanan hepatitis berkualitas tinggi, dengan memastikan setiap orang memiliki akses ke layanan hepatitis yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan yang adil, efektif, efisien, tepat waktu dan dengan kualitas yang dapat diterima
– Membentuk layanan hepatitis sedekat mungkin dengan rumah pasien, dengan desentralisasi perawatan hepatitis ke fasilitas kesehatan perifer, berbasis komunitas dan tempat lain di luar rumah sakit
– Mempromosikan pembagian tugas dengan melibatkan para dokter dan tenaga kesehatan non-spesialis yang terlatih di bidang ini
– Mengintegrasikan dan menghubungkan perawatan hepatitis dengan layanan kesehatan masyarakat yang ada, karena pengobatan hepatitis dapat diperluas dan digabungkan dengan layanan perawatan primer, HIV, narkoba, serta layanan kesehatan warga binaan di penjara
– Memastikan sistem kesehatan yang tangguh, adil dan kuat, karena didanai dan dilengkapi secara memadai untuk memberikan perawatan hepatitis yang berkualitas kepada semua orang

Segenap warga masyarakat diingatkan untuk mendidik diri sendiri dan berperan untuk menghentikan penularan hepatitis di masyarakat. Berkonsultasi dengan dokter keluarga dan pastikan tes dan pengobatan tepat waktu untuk mencegah sirosis dan kanker hati. Pastikan ibu menjalani tes hepatitis B jika hamil, tes karena ini dapat mencegah penularan ke bayi. Selain itu, juga pastikan setiap bayi divaksinasi hepatitis B dalam waktu 24 jam setelah lahir.

Untuk segenap pemimpin global, diharapkan untuk fokus pada desentralisasi layanan kesehatan untuk hepatitis ke fasilitas kesehatan tingkat rendah, layanan kesehatan primer dan layanan terkait penyakit lainnya seperti HIV, pengurangan dampak buruk narkoba, dan layanan warga binaan di penjara. Selain itu, juga memprioritaskan perawatan hepatitis yang berpusat pada orang dengan  penjaminan pendanaan yang memadai, termasuk mobilisasi dana domestik. Juga mewujudkan cakupan kesehatan semesta atau UHC (Universal Health Coverage) untuk semua orang yang hidup dengan hepatitis B dan C kronis.

Pada 21 April 2022 pertama kali dilaporkan adanya 169 kasus hepatitis akut misterius di 11 negara Eropa dan 1 negara Amerika. Kasus telah dilaporkan di Inggris (114), Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9), Denmark (6), Irlandia (< 5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Prancis (2), Rumania (1), dan Belgia (1). Kasus hepatitis ini menyerang anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun, 17 anak (sekitar 10%) membutuhkan tindakan transplantasi hati, dan setidaknya satu kematian telah dilaporkan.

Hepatitis akut ini ditandai dengan peningkatan yang nyata kadar enzim hati dalam darah. Banyak kasus memiliki gejala sakit perut, diare dan muntah, dan peningkatan kadar aspartate transaminase (AST) atau alanine aminotransaminase (ALT) yang lebih besar dari 500 IU/L dan kulit berwarna kuning (ikterus). Sebagian besar kasus tidak mengalami demam. Virus umum yang menyebabkan hepatitis virus akut (virus hepatitis A, B, C, D dan E) tidak terdeteksi dalam kasus ini. Namun demikian, adenovirus tipe F 41 telah terdeteksi dalam 18 dari setidaknya 74 kasus. SARS-CoV-2 diidentifikasi dalam 20 kasus dan 19 terdeteksi dengan koinfeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Perkembangan penyakit hepatitis akut misterius di Indonesia hingga hari Jumat, 24 Juni 2022 lalu tercatat sebanyak 70 kasus dugaan yang tersebar di 21 provinsi, paling banyak di Jakarta, dan sebanyak 40 pasien adalah ‘discarded’ atau dikeluarkan dari dugaan kasus tersebut, karena penyebabnya sudah diketahui, sehingga tidak masuk dalam kelompok hepatitis akut ini. Gejala klinis paling banyak terjadi adalah demam sebanyak 76 persen, kemudian diikuti mual, muntah dan jaundice atau kulit berwarna kuning. Gejala klinis ini jelas berbeda dari yang dilaporkan di Inggris, di mana jaundice (warna kekuningan pada kulit atau bagian putih mata) menjadi gejala utama, baru kemudian diikuti muntah, lethargy (rasa lelah yang parah) dan diare.

Target global adalah mencapai eliminasi hepatitis pada tahun 2030. Untuk mencapainya, setiap negara perlu untuk mencapai target spesifik. Pertama, mengurangi infeksi baru hepatitis B dan C hingga 90%. Kedua, mengurangi kematian terkait hepatitis akibat sirosis hati dan kanker sebesar 65%. Ketiga, memastikan bahwa setidaknya 90% orang dengan virus hepatitis B dan C terdiagnosis. Dan keempat, setidaknya 80% dari kasus hepatitis yang memenuhi syarat menerima pengobatan yang tepat.

 

Sumber: https://dokterwikan.com/

Artikel ini ditulis oleh:
DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A
(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

 

Informasi Pelayanan : 
Klinik Saluran Cerna & Hati
Lantai 4 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

Hepatitis Misterius

Sabtu, 23 April 2022 telah dilaporkan merebaknya penyakit hepatitis akut dan parah. Penyakit radang hati ini tidak diketahui penyebabnya dan menyerang banyak anak di beberapa negara secara sekaligus. Wabah hepatitis akut misterius ini mulai terjadi di Inggris dan Irlandia Utara pada 15 April 2022. Apa yang mencemaskan?

Pada 21 April 2022, setidaknya 169 kasus hepatitis akut misterius ini telah dilaporkan dari 11 negara di Eropa dan 1 negara di Amerika. Kasus telah dilaporkan di Inggris (114), Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9), Denmark (6), Irlandia (< 5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Prancis (2), Rumania (1), dan Belgia (1). Kasus hepatitis ini menyerang anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun, 17 anak (sekitar 10%) membutuhkan tindakan transplantasi hati, dan setidaknya satu kematian telah dilaporkan.

Kementerian Kesehatan RI telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak. Kasus ini terjadi di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.

Kewaspadaan tersebut meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Hepatitis akut (peradangan hati) ini ditandai dengan peningkatan kadar enzim hati dalam darah yang nyata. Banyak kasus memiliki gejala sakit perut, diare dan muntah, dan peningkatan kadar enzim hati (aspartate transaminase (AST) atau alanine aminotransaminase (ALT) lebih besar dari 500 IU/L) dan kulit kuning (ikterus). Sebagian besar kasus tidak mengalami demam. Virus umum yang menyebabkan hepatitis virus akut (virus hepatitis A, B, C, D dan E) belum terdeteksi dalam kasus ini. Namun demikian, Adenovirus telah terdeteksi dalam setidaknya 74 kasus, dengan pengujian molekuler, 18 telah diidentifikasi sebagai tipe F 41. SARS-CoV-2 diidentifikasi dalam 20 kasus yang diuji. Selanjutnya, 19 terdeteksi dengan koinfeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Pemeriksaan dan penelitian lebih lanjut sedang berlangsung di berbagai negara yang telah melaporkan adanya kasus hepatitis tersebut. Data yang dikumpulkan mencakup riwayat klinis dan paparan yang lebih rinci, pemeriksaan toksikologi, yaitu toksisitas lingkungan dan makanan, serta pemeriksaan virologi atau mikrobiologi tambahan.

Sementara ini adenovirus merupakan salah satu hipotesis utama sebagai penyebab hepatitis akut, tetapi tidak sepenuhnya mampu menjelaskan tingkat keparahan klinis. Hal ini karena infeksi adenovirus tipe 41 di manapun, sebelumnya tidak pernah menyebabkan keparahan klinis semacam ini. Adenovirus adalah virus umum yang biasanya hanya menyebabkan infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri (self-limited). Virus penyebab ini menyebar antar anak dan juga sering menyebabkan gangguan pernapasan, gastroenteritis (radang lambung atau usus), konjungtivitis (mata merah), dan sistitis (infeksi kandung kemih).

Faktor peningkatan kerentanan pada anak, terjadi setelah tingkat penularan adenovirus lebih rendah selama pembatasan sosial terkait pandemi COVID-19. Kondisi inilah yang merupakan potensi munculnya adenovirus mutasi baru, serta koinfeksi dengan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, perlu diselidiki lebih lanjut. Hipotesis yang terkait dengan efek samping dari vaksin COVID-19 saat ini tidak didukung, karena sebagian besar anak yang terkena hepatitis tidak menerima vaksinasi COVID-19.

Saat ini sedang diakukan pemantauan ketat lebih lanjut untuk mengidentifikasi kasus tambahan, baik di negara yang saat ini terkena dampak maupun di tempat lain. Prioritasnya adalah untuk menentukan penyebab kasus ini, dan untuk lebih menyempurnakan tindakan pengendalian maupun pencegahan. Langkah pencegahan umum untuk adenovirus dan infeksi umum lainnya adalah mencuci tangan secara teratur dan menjaga kebersihan lingkungan bermain anak.

WHO merekomendasikan bahwa pemeriksaan darah, urin, tinja, dan sampel pernapasan, serta sampel biopsi hati (bila tersedia) harus dilakukan, untuk menentukan virus penyebab infeksi. Juga penyebab non-infeksi lainnya perlu diselidiki secara menyeluruh. Saat ini WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan dan atau perdagangan dengan Inggris atau negara lain mana pun tempat kasus teridentifikasi, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini.

Hepatitis misterius ini mengingatkan kita akan pneumonia Wuhan China, yang ternyata penyebabnya adalah coronavirus baru. WHO awalnya menamai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) pada 12 Januari 2020 dan kemudian secara resmi mengubahnya menjadi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) pada 12 Februari 2020. Sejak COVID-19 pertama kali muncul di China pada 1 Desember 2019, dalam 4 bulan virus dengan cepat menyebar ke negara lain di seluruh dunia sebagai ancaman global. Pada 11 Maret 2020, WHO akhirnya membuat penilaian bahwa COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi, menyusul flu Spanyol 1918 (H1N1), flu Asia 1957 (H2N2), flu Hong Kong 1968 (H3N2), dan flu Pandemi 2009 (H1N1), yang masing-masing menyebabkan sekitar 50 juta, 1,5 juta, 1 juta, dan 300.000 kematian manusia.

Hepatitis misterius di Inggris ini juga mengingatkan kita akan wabah Hepatitis A di Pacitan dan Trenggalek Jawa Timur pada Minggu, 30 Juni 2019 lalu dengan jumlah penderita penyakit kuning itu nyaris menembus angka 1.000 orang. Kita diingatkan agar terus mengikuti perkembangan berita, mencermati penularan, dan melakukan tindakan pencegahan dengan mempromosikan perbaikan sanitasi, keamanan pangan, dan vaksinasi Hepatitis sesuai jadwal, untuk semua anak di sekitar kita.

Sumber: https://dokterwikan.com/

Baca juga link terkait:
https://pantirapih.or.id/rspr/klinik-anak-terpadu/
https://pantirapih.or.id/rspr/layanan-klinik-ibu-dan-anak-rs-panti-rapih/
https://pantirapih.or.id/rspr/perlukah-saya-di-vaksin-hepatitis/
https://pantirapih.or.id/rspr/tahukah-anda-pentingnya-vaksin-hepatitis/

Artikel ini ditulis oleh:
DR. dr. FX. Wikan Indrarto, Sp.A
(Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Klinik Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Lantai 3 Gedung Rawat Jalan Borromeus
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

 

 

Perlukah Saya di Vaksin Hepatitis?

WHO – World Health Organization atau Organisasi kesehatan dunia, masih menjadikan negara Indonesia sebagai daerah endemisitas hepatitis kategori sedang hingga tinggi.  Hal ini disebabkan karena jumlah pasien penderita hepatitis di Indonesia masih sangat banyak. Berdasarkan Riskesdas – Riset kesehatan dasar Indonesia tahun 2013 ada peningkatan prevalensi hepatitis sebesar 1,2% atau hampir 2 kali dibanding tahun 2007 sebesar 0,6%. Prevalensi semakin meningkat pada penduduk berusia di atas 15 tahun. Jenis hepatitis yang sering menginfeksi adalah Hepatitis B (21,8%), Hepatitis A (19,35%), Hepatitis C (2,5%) dan Hepatitis lainnya (1,85%).

Vaksinasi atau imunisasi adalah upaya untuk memberikan vaksin (zat atau senyawa yang mengandung bagian atau rekayasa bakteri atau virus penyebab lain yang telah dilemahkan atau dimatikan), sehingga saat di masukkan ke tubuh, vaksin akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi agar dapat melawan saat penyakit tersebut masuk ke tubuh kita agar tubuh tidak menjadi sakit.

Vaksin hepatitis untuk dewasa sangat dianjurkan kepada :

  1. Orang yang pasangannya atau keluarga satu rumah menderita Hepatitis
  2. Orang yang akan bepergian di daerah endemis hepatitis
  3. Petugas kesehatan (Medis: dokter, perawat, bidan, laboratorium, kesehatan lingkungan, laundry, dll)  atau publik yang beresiko tinggi terkena paparan cairan penderita
  4. Petugas gizi atau pekerja yang menyiapkan makanan-minuman dari bahan mentah sampai menjadi matang, penyajian dan pembersihan
  5. Orang yang beresiko dengan penyalahgunaan narkoba dan seks bebas, tattoo dll
  6. Orang dengan penyakit menahun yang bersiko terkena komplikasi seperti penyakit ginjal, diabetes, infeksi HIV atau gangguan imunitas
  7. Orang atau siapapun yang ingin terlindung dari hepatitis

Apakah anda termasuk salah satu yang termasuk di kriteria di atas?

Jika anda termasuk, maka persiapkan diri untuk vaksin hepatitis.

Di Indonesia vaksin yang tersedia baru vaksin untuk hepatitis A dan B, belum tersedia vaksin untuk hepatitis C,D dan E. Negara kita sudah mempunyai program nasional vaksinasi dasar untuk hepatitis. (lihat tabel Rekomendasi IDAI 2020 dan PAPDI 2017).

Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI 2020 adalah:

Vaksin Hepatitis B, di berikan 4 x yaitu saat bayi baru lahir, dilanjutkan usia 2, 3 dan 4 bulan dan 1x saat usia 18 tahun.

Vaksin Hepatitis A diberikan 2 x antara umur 12 tahun sampai usia 18 tahun dengan rentang interval 6 bulan – 36 bulan.

Jadwal imunisasi Dewasa  rekomendasi PAPDI 2017 adalah:

Vaksin Hepatitis B 3x , saat pertama kali, 1 bulan dan 6 bulan berikutnya.

Vaksin Hepatitis A 2x  rentang 6 bulan.

 

Saya Mau Vaksin Apa?

Vaksinlah sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan yang ada sekarang, Janganlah di tunda!

Pilihan vaksin ditentukan oleh kebutuhan anda dan keluarga saat itu.

Vaksin hepatitis A, dianjurkan jika anda dalam waktu dekat melakukan perjalanan ke daerah endemis hepatitis. Vaksin Hepatitis A diberikan 2x dengan rentang waktu 6 bulan,

Vaksin hepatitis B, dianjurkan jika anda petugas kesehatan di klinik atau rumah sakit baik dokter, perawat, bidan, penunjang medis, laboratorium, radiologi, farmasi, gizi , medical record atau tenaga kesehatan lainnya seperti petugas kesehatan lingkungan, kendaraan dan keamanan, laundry serta petugas administrasi rumah sakit. Vaksin hepatitis B diberikan 3 x dengan rentang 0 bulan, 1 bulan dan 6 bulan dari saat penyuntikan 1.

Sebaiknya jika anda mempunyai putra-putri yang dilahirkan saat itu atau akan melahirkan di waktu yang dekat, pertimbangkan untuk melakukan vaksinasi dasar hepatitis B.

Saat ini masih belum tersedia vaksin hepatitis C, D dan E.

Pastikan jadwal jangan sampai terlambat atau diluar jadwalnya, agar hasil menjadi maksimal. Dengan vaksin anda terlindungi, keluarga yang anda terkasihi terlindungi, sahabat anda di instansi juga terlindungi akhirnya masyarakat sekitar menjadi lebih aman dan sehat,

RS Panti Rapih melayani vaksinasi Hepatitis di Poliklinik Vaksin Non COVID, setiap hari di jam kerja, di Poliklinik Medical Check Up, Lt 2 Gedung Rawat Jalan Borromeus.

 

Artikel sebelumnya …  Tahukah Anda? Pentingnya vaksin Hepatitis

Dapat dilihat pada tautan berikut ini: https://pantirapih.or.id/rspr/tahukah-anda-pentingnya-vaksin-hepatitis/

Bersambung ke artikel selanjutnya…   3 Cara vaksin Hepatitis yang Aman, Mudah dan Akurat

Medical Check Up merupakan pemeriksaan komprehensif terhadap diri seseorang untuk menentukan status kesehatan dan/atau menemukan penyakit secara dini. Manfaat Medical Check Up itu sendiri untuk mengetahui adanya penyakit secara dini sehingga penyakit tersebut dapat ditanggulangi seawal mungkin.

Segera deteksi kesehatan Anda sekarang juga di Medical Check Up RS Panti Rapih.

Artikel ini ditulis oleh:
dr. Tandean Arif Wibowo, MPH
(
Dokter Medical Check Up – Home Care Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Informasi Pelayanan : 
Klinik Medical Check Up
Lantai 1 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta
Telepon : 0274 – 563333 ext 1125
Senin – Sabtu pukul 07.00-14.00. Hari Minggu & Tgl Merah Tutup.

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)

Tahukah Anda? Pentingnya Vaksin Hepatitis

Hepatitis atau peradangan hati adalah salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyebab yang umum dan paling sering disebabkan oleh virus hepatitis. Selain virus faktor lain yang berpengaruh adalah penggunaan obat atau zat kimia yang sensitif dan berkepanjangan seperti alkohol, obat-obat tertentu, serta aflatoksin pada jamur dan penyakit autoimun. Ada 5 tipe virus hepatitis yaitu tipe A, B, C, D, dan E.

Seorang jika terkena virus hepatitis akan beresiko menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau menjadi kanker hati, jika terlambat diketahui atau penanganannya tak maksimal. Selain  fisik yang sakit akan memberi dampak juga pada psikis, sosial dan finansial karena pengobatan yang akut  dan parah atau lama berkepanjangan, bahkan memungkinkan kematian. Tipe B dan C adalah penyebab umum dari sirosis hati dan kanker hati.

Cara penularan hepatitis ke tubuh orang bisa melalui kontak dengan darah  atau cairan tubuh atau kotoran yang terinfeksi di makanan dan minuman yang tak bersih dari sanitasi yang tak baik (fecal oral), pemakaian jarum suntik yang tak steril dan berulang untuk pemberian obat kepada pasien yang berbeda, tindik, tattoo, tranfusi darah serta penularan dari ibu ke janinnya saat kehamilan (parenteral). Penularan virus hepatitis A dan E melalui fecal oral, Hepatitis B, C dan D melalui parenteral.

Hepatitis atau peradangan hati adalah salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyebab yang umum dan paling sering disebabkan oleh virus hepatitis. Selain virus faktor lain yang berpengaruh adalah penggunaan obat atau zat kimia yang sensitive dan berkepanjangan seperti alcohol, obat-obat tertentu, serta aflatoksin pada jamur dan penyakit autoimun. Ada 5 tipe virus hepatitis yaitu tipe A, B, C, D, dan E.

Seorang jika terkena virus hepatitis akan beresiko menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau menjadi kanker hati, jika terlambat diketahui atau penanganannya tak maksimal. Selain  fisik yang sakit akan memberi dampak juga pada psikis, sosial dan finansial karena pengobatan yang akut  dan parah atau lama berkepanjangan, bahkan memungkinkan kematian. Tipe B dan C adalah penyebab umum dari sirosis hati dan kanker hati.

Cara penularan hepatitis ke tubuh orang bisa melalui kontak dengan darah  atau cairan tubuh atau kotoran yang terinfeksi di makanan dan minuman yang tak bersih dari sanitasi yang tak baik (fecal oral), pemakaian jarum suntik yang tak steril dan berulang untuk pemberian obat kepada pasien yang berbeda, tindik, tattoo, tranfusi darah serta penularan dari ibu ke janinnya saat kehamilan (parenteral). Penularan virus hepatitis A dan E melalui fecal oral, Hepatitis B, C dan D melalui parenteral.

Gejala

Masa inkubasi adalah masa atau periode di mana paparan virus hepatitis masuk ke dalam tubuh hingga timbul tanda/gejala pertama yang di rasakan. Virus hepatitis A dan E  yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang terinfeksi karena sanitasi yang tak baik mempunyai masa inkubasi antara 2 sampai 6 minggu atau menyebabkan penyakit yang akut, sedangkan hepatitis B dan C yang ditularkan melalui darah akan memiliki masa inkubasi yang lebih panjang, 2 sampai 6 bulan, ini nanti yang akan menyebabkan fibrosis, sirosis, kanker hati, dan gagal hati karena bertahan lama/kronis di tubuh.

Adapun gejala hepatitis yang sering diraskan adalah Flu like syndrome artinya gejala seperti orang Flu saja tetapi berkepanjangan lebih dari 2 minggu, mudah cepat lelah, demam, mual dan muntah, urin akan berwarna gelap seperti air teh dan yang khas timbul warna kuning di conjungtiva mata, mukosa  dan kulit, sehingga dikenal sebagi “sakit Kuning”, jika tak terdeteksi dengan cepat akan bisa menimbulkan kerusakan  dan kegagalan fungsi hati dengan gejala khronis berupa perut membuncit, pembengkakan kaki, pelebaran pembuluh darah pada permukaan kulit.

 

Cara Pencegahan

A. Promosi kesehatan

  • Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang apa itu hepatitis dan mengetahui cara penularannya
  • Menghilangkan stigma/pandangan negative terhadap pasien hepatitis

B. Perlindungan khusus pada petugas, pasien dan keluarga dengan menggunakan alat pelindung diri APD saat bertugas, penggunaan jarum sekali pakai, penggunaan pengaman kondom saat berhubungan, tidak berbagi alat makan atau mandi dengan penderita.

C. Pengendalian Faktor Resiko

  • Tingkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada diri sendiri, keluarga dan lingkungan
  • Meningkatkan stamina tubuh dengan makan minum yang sehat dan higienis, istirahat cukup dan olahraga teratur
  • Screening terhadap darah donor dan organ transplantasi
  • Kebersihan dan sterilisasi terhadap alat-alat kesehatan yang berpotensi menularkan
  • Deteksi dini dan Medical Check Up rutin untuk mengendalikan resiko pencetus

D. Pemberian vaksinasi untuk mencegah virus hepatitis

Untuk saat ini di Indonesia baru tersedia vaksin untuk hepatitis A dan B baik untuk bayi, anak dan dewasa, sementara vaksin untuk tipe  C, D dan E masih dalam proses pengembangan.

Penderita yang terjangkit hepatitis akan mudah menularkan kepada orang-orang di sekitarnya, mulai dari janin sampai lanjut usia, dari suami, istri, anak, cucu, ayah, ibu, saudara-saudara dalam lingkungan keluarga,  sahabat-sahabat dalam satu pekerjaan atau instansi bahkan mungkin masyarakat disekeliling penderita hepatitis. Jadi kenali gejala hepatitis, hindari dan sekiranya memungkinkan, cegahlah dengan melakukan vaksinasi hepatitis.

 

Bersambung ke artikel selanjutnya… Perlukah Saya di Vaksin Hepatitis?

Dapat dilihat pada artikel berikut ini https://pantirapih.or.id/rspr/perlukah-saya-di-vaksin-hepatitis/

Medical Check Up merupakan pemeriksaan komprehensif terhadap diri seseorang untuk menentukan status kesehatan dan/atau menemukan penyakit secara dini. Manfaat Medical Check Up itu sendiri untuk mengetahui adanya penyakit secara dini sehingga penyakit tersebut dapat ditanggulangi seawal mungkin.

Segera deteksi kesehatan Anda sekarang juga di Medical Check Up RS Panti Rapih.

 

Artikel ini ditulis oleh:
dr. Tandean Arif Wibowo, MPH
(
Dokter Medical Check Up – Home Care Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Informasi Pelayanan : 
Klinik Medical Check Up
Lantai 1 Gedung Rawat Jalan Borromeus RS Panti Rapih Yogyakarta
Telepon : 0274 – 563333 ext 1125
Senin – Sabtu pukul 07.00-14.00. Hari Minggu & Tgl Merah Tutup.

Pendaftaran :
Pendaftaran 24 Jam (0274) 514004 / 514006
Aplikasi PantiRapihKU (Play Store dan App Store)