3 Cara Mengatasi KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) Setelah Vaksinasi COVID-19 No ratings yet.

1. Jangan Panik

Pemberian vaksin (vaksinasi /imunisasi) adalah suatu tindakan dengan dalam upaya  meningkatkan kekebalan atau imunisasi secara pasif. Vaksinasi akan melindungi diri kita, keluarga kita dan masyarakat sekitar kita agar tidak tertular dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi, seperti vaksin Hepatitis untuk penyakit Hepatitis, vaksin Tetanus untuk penyakit Tetanus dan vaksin COVID-19 untuk penyakit COVID-19.

Sebaiknya sebelum melakukan vaksinasi, kita perlu memahami lebih dalam agar dapat meyakinkan diri kita atau keluarga kita yang akan divaksin.

A. Mengetahui manfaat apa yang diberikan oleh vaksin COVID-19.

B. Jenis vaksin dan kandungannya, kelebihan dan kekurangannya seperti vaksin Sinovac,  Astra Zenecca, Moderna, Pfizer, dan lain lain,  bagaimana cara pemberian dan apa saja efek sampingnya.

C. Apa yang harus dipersiapkan, apa yang dianjurkan dan tidak dianjurkan sebelum vaksin?

Perhatikan hal ini sebelum vaksin.

Yang dianjurkan:

  1. Cukupi kebutuhan makan minum yang baik
  2. Istirahat / tidur yang cukup sebelum divaksin
  3. Jika ada komorbid dan lanjut usia, silahkan mendapatkan surat layak vaksin dari dokter yang memeriksa kondisi anda sehari-harinya
  4. Beraktifitas biasa dan patuh pada protokol kesehatan: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak

Yang tak dianjurkan: 

  1. Pada saat akan vaksin, kondisi tak sehat maka tunda dahulu atau konsultasi dengan dokter
  2. Berkata tidak jujur terhadap penyakit yang diderita sebelumnya dan saat akan divaksin
  3. Tidak patuh terhadap protokol kesehatan
  4. Menerima jenis vaksin yang berbeda dengan dosis awal/pertama

 

2.Lakukan penanganan atau pertolongan dengan benar, jika timbul gejala/keluhan setelah dilakukan vaksinasi

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah setiap gejala medis yang tidak diinginkan yang dapat terjadi setelah vaksinasi/imunisasi yang diduga terkait dengan vaksinasi/imunisasi yang diberikan. Gejala KIPI bisa ringan sampai dengan berat. Umumnya bersifat sementara dan ringan. Kadang hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan yang spesifik.

Bahwa setiap orang, belum tentu dan tidak selalu akan mendapatkan KIPI, bergantung pada kondisi sistem imun dan respon tubuh masing-masing.

Gejala KIPI yang umum berupa terbagi menjadi dua yaitu, reaksi lokal dan reaksi sistemik.

Reaksi lokal, berupa: bengkak, kemerahan dan nyeri otot pada bekas area suntikan

Reaksi sistemik, berupa:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Mengantuk
  • Kelelahan
  • Lapar

Penangananya berupa :

  1. Kompres dengan air dingin pada area bekas suntikan (lokal).
  2. Kompres dengan air hangat, menambah cairan /air putih yang cukup banyak, menggunakan baju yang longgar, istirahat cukup dan jika perlu minum obat penurun panas/ sakit (sistemik).

Sebaiknya sesudah di vaksin, jangan segera pulang. Biasanya dilakukan obervasi selama 15-30 menit, untuk berjaga-jaga jika ada kejadian KIPI berat yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap vaksin (reaksi anaphylatik, jantung berdebar cepat, gatal berat, pucat, pusing, sesak nafas, berkeringat dingin dan timbul shock/pingsan, kejang, penurunan kesadaran dengan cepat,  Hypotonic Hyporesponsive Episode (kehilangan rasa sensorik akut, pucat dan kelemahan otot), dilakukan pertolongan segera oleh dokter jaga untuk menghindari kegawatan berlanjut, dan segera dirujuk ke rumah sakit, jika vaksinasi tidak dilakukan di rumah sakit, dan kasus KIPI berat jarang sekali terjadi.

 

3. Jika bertambah berat atau tidak nyaman dan berlangsung beberapa hari, segera kontak atau periksa dengan dokter atau rumah sakit terdekat.

Catat dengan detail setiap kejadian KIPI yang muncul, di monitor, berikan penanganan sesuai kriterianya dan laporkan segera ke petugas di fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit) atau kontak yang tertera pada kartu vaksinasi atau situs web pelaporan KIPI di https://keamananvaksin.kemkes.go.id.

Sudahkah kamu mendapat vaksinasi Covid-19 secara lengkap (2x suntikan)? Kalau sudah, selamat dan terima kasih, anda telah turut berperan serta membantu negara.

Ceritakan, bahwa anda tetap sehat, tidak ada KIPI yang mengganggu dan ajaklah keluarga dan sahabat-sahabatmu untuk vaksin COVID-19.

Jika belum, Ayo Vaksinasi COVID-19, Vaksin COVID-19 terbukti aman dan melindungi diri kita, keluarga dan masyarakat sekitar kita. Manfaat divaksin jauh lebih besar dibanding resiko sakit karena tidak divaksin. Vaksinlah di tempat anda berada, saat vaksinnya telah tersedia.

Kami selalu mengingatkan, walaupun vaksin meningkatkan sistem imun/ kekebalan, tapi vaksin COVID-19 tidak menjamin 100% terhadap virus. Maka setelah vaksinasi kita masih harus patuh terhadap protokol kesehatan agar terhindar dari penyakit virus COVID-19: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak., menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan meningkatkan imunitas.

 

Referensi :

https://in.vaccine-safety-training.org/vaccine-reactions.html

https://covid19.go.id/edukasi/kipi/apa-itu-kipi-kejadian-ikutan-pasca-imunisasi

https://keamananvaksin.kemkes.go.id/index.php/public/home

 

 

Artikel ini ditulis oleh: dr. Tandean Arif Wibowo, MPH

(Dokter Umum – Medical Check Up – Home Care Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Mohon dapat memberikan rating

Petunjuk Gizi Usia Lanjut untuk Demensia No ratings yet.

Demensia merupakan satu kumpulan gejala terjadi gangguan fungsi kognitif seperti gangguan daya ingat, kecerdasan dan nilai moral. Usia lanjut adalah faktor resiko pertama terjadinya demensia, lansia berusia diatas 60 tahun beresiko 5% dan meningkat menjadi 20% diatas 80 tahun.

Penderita demensia beresiko tinggi mengalami malnutrisi dan dehidrasi. Pada awal dimensia lansia memiliki masalah pada penyediaan makanan, mungkin lupa apakah mereka sudah makan. Kebiasaan makan mungkin berubah dan berakibat berkurangnya variasi makanan sehingga asupan gizi tidak seimbang. Penderita demensia mungkin mengalami peningkatan napsu makan, makan cepat dan berulang kali meminta makanan.

Ketika penyakit semakin berat pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk mandiri, kesulitan makan dan minum, penurunan rasa haus dan kemampuan untuk mengunyah.

Apakah Tujuan Diet pada Usia Lanjut?

  1. Memberi makanan sesuai kebutuhan tubuh yaitu dalam jumlah tidak kurang/berlebihan
  2. Menjaga dan mencapai berat badan normal sehingga dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari dengan baik
  3. Mencegah terjadinya malnutrisi geriatrik dan timbulnya beberapa penyakit yang tidak dapat dihindari
  4. Memperpanjang usia dengan menigkatkan kualitas hidup yang baik

Apakah Prinsip Diet Demensia?

  1. Kebutuhan energi pada lansia 25-30 kkal/kg BB/hari.Kebutuhan akan meningkat 30-35 kkal/kg BB/hari jika dengan kondisi luka bakar, kanker, ulkus dekubitus dan infeksi sejenisnya
  2. Kebutuhan protein pada lansia lebih tinggi dari dewasa muda yaitu 1,0 -1,2 gr. Untuk lansia dengan malnutrisi, protein dianjurkan 1,2 – 1,5 g/kg BB/hari
  3. Karbohidrat sebesar 45-65 % dari total kalori
  4. Lemak sebesar 20-35% dari total kalori
  5. Kebutuhan cairan harus diperhatikan 25 -30 ml/kg/hari
  6. Vitamin dan mineral sesuai dengan angka kecukupan gizi
  7. Konsistensi makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien

Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Malnutrisi?

  1. Saat makan harus santai dan tidak tergesa-gesa
  2. Jika pasien gelisah atau tertekan jangan paksa mereka untuk makan atau minum. Tunggu sampai pasien tenang untuk menghindari pasien tersedak
  3. Pastikan pasien nyaman dan duduk tegak saat makan bila terbaring di tempat tidur, dudukan pasien antara 30-45°
  4. Hati-hati memberikan makanan atau minuman yang panas karena penderita demensia kehilangan kemampuan menilai suhu
  5. Jika sulit menggunakan alat makan tawarkanlah makanan yang bisa di pegang oleh tangan
  6. Jika kesulitan menelan berikanlah makanan dengan konsistensi yang dapat mereka toleransi
  7. Pasien dimensia stadium akhir memerlukan pemasangan selang makan untuk mempetahankan berat badan

Bagaimana Cara Memasak yang Terbaik?

  1. Cara memasak yang terbaik adalah menumis, memanggang, membakar, mengungkep, merebus, mengukus
  2. Hindarkan menggoreng dan penggunaan santan kental
  3. Gunakan minyak dengan lemak tidak jenuh seperti: minyak jagung, kedele, biji matahari, zaitun, dll

 

CONTUH MENU SEHARI:

PAGI:

  • Nasi
  • Semur telur
  • Tahu bumbu bali
  • Oseng-oseng buncis
  • Teh manis

PUKUL 10.00:  Pepaya

SIANG:

  • Nasi
  • Pepes fillet ikan
  • Tempe bacem
  • Lalapan timun
  • Sayur asem
  • Semangka

PUKUL 16.00:  Pisang rebus

MALAM:

  • Nasi
  • Rolade ayam kukus
  • Ca tahu
  • Tumis bayam, wortel
  • Jeruk

JAM 21.00:   Susu skim hangat

 

🏥 Klinik Gizi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

📲 Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-514014, 514845 ext 256

Mohon dapat memberikan rating

Petunjuk Diet Pada Pasien Infeksi Virus Corona No ratings yet.

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernafasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernafasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Virus ini dapat menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Pasien dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu: demam (suhu tubuh di atas 38°C), batuk kering, sesak napas.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko malnutrisi pasien COVID-19

1. Peningkatan konsumsi energi karena: demam, peningkatan kerja otot pernapasan, ventilasi mekanis (pasien dengan gejala berat)
2. Gangguan metabolisme: utilisasi glukosa yang terganggu, meningkatkan katabolisme protein & lemak, keseimbangan nitrogen negatif dalam tubuh
3. Penurunan asupan dan malabsorpsi nutrisi karena nafsu makan, dispneu, ventilasi mekanis (pasien gejala berat), gangguan kesadaran (pasien gejala berat)
4. Diare, mual, muntah: karena Corona virus dapat menyerang saluran pencernaan, efek terapi atau intoleransi nutrisi enteral
5. Penurunan suplai energi dari oksidatif glukosa mengakibatkan peningkatan glikolisis, glukoneogenesis, resistensi insulin, dan kenaikan gula darah

Apakah tujuan pengaturan diet pada pasien infeksi virus corona?

1. Memberikan makanan lebih banyak dari keadaan biasa untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang meningkat
2. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
3. Mencegah terjadinya malnutrisi dan komplikasi lebih lanjut

Apakah sajakah syarat pengaturan makan pada pasien COVID-19?

1. Tinggi kalori, karena ada infeksi
2. Tinggi protein, terutama protein biologi tinggi (50% dari protein hewani) dan BCAA (Brain Chain Amino Acid/ asam amino rantang cabang), untuk mencegah pemecahan protein otot
3. Tinggi vitamin terutama vit A, C, E, B6 untuk meningkatkan sistem imun. Vit B1, asam folat, Vit B12 membantu dalam pembentukan protein
4. Tinggi mineral, terutama zinc dan selenium sebagai antioksidan
5. Lemak cukup terutama lemak esensial: omega 3 dan 9 dapat menurunkan risiko infeksi dan meningkatkan fungsi imun dan liver
6. Mudah dicerna
7. Diberikan secara bertahap bila penyakit dalam keadaan berat
8. Pemberian makanan diperhatikan juga dengan penyakit penyerta
9. Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan tidak diberikan dekat waktu makan

Bahan makanan yang diberikan

1. Semua makanan sumber zat tenaga, misal: nasi, mie, bihun, ubi ungu, singkong, jagung, makaroni, talas, sagu, tepung-tepungan
2. Makanan sumber zat pembangun

  • Protein Hewani: telur (protein lengkap), susu dan hasil olahannya: keju, daging sapi, daging ayam, hati, ikan, udang, dsb
  • Protein nabati sumber protein BCAA ada di: kacang- kacangan kering: kacang hijau, kacang kedelai dan hasi olahannya seperti tempe dan tahu

3. Makanan sumber lemak: minyak ikan (omega 3), omega 9 (minyak zaitun, kanola), omega 6 (minyak jagung, kedelai, minyak biji bunga matahari, minyak kacang tanah), MCT (VCO, minyak kelapa)
4. Makanan sumber zat pengatur
Sayur: terutama sayuran yang berwarna oranye seperti wortel, labu kuning, sayuran yang berwarna hijau seperti brokoli, bayam, buncis, kacang panjang, sawi hijau, daun kangkung, dll
Buah-buahan terutama kaya vitamin C dan A: jambu biji (tanpa bijinya), jeruk, pepaya, stroberry, tomat, buah naga, apel, alpukat, pisang, dll
5. Minuman
Semua macam minuman, seperti: teh, sirup, jus buah, kecuali yang mengandung alkohol
6. Bumbu: semua macam bumbu seperti: garam, gula, kecap, kunyit, kunci, kencur, salam, sereh, laos, terasi, seledri, kayu manis, cengkeh, bawang putih, bawang merah, dll
7. Bahan makanan dianjurkan dimasak dengan cara direbus, dikukus, dipanggang, minim digoreng

Bahan makanan yang tidak dianjurkan

1. Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan, seperti: gula-gula/permen, dodol, wajik, cake, tarcis, dsb
2. Bahan makanan yang sulit dicerna dan menimbulkan gas seperti sayuran mentah, kol, lobak, sawi putih, nangka, durian
3. Minuman yang mengandung alkohol: bir, wiski dan minuman yang mengandung gas seperti air soda, limun, coca-cola, orange crush
4. Kopi yang berlebihan dan rokok
5. Makanan yang diawetkan dengan menggunakan pengawet kimia seperti buah dan sayuran dalam kaleng

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Berperilaku hidup sehat: cuci tangan dengan sabun, gunakan masker, dan istirahat yang cukup
2. Mempertahankan berat badan dalam batas normal
3. Berolahraga secara teratur
4. Mendapatkan oksigen yang cukup dengan udara yang bersih
5. Minum air bersih yang bebas dari klorin dan zat berbahaya lainnya
6. Menghindari stress patologis (emosi, perilaku, fisik)
7. Konsumsi suplemen multivitamin sesuai anjuran dokter
8. Istirahat yang cukup dan teratur

 

 

🏥 Klinik Gizi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

📲 Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-514014, 514845 ext 256

Mohon dapat memberikan rating

TIPS: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) No ratings yet.

Melakukan kontak kulit Ibu dengan kulit bayi segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam. Peraturan Pemerintah RI No. 33 tahun 2021 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif BAB III Bagian Kedua Inisiasi Menyusu Dini Pasal 9. IMD dilakukan pada bayi bugar di kamar bersalin dan di kamar operasi jika lahir sesar.

Lalu apa saja Keuntungan melakukan IMD?

Untuk Ibu:

  • Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin
  • Meningkatkan keberhasilan produksi ASI
  • Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi

Untuk Bayi:

  • Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari ke bawah
  • Meningkatkan keberhasilan menyusu secara eksklusif
  • Meningkatkan lamanya bayi menyusui
  • Merangsang produksi susu
  • Memperkuat reflek menghisap bayi

Apa saja manfaat IMD?

  • Menurunkan risiko kedinginan (hypothermia)
  • Membuat pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil
  • Bayi akan memiliki kemampuan melawan bakteri
  • Bayi mendapat kolostrum dengan konsentrasi protein dan immunoglobulin paling tinggi
  • Mendukung keberhasilan ASI eksklusif
  • Membantu pengeluaran plasenta dan mencegah perdarahan
  • Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya pertama kali di dada ibunya

Bagaimana langkah melakukan IMD?

  1. Segera setelah bayi lahir, tali pusat dipotong, bayi dikeringan
  2. Lakukan penilaian kebugaran bayi
  3. Meleteakkan Bayi tengkurap di dada diantara kedua payudara ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu
  4. Kedua tangan ibu memeluk bayi
  5. Selimutkan ibu dan bayi dengan kain basah dan kering
  6. Lama kontak minimal satu jam

Selamat mengASIhi bagi seluruh ibu Sahabat Sehat Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

 

🏥 Kunjungi Klinik Kebidanan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Jl Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223

📲 Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0274-514004, 514006, 521009 (24 jam)

 

 

Mohon dapat memberikan rating