Kerjasama FKRTL Tahun 2022 antara BPJS Kesehatan dengan RS Panti Rapih Yogyakarta 4.5/5 (4)

Pada tanggal 27 Desember 2021 diadakan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) Tahun 2022 antara BPJS Kesehatan dengan RS Panti Rapih Yogyakarta yang diwakili oleh drg. Vincentius Triputro Nugroho, M.Kes selaku Direktur Utama RS Panti Rapih Yogyakarta. Semoga dengan kerja sama ini, pelayanan menjadi lebih baik sehingga pasien semakin mendapatkan layanan kesehatan yang prima, lebih cepat dan baik di RS Panti Rapih.

Rating untuk artikel/halaman ini : 4.5/5 (4)

Mohon dapat memberikan rating

Penggunaan Antibiotik pada Ibu Hamil dan Pentingnya Pencegahan Resistensi Antimikroba No ratings yet.


Proses penyembuhan suatu penyakit erat kaitannya dengan obat, dan tidak dipungkiri antimikroba menjadi salah satu pilihan obat yang digunakan masyarakat secara luas, karena dipercaya selalu memberikan efek kesembuhan. Salah satu kelompok masyarakat tersebut adalah ibu hamil. Perlu kita ketahui bahwa ibu hamil mengalami perubahan fisiologis dalam tubuhnya, perubahan ini menyebabkan peningkatan laju filtrasi glomerulus, volume total tubuh, dan curah jantung. Sistem kekebalan tubuh juga mengalami perubahan, sehingga lebih mudah terjangkit penyakit. Beberapa penyakit yang sering muncul pada masa kehamilan antara lain anemia, infeksi saluran kemih, hipertensi, diabetes melitus gestasional, infeksi saluran pernapasan, dan bahkan infeksi serius lainnya yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin dalam kandungannya.

Selama kehamilan, janin mendapatkan oksigen dan nutrisi melalui organ yang disebut plasenta. Di situasi tertentu, plasenta dapat membantu melindungi janin dari infeksi ketika berada di dalam rahim. Jika ibu hamil terserang infeksi, plasenta akanmembantu melindungi janin dari infeksi tersebut. Salah satu contoh kondisi pada ibu hamil yang tidak memerlukan penggunaan antimikroba adalah ketika ibu hamil mengalami flu biasa atau kondisi ringan lainnya. Ibu hamil dapat melakukan perawatan diri seperti: mandi dengan air hangat, menggunakan uap air panas pada hidung yang tersumbat ketika flu, penggunaan semprotan hidung dan berkumur dengan larutan yang mengandung garam non yodium (WebMD, 2021). Selain itu diperlukan tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi dengan mencuci tangan secara teratur, menyiapkan makanan secara higienis, dan menghindari kontak dekat dengan orang sakit (WHO, 2020).

Namun ada kalanya ibu hamil juga membutuhkan terapi atau pengobatan karena jika infeksi tidak diobati dapat menyebabkan persalinan dini, kematian bayi baru lahir, atau masalah pada organ bayi. Salah satu terapi yang digunakan adalah pemberian antimikroba. Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi (WHO,2020).. Akan tetapi tidak semua antimikroba aman untuk ibu hamil dan janinnya, karena beberapa antimikroba dapat melewati sawar darah plasenta dan mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan (WebMD, 2021). Maka ketika ibu hamil mengonsumsi antimikroba, harus diperhitungkan rasio resiko manfaat bagi kesehatan ibu dan janin dikandungannya dengan cara penyesuaian dosis dan monitoring serta pengkajian yang tepat (Brandon, 2015).

Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan ketika pemberian antimikroba pada ibu hamil, antara lain: menghindari penggunaan antimikroba pada trimester pertama, pengecekan laboratorium untuk mengonfirmasi jenis infeksi mikroba, pemberian dosis antimikroba sekecil mungkin, pemberian antimikroba dalam waktu singkat dan efektif, serta penggunaan hanya satu jenis antimikroba (WebMD, 2021). Menurut reviewpenggunaan antimikroba pada ibu hamil oleh Brandon (2015), rata-rata 1 dari 4 ibu hamil akan diresepkan antimikroba. Beberapa jenis antimikroba yang aman untuk masa kehamilah antara lain: penisilin, ampisilin, klindamisin, metronidazole (untuk trimester 2 dan 3), dan eritromisin. Sedangkan, beberapa jenis antimikroba yang tidak aman selama masa kehamilan antara lain: tetrasiklin, sulfonamida, fluorokuinolon, streptomisin, kanamisin, dan aminoglikosida (WebMD, 2021).

Beberapa contoh resiko yang ditimbulkan dari penggunaan antimikroba selama masa kehamilan antara lain gangguanperkembangan tulang dan menghitamkan gigi bayi yang sedang berkembang yang disebabkan oleh penggunaan antimikroba golongan tetrasiklin. Tetrasiklin tidak dianjurkan untuk digunakan setelah minggu kelima masa kehamilan. Contoh lainnya yaitu antimikroba golongan sulfonamida dapat menimbulkan gangguan pada jantung, bibir sumbing, dan penyakit kuning. Sulfonamida umumnya dihindari selama trimester pertama kehamilan dan menjelang waktu persalinan (Mayo Clinic, 2021).

Penggunaan antimikroba yang tidak tepat pada ibu hamil dapat membahayakan janin serta berkontribusi pada terjadinya resistensi antimikroba. Hal ini dikarenakan penggunaan antimikroba terkadang dihentikan ketika sudah mulai merasa lebih baik atau sembuh.  Akan tetapi pengobatan sampai selesai diperlukan untuk membunuh mikroba penyebab penyakit.Kegagalan pengobatan antimikroba yang tidak sampai selesai dapat mengakibatkan meningkatnya penyebaran sifat resisten antimikroba khususnya mikroba yang berbahaya, Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan antimikroba sampai habis (WebMD, 2021).

Menurut WHO 2020, resistensi antimikroba merupakan salah satu ancaman terbesar dan mendesak bagi dunia kesehatan saat ini karena dapat berdampak pada peningkatan lama tinggal pasien rawat inap, biaya pengobatan, dan berujung pada peningkatan kematian bagi siapapun pada semua rentang usiadan di mana pun. Resistensi antimikroba terjadi secara alamiah, tetapi penggunaan antimikroba yang salah dapat mempercepat proses resistensi tersebut.

Resistensi mikroba terjadi karena mikroba telah berubah dalam beberapa cara sehingga bakteri tidak dapat dieradikasi oleh antimikroba. Setiap mikroba yang mampu bertahan dari pengobatan antimikroba dapat berkembang biak dan meneruskan sifat resistennya. Sehingga ketika mikroba yang sudah resisten tersebut menginfeksi, infeksi menjadi sulit untuk diobati. Oleh sebab itulah ketepatan penggunaan antimikroba menjadi penting karena mempengaruhi seberapa cepat dan sejauh mana resistensi terjadi (Mayo Clinic, 2021).

Dengan adanya resistensi antimikroba, beberapa obat yang dulunya merupakan lini pertama pengobatan suatu infeksi, sekarang menjadi kurang efektif atau tidak bekerja sama sekali. Sehingga dipilihlah terapi lini kedua bahkan lini ketiga untuk pengobatan. Ketika antimikroba tidak lagi berpengaruh pada jenis mikroba tertentu, mikroba tersebut dikatakan resisten antimikroba (Mayo Clinic, 2020).

Pencegahan resistensi antimikroba merupakan tanggungjawab dari seluruh pihak, sehingga perlu adanya upaya bersama dalam pengendalian antimikroba. Dokter dapat berperan dalam penegakan diagnosa pasien dan peresepan antimikroba. Apoteker dapat berperan dalam skrining peresepan antimikroba, seperti pengecekkan administratif resep, dari kelengkapan identitas dokter dan pasien, pengecekkan dosis antimikroba yang rasional, penyampaian informasi yang jelas dan lengkap kepada pasien terkait cara minum obat, aturan minum obat, edukasi pemakaian antimikroba sampai habis. Selain itu apoteker juga bertanggung jawab dalam pemantauan dan evaluasi pemakaian antimikroba. Di samping itu, apoteker dan dokter dapat berkolaborasi dan bersinergi untuk menentukan pilihan terapi antimikroba yang tepat berdasarkan diagnosa dari dokter. Penegakan peraturan perundang-undangan sepertiPeraturan Menteri Kesehatan RI nomer 2406 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik juga perlu diterapkan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Tak lupa, masyarakat juga memiliki peran yang tidak kalah penting dalam pengendalian antimikroba. Masyarakat harus berperan aktif untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan lengkap terkait antimikroba yang didapatkan. Hal yang terpenting adalah perubahan mindset bahwa tidak semua penyakit akan sembuh hanya dengan antimikroba.

Oleh karena itu marilah kita dukung optimalisasi penggunaan antimikroba dan peningkatan kesadaran serta pemahaman akan dampak resistensi antimikroba. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran resistensi antimikroba antara lain, penggunaanantimikroba yang hanya berdasarkan peresepan dari dokter, tidak menggunakan antimikroba jika memang tidak diperlukan, serta mengikuti saran petugas kesehatan saat menggunakan antimikroba misalnya tepat waktu dan durasi pengobatan. Antimikroba tidak diperbolehkan untuk dibagi kepada orang lain ataupun menggunakan antimikroba sisa dari orang lain. Mari kita berlaku bijak dalam setiap penggunaan antimikroba.

Oleh :

Apt. Cornelia Melinda, S.Farm, Apt. Margaretha Wulan K, S.Farm, Apt. Dias Rosari L, S.Farm

Sumber:

Brandon, et al, 2015, A Review of Antibiotics Use in Pregnancy, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26598097/

WHO, 2020, Antibiotic Resistance, https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/antibioticresistance

WebMD, 2021, Is It Save to Take Antibiotics While Pregnant,https://www.webmd.com/baby/safe-to-take-antibiotics-while-pregnant#1

Mayo Clinic, 2020, Antibiotics: Are You Misusing Them,https://www.mayoclinic.org/healthylifestyle/consumer-health/in-depth/antibiotics/art-20045720?pg=2

Mayo Clinic, 2021, Is It Safe to Take Antibiotic DuringPregnancy, https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/antibiotics-and-pregnancy/faq-20058542.

Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 2406 tahun 2011.

Mohon dapat memberikan rating

Gratis Mainan di Klinik Anak Sakit RS Panti Rapih No ratings yet.

GRATIS MAINAN

Spesial HUT RS Panti Rapih ke 92 di Klinik Anak Sakit πŸ₯°πŸ₯°
Untuk anak yang datang ke Klinik Anak Sakit selama tanggal 6-26 September 2021 akan mendapat gratis mainan. Hal ini kami lakukan supaya anak-anak yang berkunjung ke Klinik Anak Sakit RS Panti Rapih dapat gembira dan segera pulih kembali πŸ€—

#RSPantiRapih #PantiRapih #RSdiJogja #SpesialHUTRSPR92

INFORMASI & PENDAFTARAN HUBUNGI RS PANTI RAPIH

Mohon dapat memberikan rating

Selamat Hari Perawat Nasional 2021 5/5 (1)

Terimakasih perawat yang tanpa kenal lelah sudah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara tulus, iklhas dan profesional. Mari kita bersama-sama melawan pandemi COVID-19. Tetap jaga kesehatan dalam menjalankan tugas mulia perutusan ini.


Selamat Hari Perawat Nasional 2021.
Perawat Tangguh. Indonesia Bebas COVID-19. Masyarakat Sehat

Mohon dapat memberikan rating

Klinik Anna (Layanan Obgin Terpadu) Layanan Baru RS Panti Rapih 5/5 (1)

Kesehatan Ibu hamil perlu dijaga dengan baik karena akan berpengaruh pada janin yang ada didalam kandungannya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil membutuhkan program pelayanan kesehatan yang dikenal dengan antenatal care (ANC).

Antenatal care (ANC) adalah sebuah istilah kesehatan yang mengacu pada program pelayanan kesehatan ibu hamil, sehingga bisa ditangani oleh tenga medis secara lebih profesional. Tujuan dari ANC ini adalah sebagai layanan pemeriksanaan selama kehamilan dengan bantuan dokter atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan mental serta fisik ibu hamil. Dalam rangkaian perawatan kesehatan reproduksi, antenatal care (ANC) memberikan peranan terhadap perawatan kesehatan yang penting, termasuk promosi kesehatan, skrining dan diagnosis, serta pencegahan penyakit.

Terbukti bahwa dengan menerapkan praktik berbasis bukti (evidence based medicine) yang tepat waktu dan sesuai, ANC dapat menyelamatkan nyawa. ANC juga memberikan kesempatan untuk berkomunikasi dan mendukung wanita, keluarga dan masyarakat pada saat kritis dalam menjalani kehidupan seorang wanita.

Untuk Rumah Sakit Panti Rapih sendiri, layanan ANC dapat ditemukan di Klinik Anna. Klinik tersebut dibuka pada 22 Februari 2021, diawali dengan doa bersama dan pemotongan tumpeng yang dihadiri oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Panti Rapih. Pemotongan tumpeng dilakukan oleh drg. Vincentius Triputro Nugroho, M. Kes (Direktur Utama RS Panti Rapih) selanjutnya diserahkan kepada dr. Vincentia Merry, Sp. OG (Ketua Tim Pengembangan Klinik Anna), dr. Radijanti Anggraheni, Sp. KK (Kepala Instalasi Rawat Jalan RS Panti Rapih) dan dr. YB. Suharjo Brata Cahyono, Sp.PD-KGEH (Ketua Tim Pengembangan Rumah Sakit).

Santa Anna, menurut tradisi Katolik, adalah ibu dari Bunda Maria yang merupakan ibu dari Yesus. Di dalam buku-buku yang digunakan pada abad ke-2, Santa Anna dalam perkawinannya dengan Santo Yoakhim awalnya tidak memiliki anak, hingga akhirnya Tuhan menjawab keinginan Santa Anna dan suaminya, sehingga mendapatkan anak yang diberi nama Maria. Di gereja Katolik, Santa Anna menjadi pelindung kaum ibu. Pemilihan nama tersebut diharapkan supaya pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Panti Rapih melalui Klinik Anna dapat menjadi perpanjangan tangan Tuhan bagi banyak keluarga khususnya para Ibu.

Keamanan danΒ  kenyamanan menjadi prioritas dalamΒ  memberikan pelayanan, artinya intervensi pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak harus disesuaikan dengan kondisi saat ini. Klinik Anna berada di Gedung Borromeus Lantai 3 Instalasi Rawat Jalan Terpadu. Gedung Borromeus Rumah Sakit Panti Rapih merupakan zona hijau (area bebas batuk dan panas), seluruh pasien dan pengunjung wajib menjalani skrining awal oleh perawat skrining dan mengisi Lembar Skrining Covid-19. Demikian juga dengan seluruh staf medis dan karyawan yang bertugas, wajib melakukan pengukuran suhu sebelum dinas, dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) disesuaikan dengan jenis layanan dan pekerjaan yang dilakukan. .

Klinik Anna merupakan layanan obgin terpadu untuk kesehatan ibu dan bayi. Fasilitas ruang tunggu yang nyaman serta mengedepankan protokol kesehatan dimasa pandemi. Tersedia TV media dan musik, hidangan (snack dan minuman). Ditangani oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Panti Rapih, serta tenaga kebidanan yang handal dan profesional. Layanan di Klinik Anna meliputi : TADALIN (tabungan dana persalinan), Paket ANC (Ante Natal Care) terpadu untuk trimester I, II dan III, serta paket persalinan normal dan sc(Operasi caesar) yang terbagi atas 2 paket yaitu paket Gold (fasilitas dan layanan kelas satu) dan Paket Platinum (fasilitas dan layanan kelas VIP).

 

Klinik Anna RS Panti Rapih
Telepon : 0274 563333, 514845, 514014 ext 1217

Informasi lebih lanjut, hubungi:
Klinik Anna RS Panti Rapih Yogyakarta
ext 1234, 551

WA Klinik Anna klik disini

Rating untuk artikel/halaman ini : 5/5 (1)

Mohon dapat memberikan rating

Wakil Walikota Kota Jogja Heroe Poerwadi Memantau Proses Vaksin Covid19 di RS Panti Rapih 5/5 (1)

Wakil Walikota Kota Jogja Heroe Poerwadi berkunjung ke Rumah Sakit Panti Rapih pada Selasa, 9 Februari 2021 dalam rangka memantau Proses Vaksin Covid19 bagi tenaga kesehatan di Yogyakarta. Dalam kunjungan tersebut, Bapak Heroe menyampaikan bahwa proses vaksin berjalan dengan baik dan lancar. Disampaikan pula harapan beliau supaya pandemi virus covid19 bisa segera berlalu dan menghimbau bahwa masyarakat khususnya Kota Yogyakarta untuk selalu patuh dalam protokol kesehatan dimanapun berada. Hal ini sejalan dengan Direktur Utama RS Panti Rapih drg. Vincentius Triputro Nugroho, MKes yang menyampaikan bahwa proses vaksin lancar dan tidak terjadi kendala, serta vaksin ini aman untuk usia diatas 60 tahun. Disebutkan pula bahwa untuk tenaga kesehatan yang berusia diatas 60 tahun untuk melakukan 2 kali vaksin dengan rentang waktu 28 hari dari hari pertama vaksin, dan bagi masyarakat untuk selalu patuh protokol kesehatan dan menegakkan 5M. Secara umum vaksin di RS Panti Rapih berjalan dengan lancar dan aman terkendali.

Wakil Walikota Jogja Berkunjung ke RS Panti Rapih

 

Rating untuk artikel/halaman ini : 5/5 (1)

 

 

Mohon dapat memberikan rating

Rumah Sakit Panti Rapih Aman Dikunjungi 5/5 (1)

Demi kenyamanan dan keamanan pengunjung, RS Panti Rapih selalu melakukan protokol kesehatan yang ketat. Sebelum masuk RS Panti Rapih akan dilakukan skrining suhu dan assesment oleh petugas. Selain itu area-area Rumah Sakit selalu dibersihkan secara berkala, dilakukan pula desinfektan menyeluruh di semua area.

Dari sisi petugas bagaimana?

RS Panti Rapih selalu mengecek kondisi kesehatan semua petugas tanpa terkecuali, sehingga petugas yang melayani pasien pasti dan selalu dalam keadaan fit serta prima.
Selain itu, semua petugas juga selalu menerapkan protokol kesehatan yang baik.

Bagaimana dengan pasien-pasien yang batuk, demam dan terindikasi COVID-19?

RS Panti Rapih telah menyediakan tempat pemeriksaan khusus untuk pasien dengan kondisi demikian, area infeksius terletak di gedung lama RS Panti Rapih (Gedung barat), bernama Klinik Gabriel. Dan berlokasi jauh di area Rawat Jalan, sehingga area Rawat Jalan selalu dalam keadaan aman.
Kami ciptakan Gedung Rawat Jalan Borromeus yang aman untuk sahabat RS Panti Rapih yang akan berobat. Skrining ketat untuk seluruh pengunjung menjauhkan Anda dari COVID-19. Sehingga layak disebut RS Panti Rapih adalah Zona Hijau.

Jadi, tidak perlu ragu lagi jika ingin berkunjung ke RS Panti Rapih.

Rumah Sakit Panti Rapih Aman Dikunjungi. RS Panti Rapih Sahabat Untuk Hidup Sehat.
Rating untuk artikel/halaman ini : 5/5 (1)

Mohon dapat memberikan rating

IGD Sudah Beroperasional Kembali Rabu, 30 Des 2020 Pukul 07.00 5/5 (1)

Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Panti Rapih, sudah beropesional kembali. IGD RS Panti Rapih siap sedia melayani kesehatan masyarakat.
Ruangan sudah di sterilisasi dan di disinfektan secara menyeluruh. Serta untuk lebih memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien, IGD RS Panti Rapih menambahkan ruang infeksius bertekanan negatif. πŸ˜ŠπŸ™
Your Safety is Our #1 Priority πŸ˜‰πŸ‘

Mohon dapat memberikan rating

Penghentian Sementara IGD RS Panti Rapih untuk Desinfektan 5/5 (1)

Dalam rangka meminimalkan risiko penularan virus COVID-19 kepada pasien dan tenaga kesehatan di RS Panti Rapih, maka dilakukan dekontaminasi dan pengaturan Tenaga Kesehatan secara berkala. Tindakan dekontaminasi dan pengaturan Tenaga Kesehatan tersebut dilakukan di semua area pelayanan, khususnya pada area pelayanan infeksius dan isolasi.

Berhubungan dengan hal tersebut, dengan ini kami informasikan kepada masyarakat dan pelanggan RS Panti Rapih bahwa:

Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Panti Rapih akan menghentikan sementara pelayanan selama 24 jam pada hari:

Selasa, 29 Desember 2020 mulai pukul 07.00 WIB

dan buka kembali seperti sedia kala, pada
Rabu, 30 Desember 2020 pukul 07.00 WIB

Pelayanan pasien non gawat darurat dan non infeksius akan dilayani di Klinik Umum dan Klinik Spesialis, sedangkan pasien kondisi gawat darat pada kurun waktu tersebut dimohon untuk langsung menuju Rumah Sakit lain yang terdekat.

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan untuk dapat menjadi periksa. Atas perhatian dan kerjasama yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 28 Des 2020
Direktur Utama,

drg. V. Triputro Nugroho, M.Kes

Mohon dapat memberikan rating

Operasi Penggantian Sendi 5/5 (6)

Operasi penggantian sendi adalah operasi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang telah rusak dengan sendi buatan yang disebut prostesis. Operasi penggantian sendi paling banyak dilakukan pada sendi lutut (Gambar 6) dan sendi pinggul (Gambar 7) karena kedua sendi tersebut paling sering mengalami kerusakan akibat pengapuran sendi.

Operasi penggantian sendi lutut tidak hanya menghilangkan rasa sakit sendi yang telah rusak akibat pengapuran sendi dan memungkinkan pasien beraktivitas tanpa rasa nyeri, tetapi juga membuat sendi lutut yang bengkok akibat pengapuran sendi menjadi lurus kembali setelah operasi (Gambar 8 dan 9).

Aman Bagi Orang Tua
Operasi penggantian sendi lutut dan pinggul biasanya berlangsung selama sekitar 1,5 sampai 2 jam. Sama seperti jenis operasi yang lain, di jaman modern ini operasi penggantian sendi merupakan operasi yang tidak menyakitkan dan menakutkan. Operasi penggantian sendi lutut dan pinggul juga merupakan operasi yang aman bahkan bagi orang tua (pada kenyataannya, sebagian besar penderita pengapuran sendi adalah para orang tua!). Dengan teknologi dan ilmu kedokteran yang modern, operasi penggantian lutut dan pinggul juga aman bagi penderita pengapuran sendi yang juga mengidap penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi atau penyakit jantung.

Operasi penggantian sendi lutut dan pinggul tidak memerlukan pembiusan umum, tetapi hanya pembiusan regional (separuh tubuh bagian bawah), di mana obat bius dimasukkan ke dalam rongga di sekitar sumsum tulang belakang melalui sebuah selang plastik kecil. Jenis pembiusan semacam ini disebut pembiuasan epidural. Selang plastik tersebut akan tetap dibiarkan di tempatnya untuk menghilangkan rasa nyeri setelah operasi selama beberapa hari sampai penderita mulai berlatih jalan, sehingga operasi penggantian sendi merupakan operasi yang tidak menyakitkan. Operasi penggantian sendi lutut dan pinggul tidak membutuhkan rawat inap di rumah sakit yang lama. Tiga hari setelah operasi, pasien mulai dilatih berjalan dengan alat bantu penyangga yang disebut walker atau kruk. Setelah mampu berjalan dengan stabil, pasien diijinkan pulang sehingga lama perawatan di rumah sakit berkisar 4 sampai 5 hari. Pasien biasanya mampu berjalan seperti orang normal tanpa bantuan walker sekitar 3-4 minggu setelah operasi.

Dari penuturan para pasien setelah menjalani operasi penggantian sendi lutut atau pinggul, pasien tidak merasa
nyeri sama sekali pada lutut atau pinggul sehingga dapat melakukan aktivitas harian secara aktif bebas dari rasa nyeri yang sebelumnya sangat mengganggu. Menurut penelitian di negara barat, sendi buatan pada umumnya dapat bertahan digunakan selama sekitar 15-20 tahun, tergantung pada berat badan dan akitivitas fisik yang menggunakan dan teknik pemasangannya. Di Indonesia belum pernah dilakukan penelitian untuk mengetahui ketahanan sendi buatan, namun jika dibandingkan dengan orang-orang di negara barat di mana berat badan dan aktivitas fisik orang Indonesia pada umumnya lebih ringan, dapat dianggap bahwa untuk orang Indonesia, ketahanan sendi buatan setidak-tidaknya juga 15-20 tahun atau bahkan lebih lama.

Komplikasi
Sama seperti operasi pada umumnya, pada operasi penggantian sendi juga dapat terjadi komplikasi. Salah satu
komplikasi yang serius adalah infeksi. Menurut banyak penelitian di banyak negara, komplikasi infeksi dapat terjadi pada sekitar 0-2% penderita. Artinya, dari 100 orang yang menjalani operasi, paling banyak sebanyak 2
penderita di antaranya mengalami infeksi.

Operasi penggantian sendi yang terinfeksi merupakan masalah yang serius karena untuk mengobatinya perlu dilakukan
operasi ulang pada sendi yang terinfeksi. Namun demikian, komplikasi ini sangat jarang terjadi dan dengan teknik operasi yang baik, resiko infeksi dapat dicegah seminimal mungkin. Di rumah sakit dengan fasilitas kamar operasi yang baik seperti RS Panti Rapih, kejadian infeksi pada pasien yang menjalani operasi penggantian sendi sangat rendah. Sejauh ini, hanya ada 1 pasien (0,3%) dari sekitar 350 pasien yang telah diganti lututnya di RS Panti Rapih.

Komplikasi kedua yang dapat terjadi adalah kekakuan sendi. Keadaan ini biasanya akan terjadi jika penderita takut menggerakgerakkan lututnya setelah operasi. Ketakutan tersebut biasanya didasari kekhawatiran bahwa sendi buatan akan terlepas jika lutut dilipat dan diluruskan, sehingga penderita tidak berani bergerak sama sekali. Sendi buatan yang sudah terpasang dengan benar tidak mungkin terlepas dari tempatnya. Oleh karena itu, kekuatiran seperti itu sama sekali tidak benar.

Untuk mencegah kekakuan, sendi lutut harus mulai digerak-gerakkan segera setelah operasi dan harus tetap dilatih selama beberapa minggu kemudian sampai sendi terasa nyaman dan tidak kaku. Semakin cepat dan semakin berani penderita menggerak-gerakkan lututnya, hasil yang diperoleh semakin baik. Demikian juga, semakin cepat dan berani penderita berlatih berjalan, semakin cepat penderita mampu berjalan tanpa bantuan alat bantu apapun.

Pencegahan

Karena sebagai bagian dari proses penuaan, pengapuran sendi sebenarnya tidak dapat dicegah. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi resiko timbulnya pengapuran sendi, dengan cara (1) menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan, (2) tidak melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat, (3) segera memeriksakan diri jika menderita nyeri sendi agar pengapuran sendi stadium ringan dapat dicegah tidak bertambah buruk menjadi stadium berat.

Penutup
Pengapuran sendi merupakan penyebab utama nyeri sendi dan kerusakan sendi, bukan penyakit rematik atau asam urat seperti anggapan masyarakat awam. Pengapuran sendi derajad ringan dapat diobati dengan pengobatan non-operasi. Sementara untuk pengapuran sendi berat pilihan pengobatan yang tersedia adalah operasi penggantian sendi. Operasi penggantian sendi merupakan pengobatan terbaik untuk sendi lutut dan pinggul yang telah mengalami kerusakan akibat pengapuran sendi, khususnya stadium 3 dan 4. Operasi ini dapat memberikan kesembuhan yang permanen dan meningkatkan kualitas hidup penderita pengapuran sendi. Operasi penggantian sendi lutut dan pinggul aman bagi para orang tua.

Ingin mengetahui informasi seputar tulang dan sendi, kunjungi Klinik Orthopaedi dan Traumatologi RS Panti Rapih Yogyakarta.

Ditulis oleh dr. Bambang Kisworo, Sp.OT
Spesialis Orthopaedi & Traumatologi, Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

Rating untuk artikel/halaman ini : 5/5 (6)

Mohon dapat memberikan rating