Mengenal dan Memahami Patah Tulang pada Anak 4.67/5 (6)

Pada saat ini animo masyarakat untuk menjaga kesehatan cukup tinggi, sehingga anak-anak pun ikut tertarik untuk melakukan aktifitas olah raga. Tapi sayang animo yang cukup besar tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup bagaimana melakukan olah raga yang benar, sehingga menyebabkan sering terjadi cedera, dan salah satu yang paling sering terjadi adalah patah tulang (fraktur). Patah tulang bisa mengenai semua umur, termasuk pada anak-anak. Patah tulang pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini sangat penting diketahui karena keberhasilan diagnostik dan terapi penyakit ortopedik pada kelompok usia ini berbeda. Bentuk patah tulang yang unik pada anak-anak adalah hasil dari perbedaan anatomis, biomekanis dan fisiologi antara anak-anak dengan dewasa.

KARAKTERISTIK TULANG ANAK

Salah satu perbedaan tulang anak-anak dengan orang dewasa ialah adanya Lempeng Pertumbuhan (growth plate/lempeng epifisis) pada tulang anak-anak. Lempeng pertumbuhan berbentuk tulang rawan dan melekat erat pada metafisis (bagian tulang yang sudah dewasa yang baru dibentuk oleh lempeng epifisis. Keduanya dibungkus oleh selubung (periosteum) yang sangat tebal dan kuat, serta mampu menghasilkan tulang baru dalam proses penyembuhan tulang yang patah. Lempeng tulang membuat tulang menjadi lebih besar dan lebih panjang seiring dengan kepadatan tulang yang juga meningkat. Struktur anatomis tulang pada anak mempunyai fleksibilitas yang tinggi sehingga ia mempunyai kemampuan seperti “biological plasticity”. Hal ini menyebabkan tulang anak-anak dapat membengkok tanpa patah atau hancur, sehingga dapat terjadi gambaran fraktur yang unik pada anak yang tidak dijumpai pada dewasa. Pada anak-anak, pertumbuhan merupakan dasar terjadinya remodeling (kembali ke bentuk anatomi normal). Pertumbuhan diafisis (bagian tulang yang sudah dewasa) tulang panjang akan menghasilkan pertambahan panjang tulang. Secara spesifik, keberadaan lempeng pertumbuhan, periosteum yang tebal, serta kemampuan tulang anak-anak yang elastik seperti karet, dan kemampuan mengalami remodeling adalah dasar dari gambaran fraktur yang khas pada anak-anak.

FRAKTUR (Patah Tulang)

Terdapat beberapa fraktur yang sering terjadi pada anak, antara lain fraktur garis rambut, fraktur green stick (seperti ranting patah) dimana tulang tampak membengkok tanpa adanya garis fraktur, dan fraktur buckle atau torus (kompresi). Fraktur-fraktur ini termasuk fraktur yang tidak berat dan stabil, dan sembuh dalam 2-3 minggu dengan immobilisasi. Sedangkan, fraktur intra-artikuler (di dalam sendi) atau fraktur melibatkan fisis (fisis, epfisis, metafisis) berpotensi lebih berbahaya dan dapat berakibat jelek di kemudian hari.
Penyembuhan fraktur pada anak-anak mulai saat lahir sangat cepat dan berangsur-angsur berkurang setelah anak bertambah usianya. Sebagai contoh, fraktur femur (tulang paha) pada bayi baru lahir akan sembuh dalam waktu tiga minggu, pada anak usia 8 tahun akan sembuh dalam waktu 8 minggu, anak usia 12 tahun akan sembuh dalam 12 minggu, dan seterusnya.

GEJALA

Apabila anak mengalami cedera, orang tua bisa saja curiga ia mengalami patah tulang bila menemukan gejala-gejala seperti :

  1. Adanya riwayat cedera/trauma.
  2. Timbul rasa sakit/nyeri dan terjadi pembengkakan, kemerahan/kebiruan serta terasa panas di daerah yang patah.
  3. Terjadinya perubahan bentuk/deformitas
  4. Menurunnya fungsi hingga tidak dapat digerakkan daerah anggota gerak yang mengalami patah.
  5. Keterbatasan lingkup gerak sendi.

PENATALAKSANAAN

Prinsip utama penanganan patah tulang pada anak adalah secara konservatif (tanpa operasi), baik dengan cara manipulasi tertutup atau pun traksi berkesinambungan. Sebagian besar fraktur pada anak-anak dan remaja akan ditangani dengan reduksi tertutup dan pembalutan dengan gips atau traksi. Satu-satunya cara untuk menahan reduksi adalah dengan menggunakan gips. Fungsi utama gips adalah mencegah supaya tidak terjadi pergeseran pada tulang yang patah atau retak, mempertahankan kedudukan tulang yang patah dengan baik sehingga tidak terjadi angulasi (perubahan bentuk), dan menghilangkan rasa nyeri dengan menghambat pergerakan kedudukan tulang yang patah. Rata-rata gips dipasang selama 2-8 minggu, bergantung dari jenis patahnya dan timbulnya tulang baru yang disebut callus (lem tulang). Callus ini mulai timbul pada anak-anak dalam waktu 10 hari-2 minggu, adanya callus sebagai tanda bahwa penyembuhan sudah mulai terjadi. Untuk memastikannya, perlu dilakukan foto rontgen terlebih dahulu. Dalam kurun waktu 5-6 minggu patah tulang bisa sembuh total.
Perlu dilakukan observasi klinis yang regular dan kompeten oleh dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi pada kasus patah tulang pada usia anak, karena anak-anak belum dapat mendeskripsikan rasa nyeri, gangguan sensori, dan sirkulasi atau tanda-tanda komplikasi lainnya.

Kunjungi Klinik Ortopedi Rumah Sakit Panti Rapih untuk mengetahui informasi lebih lanjut seputar kesehatan kesehatan tulang.

Ditulis oleh dr. Alexander Mateus, Sp.OT.
Dokter Spesialis Ortopedi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

Rating untuk artikel/halaman ini : 4.67/5 (6)

Mohon dapat memberikan rating

Partisipasi RS Panti Rapih pada Health Pandemic Expo 2020 5/5 (1)

Pada tanggal 16 – 25 Oktober 2020, RS Panti Rapih mendapatkan kesempatan untuk dapat melakukan talkshow edukasi kesehatan untuk awam, konsultasi gizi, konsultasi bidan, cek gula darah sewaktu dan sebagai media implementasi promosi layanan baru sebagai upaya meningkatkan kunjungan rawat jalan dengan berpartisipasi dalam acara Health Pandemic Expo di Hartono Mall. Acara ini melibatkan seluruh unit terkait terutama untuk mempromosikan layanan baru.

Berdasarkan kebutuhan konsumen yang berubah saat ini. RS Panti Rapih menciptakan layanan baru yaitu, Klinik Lucia, Klinik Katarina, Klinik Yacinta dan Klinik Golden Care. Klinik Lucia menyasar segmen wanita dan pria, Klinik Katarina menyasar segmen wanita dan pria yang obesitas, Klinik Yacinta menyasar segmen orangtua dan anak-anak dan Klinik Golden Care menyasar pada lansia. Layanan ini adalah upaya RS Panti Rapih dalam memberikan layanan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, sebagai strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien.

Acara Health Pandemic Expo ini sangat bermanfaat bagi RS Panti Rapih. Dengan acara ini, RS Panti Rapih mendapat kesempatan untuk mempromosikan layanan-layanan yang ada dan dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan lain. Tentunya hal  ini dapat membuat RS Panti Rapih semakin dikenal oleh masyarakat. Kedepannya, apabila ada kesempatan untuk mengadakan Expo, RS Panti Rapih dapat berpartisipasi.

Kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien mengenai layanan baru meliputi Klinik Lucia, Klinik Yacinta, Klinik Katarina, dan Klinik Golden Care dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, kegiatan pendukung seperti konsultasi gizi, konsultasi bidan dan cek gula darah sewaktu yang dilakukan oleh tim dapat berjalan dengan baik. RS Panti Rapih juga memberikan sovenir bagi pengunjung booth yang bersedia mengikuti media sosial RS Panti Rapih dan aktif bertanya pada saat Talkshow. Keseluruhan acara berlangsung dengan lancar, aman dan sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat. Setelah acara Health Pandemic Expo, seluruh petugas penjaga booth juga sudah di rapid test dan seluruhnya non reactive.

Melihat dari antusiasme pengunjung booth RS Panti Rapih, kegiatan Expo ini sangat bermanfaat untuk membantu mempromosikan layanan-layanan di RS Panti Rapih. Selain itu juga, dapat sebagai sarana untuk mensosialisasikan produk serta layanan yang dimiliki.

 

Rating untuk artikel/halaman ini : 5/5 (1)

Mohon dapat memberikan rating

Memahami Kejang pada Anak 5/5 (1)

Kejang Demam merupakan bentuk kejang akut, yang sering dijumpai. Kejang demam terjadi pada 2 – 4 % anak usia 6 bulan – 5 tahun. Kejadian kejang ini sering menakutkan bagi orang tua. Sebenarnya dalam 25 tahun terakhir diketahui bahwa kejang demam tidaklah menakutkan. Kejang Demam tidak berhubungan dengan adanya kerusakan otak dan hanya sebagian kecil saja yang akan berkembang menjadi epilepsi.

Definisi Kejang Demam adalah kejang yang disebabkan oleh kenaikan suhu tubuh minimal 37,8 derajat Celcius atau lebih dari 38,4 derajat Celcius tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit pada anak berusia 6 bulan – 5 tahun, dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.

Kejang demam diklasifikasikan sebagai Kejang Demam Kompleks bila bersifat fokal, berlangsung lama (>10 - 15 menit), atau berulang (> 1 kali serangan selama 24 jam demam). Sebaliknya Kejang Demam Sederhana adalah kejang yang berlangsung satu kali, singkat, dan bersifat umum. Anak dapat saja normal atau mempunyai kelainan neurologis. Anak biasanya berusia antara 6 bulan sampai 3 tahun dan paling sering pada usia 18 bulan. Bila kejang demam berlangsung terus sampai diatas usia 6 tahun atau pernah mengalami kejang tanpa demam maka dapat diklasifikasikan sebagai epilepsi

Kejang pada anak - RS Panti Rapih Yogyakarta

Penyebab demam tersering pada anak-anak adalah infeksi saluran pernafasan, radang telinga, diare, infeksi saluran kemih, dll.

Penyebab kejang demam tidak diketahui, faktor genetik memegang peranan penting. Menurut Berg et all, 24% anak yang menderita kejang demam, di keluarga dekatnya juga ada yang menderita kejang demam dan hanya 20% yang di keluarga dekatnya tidak menderita kejang demam.

Apakah kejang demam mempengaruhi kognitif ? Anak yang mengalami kejang demam jarang yang mengalami gangguan intelek dan belajar. IQ pada 42 anak dengan kejang demam tidak berbeda dengan saudara kandungnya (Ellenberg & Nelson). Tetapi kejang demam lama mengakibatkan IQ lebih rendah, dan kasus retardasi mental 5 kali lebih sering terjadi bila diikuti kejang tanpa demam.
Faktor risiko berulangnya kejang demam, adalah (1) riwayat kejang dalam keluarga; (2) usia kurang dari 18 bulan; (3) temperatur tubuh saat kejang, dimana makin rendah temperatur saat kejang makin sering berulang; dan (4) lamanya kejang sebelum kejang.

Adapun faktor risiko terjadinya epilepsi dikemudian hari adalah (1) sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologis atau perkembangan; (2) adanya riwayat kejang tanpa demam (epilepsi) pada orang tua atau saudara kandung; (3) kejang berlangsung > 15 menit atau fokal.

Pada umumnya kejang akan berlangsung singkat, kurang dari 5 menit, dan berhenti sendiri. Pengobatan saat kejang adalah suntikan diazepam intravena atau diazepam per rectal. Oleh karena demam merupakan pencetus terjadinya kejang, maka pencegahan kenaikan suhu tubuh adalah pendekatan yang utama.

Pengobatan yang dianjurkan saat ini adalah pemberian antipiretik dan diazepam oral atau diazepam rectal pada saat demam diatas 38,5 derajat Celcius. Pengobatan jangka panjang telah ditinggalkan akan tetapi pengobatan angka panjang dapat dipertimbangkan pada keadaan pasien dengan kelainan neurologis yang menetap, kejang fokal, kejang demam sering berulang, atau tinggal jauh dari fasilitas kesehatan. Obat yang digunakan adalah fenobarbital atau asam valproat. Serangan kejang sangat menakutkan bagi orangtua pasien, oleh karenanya edukasi dan dukungan empati yang cukup pada orang tua sangatlah diperlukan. Orang tua sebaiknya mengenali pada suhu berapa anak mulai kejang, menyediakan termometer pengukur suhu badan, obat penurun panas, dan obat penghenti kejang. Tindakan pada saat anak kejang perlu dipahami pada anak dan keluarga.

Kapan anak dibawa ke rumah sakit?

Ketika kejang berlangsung lebih dari 10 menit, kejang fokal, kejang berulang dalam 24 jam, demam tinggi lebih dari 39 derajat Celcius, jenis kejang lain dari biasanya, atau setelah kejang berhenti anak menjadi tidak sadar.

Tips atasi kejang demam untuk orang tua

  1. Segera beri penurun panas pada anak yang demam
  2. Suhu tubuh normal adalah 36-37 derajat Celcius
  3. Dinyatakan demam apabila suhu melalui termometer ketiak >37,2 derajat Celcius, melalui mulut/telinga >37,8 derajat Celcius dan melalui anus >38 derajat Celcius
  4. Kompres dengan air hangat
  5. Jangan diselimuti dengan selimut yang tebal
  6. Bila terjadi kejang jangan panik, segera longgarkan pakaiannya, buang semua yang menghambat saluran napas, miringkan posisi tubuh anak agar tidak tersedak, berikan obat antikejang yang disarankan dokter bila anak pernah riwayat kejang.

Kunjungi Klinik Tumbuh Kembang atau Klinik Anak Terpadu Yacinta Rumah Sakit Panti Rapih untuk mengetahui informasi lebih lanjut seputar kesehatan anak.

Ditulis oleh dr. Th. Noor Widiastuti, Sp.A.
Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

Rating untuk artikel/halaman ini : 5/5 (1)

Mohon dapat memberikan rating

Peringatan Hari Ulang Tahun RS Panti Rapih ke 91 5/5 (1)

Tepat pada tanggal 14 September 2020, Rumah Sakit Panti Rapih memperingati Hari Ulang Tahun yang ke 91. Suatu hal yang tidak biasa dimasa pandemi Covid 19 yaitu Misa Syukur diselenggarakan secara online. Misa online dipimpin oleh Rm. Adrianus Maradiyo, Pr dan Rm. Antonius Wahadi Martaatmaja, Pr. Misa syukur ini menggunakan protokol kesehatan yang ketat, dimana tidak dihadiri oleh umat (hanya dihadiri oleh panitia yang jumlahnya total 15 orang), menggunakan masker, menggunakan sarung tangan, menggunakan sarung microphone, serta jaga jarak. Acara misa syukur disiarkan secara live streaming dan dapat disaksikan di Channel Youtube RS Panti Rapih. Tema HUT RS Panti Rapih adalah Sukacita Panti Rapih Menjalani Peradaban Baru dengan Harapan Baru.

Rating untuk artikel/halaman ini : 5/5 (1)

Mohon dapat memberikan rating

Pelantikan Direktur Utama RS Panti Rapih 5/5 (1)

Pada tanggal 4 Januari 2020, terdapat acara Pengambilan Janji Jabatan dan Pelantikan Direktur Utama Rumah Sakit Panti Rapih, Masa Jabatan 2020 - 2023. dr. Vincentius Triputro Nugroho, MKes ditunjuk oleh Yayasan Panti Rapih untuk mengisi posisi Direktur Utama menggantikan dr. Teddy Janong, MKes yang menjabat selama 11 tahun (2009 - 2019). Pelantikan ini dihadiri oleh Mgr. Robertus Rubyatmoko (Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang) yang juga memimpin Misa Syukur, Rm. Macarius Maharsono Probho SJ, Rm. Adrianus Maradiyo, Pr, Rm. Yohanes Rasul Edy Purwanto, Pr, Rm. Antonius Wahadi Martaatmaja Pr, Dihadiri pula oleh Suster-suster CB, Yayasan Panti Rapih, Direktur Unit Karya, dan tamu undangan lain. dr. Vincentius Triputro Nugroho, MKes akan menjabat sebagai Direktur Utama RS Panti Rapih selama 3 tahun. Selamat berkarya drg. Vincentius Triputro Nugroho, MKes

Rating untuk artikel/halaman ini : 5/5 (1)

Mohon dapat memberikan rating

Pemeriksaan Laboratorium Penderita Demam Dengue (DF) dan Demam Berdarah Dengue (DHF) No ratings yet.

Demam Berdarah jenis ini ditemukan pertama kali pada tahun 1779 oleh David Bylon. Kemudian antara tahun 1953 sampai 1965, DHF dilaporkan terdapat di India, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Pada tahun 1959 flavovirus dengan tipe 2,3 dan 4 dapat diisolasi di Filipina dan tipe 1 dapat diisolasi di Thailand. Selama periode 1956 hingga 1992, di Indonesia telah dilaporkan sebanyak 255.980 kasus dan 9.980 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.

Etiologi Virus Dengue
Jenis Virus : Virus dengue
Famili: flaviviridae
Genus: flavivirus
4 serotipe: DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
Penularan: gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albofictus
Keempat serotipe ini mempunyai sifat antigen yang berbeda, sehingga bila terinfeksi dengan salah salah satu serotipe hanya akan memberikan kekebalan seumur hidup untuk serotipe tersebut, tetapi tidak memberikan kekebalan silang untuk serotipe lain

Diagnosis Laboratorium
A. Spesifik
1. Isolasi virus (Kultur)
Biakan sel dari nyamuk Aedes aegypti atau penderita, membutuhkan waktu 2 minggu, merupakan cara diagnosa laboratorium yang terbaik karena hasilnya langsung akan dapat diketahui sampai ada serotipenya (Gold Standard). Permasalahannya adalah tindakan sulit dan mahal biayanya.

2. Deteksi Antigen
identifikasi molekuler
a. Hibridisasi DNA-RNA dan atau amplifikasi segmen tertentu dengan metode PCR
- Mahal
- rumit
- membutuhkan peralatan khusus

b. Antigen NS1
Suatu glikoprotein non struktural dari gen virus dengue
- Mendeteksi semua jenis virus dengue
- Berhubungan dengan replikasi virus

c. Serologi:
Didasarkan atas timbulnya antibodi pada penderita yang terjadi setelah infeksi
- Haemagglutination Inhibition (HI)
- Complement Fixation
- Neutralization
- Enzyme Immuno Assay
- Ig M dan Ig G rapid

Ig M dan Ig G (Rapid)
- Rapid Captured Immunochromatographic Ig M dan Ig G
- Dapat mendeteksi infeksi dengue akut sekaligus membedakan infeksi primer – sekunder (15 menit)
- Membantu konfirmasi diagnosis klinis
- Dapat membedakan infeksi primer dan sekunder melalui penentuan (setting) cut-off level Ig M dan Ig G,
- Cut-off Ig M ditentukan untuk mendeteksi kadar antibodi yang secara khas muncul pada infeksi virus dengue primer dan sekunder.
- Cut-off antibodi Ig G ditentukan hanya mendeteksi antibodi kadar tinggi yang secara khas muncul pada infeksi virus dengue sekunder dan setara dengan titer HI > 1 : 2560 (tes HI sekunder)

B. Non Spesifik
Hematologi
Hitung trombosit (AT) -> menurun (trombositopenia)
- Virus secara langsung menyerang megakariosit dan mieloid & penghancuran trombosit oleh sistem retikuloendotelial
- mulai menurun pada fase demam (hari 2 - 3) mencapai jumlah terendah pada hari 5 akan meningkat kembali dengan cepat pada hari 6 –7 mencapai jumlah normal pada hari 7 – 10
- derajat terombositopenia berhubungan dengan beratnya penyakit

Hematokrit (Hmt) dan hemoglobin (Hb)
- Hmt meningkat > 20% -> hemokonsentrasi
- Hb -> bila terjadi perdarahan Hb menurun sehingga Hmt bisa menurun atau tetap meskipun terjadi hemokonsentrasi -> hati-hati bila Hmt untuk memonitor

Limfosit Plasma Biru (LPB) -> > 5%
Merupakan suatu limfosit reaktif karena adanya peningkatan DNAdalam nuleus dan RNA dalam itoplasma yang disebabkan oleh adanya respon imun terhadap virus

Jumlah lekosit (AL) dan Hitung jenis lekosit (HJL)
- Al menurun
- HJL ® monositosis
- Jumlah monosit absolut berbanding terbalik dngan jumlah trombosit
- Seakin tinggi jumlah monosit ® semakin banyak monosit yang terinfeksi -> penyakit semakin berat

Waktu prothrombin (PTT)
Untuk mengetahui adanya gangguan faktor ekstrinsik (faktor III dan faktor VII) -> memanjang

Activated prothrombin time (APTT)
Untuk mengetahui adanya gangguan faktor intrinsik (F XII, XI, IX, X, II dan I) -> memanjang

Fibrinogen -> turun
D-dimer, kalau meningkat menunjukkan adanya Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

Kimia
Transaminase (SGPT dan SGOT) -> meningkat

 

Pemeriksaan Laboratorium diperlukan untuk mengetahui apakah tubuh terkena Demam Berdarah Dengue atau tidak. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah Tes Darah Lengkap, NS1, dan Imunoglobulin.

Informasi & Pendaftaran Laboratorium RS Panti Rapih

0274 563333 ext 1050 (24 jam)

Kunjungi Laboratorium Rumah Sakit Panti Rapih untuk mengetahui informasi lebih lanjut seputar virus Dengue.

 

Ditulis oleh dr. Tri Djoko Endro Susilo
Kepala Instalasi Laboratorium RS Panti Rapih

Rating untuk artikel/halaman ini : No ratings yet.

Mohon dapat memberikan rating